NovelToon NovelToon
Nightmare System

Nightmare System

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / zombie / Sistem / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:42.4k
Nilai: 5
Nama Author: Mobs Jinsei

Bagaimana jika kita bangun tidur sudah ada uang di sebelah kita dan bukan hanya uang, terkadang barang yang kita perlukan juga bisa tersedia. Memang sekilas terdengar enak dan mudah, tapi hampir setiap hari kita mimpi buruk dan berpetualang di dunia yang berkebalikan dari dunia nyata, jika di dunia nyata ada manusia, di dunia mimpi ada zombie yang merepresentasikan sifat sifat manusia di dunia nyata.

Kisah ini adalah kisah seorang pemuda dan adiknya yang sedang menghadapi masalah berat, mulai dari di minta cuti paksa karena belum membayar biaya kuliah sampai kekasihnya hamil oleh sahabatnya sendiri. Dia tidak sengaja "menemukan" sistem ini dan memulai petualangannya di dunia mimpi buruk untuk merubah dunia nyata di sekitarnya dan mengatasi masalah besar yang menimpa dirinya dan adiknya.

Genre : Fiksi, drama, comedy, fantasi, sistem, sedikit horor.

Mohon tinggalkan jejak ya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 25

Santi terus menunduk di depan Rudi sambil melihat ke arah belakang Rudi, dua orang yang di lihat Santi ternyata benar Lisna dan Rahman, mereka duduk hanya berbeda satu kursi dari tempat duduk Santi, Rudi dan Rina. Langsung saja Rina menoleh melihat ke belakang, dia kembali menoleh ke depan,

“Ga kenal,” ujar Rina.

“Iya lah, lo memang ga kenal Rin,” ujar Santi berbisik.

“Kenapa sih ga kita tegor aja, kenapa ngumpet ngumpet, aneh lo,” ujar Rudi kepada Santi.

“Ntar liat gue dia kabur lagi, kalo lo mau tegor ya tegor sono,” ujar Santi.

“Ya udeh, gue tegor, awas Rin,” ujar Rudi berdiri.

Dia langsung minta Rina bergeser ke depan Santi, Rudi berbalik, dia melihat wajah Rahman yang kaget melihat Rudi, karena sudah kelihatan langsung saja Rudi berdiri di sebelah meja Rahman dan Lisna.

“Halo Lis, Man, pa kabar ?” tanya Rudi.

“Eh...elo Rud, baik baik aja, lagi nemenin Lisna gue, duduk sini,” ujar Rahman dengan suaranya yang kemayu dan bergeser.

Rudi langsung duduk di sebelah Rahman, dia melihat Lisna yang menunduk menutupi wajahnya dengan rambutnya yang panjang,

“Lis ? lo kenapa ?” tanya Rudi.

“Ng...ga apa apa, (menoleh kepada Rahman) Man, gue jalan ya,” jawab Lisna.

“Udah Lis, ga apa apa, ada gue di sini, iya ga sih. Rud, lo ga maksud ngapa ngapain kan ?” tanya Rahman.

“Ga ada maksud apa apa, gue cuman mau ngobrol aja,” ujar Rudi.

“Tuh denger Lis, ga apa apa lagi, mending di kelarin kan daripada lo nanggung semua sendirian,” ujar Rahman.

Lisna mengangkat kepalanya, Rudi yang melihat wajah Lisna sedikit kaget karena wajah Lisna yang cantik terlihat sangat pucat, di bawah matanya berkantung seperti orang yang habis bergadang berhari hari, wajahnya terlihat ketakutan dan merasa tidak enak. Rudi sedikit mengerti apa yang di alami Lisna,

“Um...Rud, sori banget ya, gara gara gue, lo jadi putus sama Farah dan berantem sama Doni,” ujar Lisna.

“Oh soal itu, santai aja Lis, gue udah balikan kok sama Farah,” balas Rudi.

Lisna langsung mengangkat wajahnya dan menatap wajah Rudi dengan heran, dia melihat Rudi yang terlihat santai dan senyum di depannya seperti biasanya. Lisna menoleh melihat Rahman dan mulut Rahman bergerak, “gue bilang juga apa,” ujarnya tanpa mengeluarkan suara.

“Beneran ya Rud, trus Doni gimana, bukan Farah udah....” ujar Lisna.

