Takdirku di tentukan oleh diriku sendiri, jika ada yang mengatakan aku lemah,akan aku hancurkan dengan pedangku,jika ada yang mengatakan aku sampah akan aku bunuh dengan pedangku, jika seluruh dunia ingin menundukkan aku, akan ku tebas dengan pedangku sekalipun itu adalah Dewa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jin kazama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Jika kau tidak puas, ayo bertarung di arena hidup dan mati.
Bab 25. Jika kau tidak puas, ayo bertarung di arena hidup dan mati.
"Yang Mulia Raja, bolehkah saya memberikan pendapat !" Ucap sosok itu tenang dan maju ke depan sambil membungkukkan badan. Dan sosok itu tidak lain adalah Revan. Sang Pangeran kesembilan
Mendengar ucapan putranya, Raja Julian mengerutkan kening lalu berkata
"Pangeran ke sembilan, pendapat apa yang ingin kamu sampaikan ?" Tanyanya.
"Sebelumnya, untuk para tamu yang terhormat perkenalkan namaku adalah Revan Alexander. Pangeran ke sembilan dari Kerajaan Varmillion."
Sejenak dia terdiam untuk memandang sekeliling, setelah beberapa saat kemudian dia tersenyum dan lanjut berkata
"Tanpa perlu banyak berbasa basi lagi, aku hanya ingin menyampaikan pendapat yang ada di dalam fikiranku. Mengenai lamaran dari Pangeran Bimo dari Kerajaan Golden Eagle, mengapa kita tidak bertanya kepada Putri Shopia ? Bukankah dia yang akan menjalani pernikahan ini ? Menurut saya kita harus mendengarkan pendapatnya apapun yang terjadi." Kata Revan dengan tenang namun tegas.
Melihat tatapan tenang dan tegas di mata putranya tanpa rasa takut sedikitpun membuat Raja Julian langsung tertegun. Namun beberapa detik kemudian dia tersenyum puas.
"Ya, tidak ada perlu di takutkan. Shopia adalah adik iparku sendiri ! Apa yang membuatku banyak berfikir?
Peperangan ? Memangnya kenapa ? Kerajaan Varmillion bukanlah Kerajaan yang lemah."
Jika ada seseorang yang datang menindas, maka bersikaplah dengan tegas.
"Baiklah, pendapatmu masuk akal. Aku akan segera memanggilnya kemari" Ucap Raja Julian.
Tiba tiba sebuah suara menggema dari sudut ruangan.
"Tidak perlu Yang Mulia, saya ada di sini".
Sesosok wanita cantik muncul dengan memakai gaun berwarna putih bersih, wajahnya cantik bak bidadari yang turun dari langit. Kulitanya halus dan bersih seperti batu giok. Matanya yang bulat berkedip penuh dengan tekad.
"Oh, sebuah kebetulan kalau begitu Shopia, bagaimana menurutmu tentang lamaran dari Pangeran Bimo ini ! Tanya Raja Julian.
"Aku menolak" Kata Shopia dengan tegas dan penuh keyakinan, matanya berkedip kedip memancarkan Kilauan yang begitu dingin saat menatap ke arah Pangeran Bimo.
Mendengar penolakan mentah mentah dari Shopia membuat Bimo yang selalu bangga pada dirinya sendiri menjadi marah.
"Shopia ! Beraninya kamu menolakku ! Apakah kau tidak siapa aku !" Ucapnya dengan dingin. Matanya yang tajam penuh dengan niat membunuh.
"Aku tahu, kau adalah Pangeran cabul yang selalu menghabiskan waktu di rumah Bordir untuk bermain dengan banyak wanita. Orang sepertimu ingin melamarku ? Huh ! Bermimpilah !" Kata Shopia dengan amarah yang terlihat jelas di wajahnya yang cantik.
Mendengar Pangeran Bimo di hina di depan banyak orang, salah satu pengawal tidak tahan lagi untuk mengumpat dan meraung.
Melihat perubahan ekspresi pihak lawan Revan yakin jika dia pasti anak memaki Anggota keluarganya.
Jadi dengan santai Revan mencabut pedangnya dan melambaikannya dengan santai.
Tidak ada riak energi, tidak ada suara, tidak ada fluktuasi yang terlihat. Itu sangat tenang, setenang air yang mengalir. Namun, tiba tiba terdengar suara dari seseorang
"Dasar Jalang, beraninya kamu menghi...
SLASH !
PLUK !
Belum sempat pengawal itu menyelesaikan perkataannya tiba tiba lehernya jatuh ke bawah dan menggelinding tepat di kaki Pangeran Bimo.
"Apa ! Mati ! Kesatria pedang bintang 7 mati begitu saja !" Semua orang bergidik ngeri. Itu adalah pembunuhan instan. Itu juga sangat cepat.
Itu adalah serangan pedang dari Pangeran kesembilan. Semua orang melihatnya. Tapi tidak ada yang menyangka jika ayunan pedang yang begitu santai dan tenang itu mengandung kekuatan yang mengerikan.
Itu adalah kekuatan untuk membunuh musuh dengan satu serangan pedang.
"RAJA PEDANG."
Hanya Kalimant itu yang saat ini ada di benak orang orang.
