Clara yang tak tau apa-apa.. malah terjebak pada malam panas dengan seorang pria yang tak dikenalnya akibat dari jebakan seseorang. Dan dihadapkan pada kenyataan jika dirinya tengah hamil akibat malam panas pada malam itu.
Akankah clara mempertahankan kehamilannya itu, atau malah sebaliknya? Dan siapakah pria yang telah menghamilinya? Dan siapa yang telah menciptakan konspirasi tersebut?
Yuk simak kisah clara disini!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Shine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
"Baiklah, kau lanjutkan pekerjaanmu, dan terimakasih atas informasinya," ucap Clara.
"Sama-sama, Nona," ucap wanita itu. "Emm... Tapi Nona, saya mohon jangan beritahukan kepada siapapun jika saya yang memberitahu hal ini pada, Nona. Karena saya tidak ingin jika nanti saya dipecat gara-gara hal ini. Zaman sekarang mencari pekerjaan susah, Nona," pinta wanita itu.
"Kau tenang saja.. Saya tidak akan memberitahukan siapapun. Oh ya, omong-omong, siapa namamu?"
"Kinara, Kinara Stevani," wanita itu menyebutkan serangkaian nama memperkenalkan diri.
"Hm... Nama yang indah," puji Clara.
"Terimakasih, Nona."
Clara tersenyum sembari berucap, "Baiklah Stevani... Eh, tak apa kan saya memanggilmu Stevani?"
"Terserah pada Nona saja."
"Baguslah, jika kau tak keberatan. Kalau begitu, saya pergi dulu."
"Silahkan, Nona."
***
"Anda yakin kita akan pergi sekarang?" tanya asisten Leo sembari terus berjalan mengiringi langkah tuan Arkhana. Karena sebenarnya dirinya tak percaya dengan Bella yang terus saja mencari-cari kesalahan Clara.
"Hm, kita harus menghadiri pertemuan itu terlebih dahulu. Jika masih ada waktu, kita kembali," putus tuan Arkhana.
"Baiklah tuan, terserah pada Anda saja."
***
"Wah wah wah... Anda di sini rupanya Pak Bayu?!" seru Clara saat telah melihat rekan yang dicarinya.
"No-nona!" ucap pak Bayu seraya langsung berdiri saking terkejutnya, diikuti oleh beberapa karyawan yang juga berada di sana.
"Terimakasih sudah menunggu saya, pasti Anda lelah bukan..?! Saking lelahnya sampai harus menunggu saya di sini dan membiarkan saya untuk menyusul Anda kemari. Hebat." sindir Clara, seraya menyisir setiap orang yang berada di sana dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Ti-tidak Nona, sa-saya__"
"Saya tidak butuh penjelasan Anda," sela Clara. "Apa urusan Anda di sini sudah selesai? Jika sudah, kita pergi sekarang," lanjutnya, dan yang langsung berjalan mendahului pak Bayu.
"Dia sebenarnya siapa sih?" ucap salah seorang yang juga berada di sana seraya terus memperhatikan kepergian Clara yang kian menjauh.
"Apa kau tak tau?! Dia itu Nona Azura.. Desainer perhiasan terkenal dengan bayaran termahal saat ini," ucap yang lannya.
"Saya juga tau jika soal itu! Yang saya tanyakan di sini.. Kenapa dia yang hanya seorang pendatang bisa berani memerintah kita? Sedangkan nona Bella saja yang direktur utama di sini biasa saja, tidak pernah seperti yang nona Azura itu lakukan sekarang ini.. Benar bukan?"
"Ya, kau benar."
Dan hampir semua orang yang berada di sana menyetujui apa yang dikatakan salah satu dari mereka.
"Kau Bayu. Seharusnya kau melawan saja.." usul orang itu.
"Sudahlah. Kalian berkata seperti itu karena kalian belum menerima gilirannya saja. Suatu hari nanti, akan aku pastikan jika satu persatu dari kalian akan mengalami hal seperti yang saya alami dan rasakan hari ini," ucap pak Bayu. "Aku pergi."
"Sialan tuh si Bayu! Apa dia menyumpahi kita?!"
"Sudahlah, biarkan saja dia. Dia saat ini sedang stres mengingat nasibnya yang antara lanjut atau udahan."
"Hubungan dong..!!" seru semuanya yang kemudian tertawa bersama.
Diperjalanan menuju gudang, Clara yang sedang kesal akibat karyawan-karyawan yang tak tau aturan itu membuat dirinya tak memperhatikan jalan sehingga dirinya tak sengaja menabrak seseorang yang datang berseberangan dengannya.
Untung saja Clara tak sampai terjatuh, sehingga tak menurunkan pamornya di depan karyawan lain.
Clara tidak terjatuh, itu dikarenakan ada tangan kekar yang dengan sigap menangkap tubuhnya yang sedikit terhuyung akibat tabrakan.