“Masalah itu sudah beres, lo ga usah merasa bersalah lagi, lo juga korban kan sama seperti mereka, lagian kalau ada yang mau gue salahin ya si Doni ama temen lo tuh, siapa namanya ? Eko ya,” ujar Rudi memotong ucapan Lisna.

“Tuh kan Lis, syukur ya Lis,” ujar Rahman senang.

“Man, kok lo bisa sama dia sih ? lo pacaran ya sama dia ?” tanya Rudi.

“Ih ya kaga lah, die minta gue temenin, gue juga kan ga tega, lo semua temen gue,” ujar Rahman sambil menepuk pundak Rudi ala banci.

Rudi melihat ke arah Lisna yang sudah terlihat lebih baik dari sebelumnya, tiba tiba Lisna berdiri dan berjalan keluar dari kursinya,

“Gue ke toilet dulu ya,” ujar Lisna.

Tiba tiba Rudi menarik lengan Lisna, dia menarik baju lengan panjang Lisna dan melihat pergelangan tangannya, Rudi kaget ternyata pergelangan Lisna di perban dan sepertinya perbannya baru di pasang.

“Tangan lo kenapa Lis ?” tanya Rudi.

Lisna menarik tangannya dan menurunkan kembali bajunya, dia langsung berjalan keluar dari food court untuk pergi ke toilet, Rudi langsung menoleh melihat Rahman,

“Lo tau Man ?” tanya Rudi.

“Gue pengen ceritain, tapi gue ga enak sama Lisna, lo tanya dia aja yeh,” ujar Rahman.

Rudi menoleh melihat Santi dan Rina yang sedang melihat dirinya, dia melambaikan tangan kepada keduanya. Santi dan Rina langsung berdiri menghampiri Rudi,

“San, Rin, gue minta tolong, ikutin Lisna gih ke toilet, awasin aja,” ujar Rudi.

“Jeh...lo gimana sih, gue kan ngumpet, ntar dia kabur ga liat gue, dah tau dia ga mau di ajak ngomong ama gue,” ujar Santi.

“Dah kak Santi tunggu disini, biar gue aja, bentar ya,” ujar Rina yang kemudian berjalan keluar dari foodcourt.

Santi langsung duduk di depan Rahman, Rudi juga langsung duduk di depan Rahman, keduanya melihat Rahman dengan tatapan tajam,

“Ceritain aja Man,” ujar Rudi.

“Iya, lo kan tau, gue, Farah ama Lisna temen deket, kita juga akrab kan sama lo,” ujar Santi.

Rahman melihat Rudi dan Santi serius, dia menoleh melihat pintu masuk food court akhirnya dia mulai bercerita. Sejak kejadian itu, Eko mengancam Lisna karena, Eko memfoto Lisna yang telanjang di kamar dan mengancam akan menyebarkannya kalau Lisna tidak menurutinya. Selama ini Lisna menurutinya dengan pergi ke kos kosan Eko dan kadang Eko tidak sendirian di kos kosannya, dia malu ketemu dengan Santi dan Farah di tambah merasa tidak enak. Tapi belakangan ketika dia tahu ayah Doni sedang kasus, dia mengancam Lisna supaya Lisna mendekati Farah agar Farah jatuh ke tangannya.

Tentu saja Lisna tidak mau dan memilih untuk kabur, setelah itu Lisna mengganti nomor smartphonenya dan tinggal bersama Rahman di kos kosannya. Kemudian ketika mendengar sesuatu terjadi pada Bambang, Lisna menjadi sangat ketakutan, itulah alasannya kenapa Rahman mengajaknya keluar hari ini.

“Bang****\, yang mana sih Eko orangnya\, gila gue penasaran banget\,” ujar Rudi geram.

“Sabar Rud, (menoleh melihat Rahman) lo tahu kabar si Doni ga ?” tanya Santi.

“Ga tahu gue San, gue ga denger kabarnya,” jawab Rahman.

“Trus kenapa tuh tangannya di perban ?” tanya Rudi.

“Um...dia coba bunuh diri semalem pas gue lagi kelua bentar, untung gue keburu pulang, kalau ga fatal tuh, ya langsung gue bawa ke puskesmas dan kemari, semua gara gara dia denger kabar soal Bambang di grup,” ujar Rahman.