Lalu sebuah suara tiba tiba terdengar.
"Jika kau menghinaku satu kali maka aku akan menoleransinya, tapi jika kau menghina anggota keluarga yang aku sayangi hanya ada satu kata
"MATI."
Seketika kerumunan menjadi gempar, kabar Pangeran kesembilan yang membunuh lawannya dengan satu pedang sebentar lagi pasti akan menjadi berita utama di seluruh wilayah selatan.
"Raja Pedang" itu adalah sebuah gelar bagi pada pengguna ilmu pedang yang sudah mencapai tingkatan tertentu dalam pemahaman ilmu pedang.
Ada beberapa nama gelar yang di berikan kepada seseorang yang sudah mencapai tingkatan tertentu.
Gelar gelar ini adalah
Ahli pedang
Master pedang
Raja pedang
Kaisar pedang
Dewa pedang
Ahli pedang adalah seseorang yang mengabdikan hidupnya untuk menempuh dan mempelajari tentang ilmu pedang.
Master pedang adalah seseorang yyang kemampuan pedang nya sudah meningkat di atas ahli pedang. Master pedang dapat mengontrol pedang dengan lebih baik dan gerakannya lebih cepat dari pengguna pedang biasa.
Raja pedang adalah seseorang yang sudah mencapai kemampuan untuk menyatu dengan pedang. Bisa menggunakan pedang dengan gerakan yang lebih cepat berkali kali lipat dari seorang master pedang.
Kaisar pedang adalah seseorang yang sudah membangkitkan hati pedang bisa menciptakan pedang dengan satu pikiran. Bisa membunuh lawan dalam sekejap tanpa tau bagaimana dia mati.
Dewa pedang adalah seseorang yang sudah menguasai keterampilan pedang dengan sangat sempurna, bukan hanya mampu menciptakan pedang dan menyatu dengan pedang tapi pada tahap ini dia bahkan mampu membunuh seseorang dengan satu tatapan.
Gelar gelar di atas bisa di dapatkan melalui pemahaman tertentu dari seseorang yang mempelajari ilmu pedang. Tidak tergantung pada usia, mau itu tua ataupun muda. Jika mereka mendapatkan ketenangan pikiran dan pencerahan. Mereka akan mencapai tingkatan tertentu pada ilmu pedang.
Kembali ke cerita.
Mata Pangeran Bimo terbelalak sempurna, wajahnya pucat pasi dan mulutnya menganga lebar karena keterkejutan dan rasa ketidakpercayaan yang luar biasa.
Hatinya bergetar dan jiwanya berguncang hebat, ini adalah pertama kalinya dia melihat seseorang yang bisa membunuh dengan sangat cepat. Begitu cepat dan itu setara dengan satu kedipan mata.
Yang lebih mengerikan lagi adalah yang di bunuh bukanlah Kesatria pedang dengan level yang rendah, ini adalah Kesatria pedang bintang 7. Bintang 7 ! Dan itu mati dalam sekejap tanpa bisa berbuat apa-apa untuk melakukan perlawanan.
Jika Kesatria pedang bintang 7 saja bisa mati, lalu bagaimana dengannya ? Bukankah dia bisa membunuhnya dengan lebih cepat lagi. Kekuatannya hanya setara dengan Kesatria pedang bintang 5 level 4. Itu seperti semut yang berhadapan dengan gunung. Gunung besar yang sangat tinggi.
Bahkan dua pengawal yang lain juga memiliki ekspresi jelek di wajah mereka. Wajah mereka muram dan penuh dengan ketidakberdayaan.
Anak muda di depan mereka bukan hanya seorang jenius dalam ilmu pedang, tapi Raja pedang. Keberadaan mengerikan macam apa ?
Jangankan Raja pedang, bahkan jika itu adalah master pedang mereka masih harus menundukkan kepala dengan hormat.
Dia monster, monster yang sesungguhnya.
Berapa usianya ? Dari raut wajahnya dia bahkan masih terlihat begitu muda, dari fitur wajahnya dia seperti berada di usia 15 tahun.15 tahun. Raja pedang di usia 15 tahun. Ini sungguh menakutkan.
"Pemuda ini berbahaya, mereka bertiga tidak bisa melawannya, setidaknya untuk saat ini."
Kata kata itulah yang menggema di benak mereka masing masing.
"Karena Putri Shopia sudah menolak, sekarang bagaimana menurut pendapatmu Pangeran Bimo?" Ucap Revan penuh penekanan. Bahkan bersamaan dengan nada suara yang menekan itu samar samar semua orang bisa merasakan aura membunuh yang pekat dan mengerikan. Namun dalam sekejap mata aura membunuh itu lenyap bagai tak pernah terjadi.
Dengan menggeretakkan giginya Bimo berkata
"Baik, aku akan pergi. Tapi ingat ini tidak akan berakhir begitu saja dengan mudah. Kerajaan Golden Eagle tidak akan menerima penghi...
Sebelum Pangeran Bimo menyelesaikan kata katanya, Revan segera memotongnya dan berkata dengan lugas
"Tidak usah banyak bicara, jika kau tidak puas, ayo bertarung di arena hidup dan mati".
apa gak ada