"Parfum ini lagi," ucap Clara dalam hati seraya langsung membuka matanya yang sempat terpejam. Membuat netra nya tak sengaja bertabrakan dengan mata yang begitu mirip dengan mata sang anak.
Clara pun segera bangkit dan mengalihkan pandangannya.
"Terimakasih, saya permisi," ucap Clara dan kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti akibat insiden tak terduga.
"Tuan, Anda baik-baik saja?" tanya asisten Leo setelah Clara pergi.
"Saya baik-baik saja. Ayo, kita sudah hampir terlambat."
***
"Kenapa lama sekali?" tanya Clara yang duduk menunggu kedatangannya di ruangan pak Bayu.
"Maaf Nona, tadi saya mampir ke kamar kecil lebih dulu," jawab pak Bayu seraya akan duduk di hadapan Clara. Namun tak jadi, karena Clara lebih dulu bangkit dan berjalan keluar, membuat dirinya mengurungkan niatnya untuk duduk.
"Buka," perintah Clara saat telah sampai di depan sebuah gudang penyimpanan bahan-bahan untuk membuat perhiasan.
Dan suara Clara itu, seketika menyadarkan pak Bayu dari segala pertanyaan di benaknya, mengenai Clara yang setahunya baru kali kedua ini ke Sierra pearl, tapi seperti sudah lama mengetahui seluk beluk dalam Sierra pearl. Dan seperti saat ini, hingga keduanya berada di depan gudang, Clara lah yang menjadi pemimpin jalan tanpa bertanya arah-arahnya di mana.
Pak Bayu pun segera membuka kunci gembok tersebut dan menelan semua pertanyaannya sendiri.
sesampainya di dalam.. Tanpa membuang-buang waktu Clara langsung mengecek dan melihat semua yang ingin dirinya lihat.
Saat melihat salah satu mentahan di sana, Clara mengernyit dan segera menghampiri benda tersebut karena merasa ada yang aneh.
Segera Clara mengambil sedikit sampel untuk dirinya bawa pada alat pengecekan.
Dan benar saja, mentahan itu telah dicampur dengan bahan lain sehingga tak lagi murni.
"Siapa yang menyuruhmu melakukan ini?" tanya Clara.
"I-itu... Sa-saya tidak tau Nona," ucap pak Bayu terbata-bata. "Karena sejak saya menggantikan pak Baskara semuanya sudah berjalan seperti ini. Saya hanya melanjutkannya saja."
"Kau jangan berbohong! Sedari paman.. Maksud saya pak Baskara. Sedari beliau menjabat jabatan yang saat ini Anda kerjakan, tak pernah beliau melakukan hal rendah semacam ini," sanggah Clara. "Jadi Anda sekarang jujur saja. Siapa yang memerintah Anda untuk melakukan hal itu?"
"Sa-saya tidak tau Nona," pak Bayu tetap saja mengelak.
Beberapa waktu Clara terbuang percuma hanya untuk berdebat dengan pak Bayu yang tetap kekeuh tak mau mengaku.
Clara yang sudah merasa bosan pun berucap, "Buang semua itu!" tunjuk Clara ke arah yang menurutnya sangat merugikan bagi perusahaan maupun konsumen.
"Apa, Nona?" pak Bayu bertanya untuk memastikan jika pendengarannya tidaklah salah.
"Selain bodoh apakah Anda juga tuli?" ucap Clara disertai dengan tatapan tajam.
"Tapi Nona ini__"
"Saya bilang buang ya buang!!" sentak Clara. "Ooh... Atau jangan-jangan ini semua hasil dari pemikiran Anda sendiri? Sehingga Anda tidak rela jika membuangnya?!" tuduh Clara.
"Tidak Nona. Bukan itu maksud saya. Tapi__"
"Buang," ulang Clara. "Jika sampai saya masih melihat semua ini nanti...., Maka Anda akan tau siapa Azura ini sebenarnya. Yang bisa berbuat diluar dugaan Anda. Anda mengerti?!!" ancam Clara.
"Me-mengerti, No-nona," jawab pak Bayu dengan kepala menunduk.
Setelah mendengar apa yang ingin Clara dengar, Clara pun segera berlalu pergi, tanpa pamit.
Pak Bayu yang melihat kepergian Clara semakin menjauh, diapun segera meraih ponselnya untuk menghubungi seseorang.
"Halo..."
***
"Huh, menyusahkan saja. Tidak ada yang benar di perusahaan ini," tutur Clara seraya memejamkan matanya, mencoba kembali merilekskan pikirannya yang kusut saat telah berada di ruangannya.
Gubrak!!
Baru saja Clara memejamkan mata, tiba-tiba pintu ruangannya terbuka dengan sangat keras dan kasar dari luar. Membuatnya yang kaget seketika langsung membuka mata dan bangkit dari duduknya.
"Apa yang kau lakukan, hah?!!"