“Iya juga, gue kaga masuk grup jadi gue kaga tahu,” ujar Rudi.

[Cepat pergi ke toilet, Rina dalam bahaya.]

Terdengar suara di kepala Rudi, langsung saja Rudi berdiri dan menyuruh Santi juga Rahman menunggu di foodcourt menjaga tas miliknya, dia langsung berlari ke toilet. Begitu sampai, dia melihat Rina sedang merentangkan tangan menghalangi Lisna yang berlindung di belakangnya, di depannya ada seorang pria kurus tinggi yang sedikit bungkuk memakai jaket hitam, Rudi langsung menghampiri Rina.

“Lo mau minggir ga, gue ada urusan sama cewek di belakang lo,” teriak pria itu.

“Kaga, lo mau ngapain ama kak Lisna, pegi lo dasar tukang madat,” teriak Rina.

“Anj*** lo\, lo belom tau siapa gue ya\,” ujar pria itu mengangkat tangannya.

Rina memejamkan mata, tapi dia tidak merasakan apa apa, dia membuka sebelah matanya dan melihat Rudi memegang tangan pria itu dan memelintirnya ke belakang,

“Lo siapa hah, berani banget lo ama ade gue,” ujar Rudi.

“Dia maen tarik kak Lisna aja kak,” ujar Rina.

“Lo mau lepasin gue kagak, lo cari masalah nih ama gue, lo tau ga siapa gue,” ujar pria itu.

“Gue kaga tau dan kaga peduli, lo mau apa sama Lisna,” ujar Rudi.

“Bang*** lo\, liat lo ya\, gue bikin idup lo ga tenang\, lepasin gue\,” teriak pria itu.

Suasana di sekitar toilet menjadi ramai, banyak pengunjung yang menonton, Lisna langsung mendekati Rudi dan berbisik di telinga Rudi. Wajah Rudi langsung berubah dan melepaskan pegangan tangannya, tapi ketika sang pria menoleh ke belakang, dia melihat sebuah tinju sudah berada di depan wajahnya, “buaaak,” pria itu langsung terpental jatuh ke belakang, dia melihat Rudi sambil membersihkan hidung bengkuknya yang berdarah.

“Anj***\, lo bikin gue mimisan\, kena lo ntar ama gue\,” ujar pria itu.

“Jadi elo yang namanya Eko ya, jangan harap lo keluar dari sini dalam keadaan hidup,” “krek.” Rudi berdiri di depan Eko dan membunyikan tangannya.

1
Andalas 476
Jiaahh... barusan banget dapet 11 juta tuh....kog jadi 1 juta !??
Andalas 476
coba bayangin ZOMBIE lagi bermesraan...🤔😵😂
Andalas 476
Lah... knp juga gk pake bahasa ibu Pertiwi ,Thor...😵
ini yg kdg bkin males bacanya..
Jeme Sham
Luar biasa
Amelia putri
bekas orang jijik gue author goblok pekok
Amelia putri
11 JT JD 1 jt
Sky
keren🤩👍👍👍
Ryan Jacob
semangat Thor
hasbullah 123
novel ini seharusx semua berbahasa indonesia biar ngerti man TDK semua org bisa bahasa asing
Andri Suwanto
ckckck males baca ku kira op nya ke dunia nya mimpi doang
Fabrigio
plotnya sangat keren
Mobs Jinsei: thanks kaka
total 1 replies
Anton Saputra Idola
kerenz &fresh,ceritanya benar benar baru Dan beda dengan novel yang udah Saya Baca. lanjuuuuuttt thor
Mobs Jinsei: thanks kaka
total 1 replies
Fabrigio
Thor, entar novelnya jangan hiatus
Mobs Jinsei: iya kak
total 1 replies
Fabrigio
pengen baca, tapi nabung chapter novel ini adalah magnet untuk seluruh orang, jadi semangat terus ya Thor
NICKNAME
klo bisa ga usah ke bahasa inggris jadi kurang seru
Zexonfy
aku pergi
anggita
tiap chapter ceritanya cukup panjang👌👏👍
anggita
ikut ng👍like aja, smoga sukses novelnya Thor...
Mobs Jinsei: makasih kaka
total 1 replies
Fabrigio
Thor, cepat update, para rider mau nungguin
eko supriyanto
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!