"Sekarang kita memang sudah menikah, tapi bukan berarti kamu berhak atas diriku! Semua ini aku lakukan atas kemauan kakek dan Putri ku. Karena bagiku kau tetaplah baby sitter putri ku! Camkan itu!" ucap Revan dingin.
Deg
Sakit itulah yang di rasakan oleh Anin, mendengar ucapan mantan majikannya barusan yang sekarang sudah menjadi suaminya itu. Kalau memang tidak suka dengan perjodohan ini kenapa lelaki itu harus menerimanya.
"Saya tahu tuan, saya sadar diri siapa saya." balas Anin.
Bagaimana dengan kisah mereka berdua? jangan lupa mampir ya ke novel baru Author.. hanya di Novel Toon 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Ziah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 25
Dua bulan telah berlalu dan tidak ada yang berubah dengan hubungan Revan dan Anin. Revan dengan kesibukannya dan Anin sibuk dengan mengurus Kakek Ray maupun Yuna. Sejak Revan marah pada dirinya serta melarang untuk membantu mengurus lelaki itu, apalagi menyentuh barang-barang milik Revan, Anin tidak memperdulikan lelaki itu lagi. Walaupun mereka satu kamar, mereka sama sekali tidak bertegur sapa kecuali adanya Yuna di sisi mereka. Anin benar-benar cuek pada Revan.
Revan sendiri sudah kembali bisa berjalan dengan normal dan dia sudah kembali masuk ke kantor melakukan rutinitas nya. Hari ini Revan memutuskan untuk pulang tepat waktu, dia tidak mengambil lembur. Revan juga membawa beberapa berkas yang belum dia selesaikan di kantor dan dia akan menyelesaikan dirumah nanti.
Tepat pukul lima sore Revan sudah keluar dari kantor. Dia kemudian melajukan mobilnya menuju rumah nya. Setengah jam Revan pun sampai mungkin jika macet dua puluh menit saja dia sudah sampai di rumahnya.
"Loh Van sudah pulang?!" tanya Kakek Ray yang lagi nonton tv. Melihat Revan sudah tiba di rumah kakek Ray pun bertanya. Karena tidak biasanya Revan pulang jam lima sore paling cepat biasanya cucunya itu pulang kerumah pukul 7 malam dan paling lama ya sekitar pukul 12 malam. Kecuali kalau ada janji dengan Yuna pasti akan pulang cepat.
"Iya kek. Gak tahu nih kek hari ini tubuh Revan terasa sangat lelah, jadi Revan pulang tepat waktu agar bisa istirahat di rumah." jawab Revan. "Yuna mana kek?!" tanya Revan karena dia tidak melihat keberadaan putrinya.
"Ada di ruang bermainnya." jawab Kakek.
"Kalau gitu Revan ke kamar Revan kek, mau mandi soalnya udah gerah." pamit Revan dan di anggukin oleh kakek Ray.
Di dalam kamar Revan tidak menemukan adanya Anin. "Kemana gadis itu?!" gumam Revan. "Tapi apa peduli ku mau ada dia ataupun tidak sama saja." gumam Revan lagi. Kemudian Revan memutuskan untuk mandi, karena tubuhnya sudah terasa lengket. Dia berencana akan berendam air hangat di bathtub agar otot-otot seluruh tubuhnya terasa rileks. Revan pun membuka pintu kamar mandi dengan pelan. Saat sudah di dalam, Revan di buat terkejut dengan sosok seorang wanita sedang mandi di bawah shower. Mata Revan tak berpaling dari sosok tersebut dan dia juga bersusah payah menelan salivanya karena wanita itu tidak memakai sehelai benang pun. Revan melihat jelas tubuh indah, putih bersih milik wanita tersebut. Jangan di tanya jantung Revan rasa ingin lepas dari tempatnya. Tiba-tiba saja tubuhnya merasa gerah, padahal sudah gerah di tambah lagi melihat pemandangan di depan matanya jadi semakin gerah. Apalagi inti dari tubuhnya sudah menegang.
"Ya ampun Revan apa yang kamu lihat?! Dan kenapa tubuh Anin sangat seksi sekali..!" gumam Revan dalam hati. Ya wanita yang lagi mandi di bawah shower itu adalah Anin dan Anin lupa mengunci pintu kamar mandi nya. Revan tidak menyangka jika Anin memiliki tubuh yang sangat bagus. Bahkan Gladies mantan kekasih saja kalah jauh dari Anin. Karena tubuh Gladies agak sedikit kurus. "Ya ampun kenapa Lo jadi bandingin Anin dan Gladies.. Tentu jelas wanita murahan itu kalah jauh."
Beberapa menit Revan baru tersadar, bergegas Revan keluar dari kamar mandi agar tidak ketahuan oleh Anin kalau dia sedang melihat wanita itu mandi. Bisa malu dia kalau sampai ketahuan Anin. Dengan pelan Revan menutup pintu kamar mandi agar tidak terdengar oleh Anin. Revan buru-buru keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ruang kerjanya dia akan mandi di sana karena di ruang kerjanya ada kamar mandinya juga.
Sepertinya dia harus bermain solo, karena juniornya masih saja tegak sempurna. Padahal junior nya sudah lama tidak bereaksi seperti ini. Ketika berciuman dengan Gladies saja juniornya tidak setegang ini. Bahkan Gladies sempat beberapa lagi membuka pakaiannya di depannya untuk menggodanya miliknya biasa saja, tapi kenapa ketika melihat tubuh polos Anin miliknya langsung bereaksi dan tegak sempurna.
*
*
Malam harinya kakek Ray, Revan, Anin dan Yuna makan malam bersama. Mereka makan dengan tenang. Sesekali Revan memperhatikan Anin makan. Revan masih terus saja terbayang kejadian tadi yang tanpa sengaja Revan melihat tubuh polos Anin. Dan ketika Dia menatap Anin, baru kali ini Revan menyadari jika ternyata Anin sangat cantik. Selama ini Revan menatap Anin hanya sekedarnya saja bahkan jarang dirinya menatap Anin. Dan sekarang ia benar-benar menyadari kalau ternyata Anin memanglah sangat cantik. Dian benar, gadis yang lagi makan di hadapannya ini tak kala cantik dari Gladies. Bahkan sekarang miliknya kembali bangun hanya terus menatap wajah Anin.
"Ya tuhan.. Apa yang terjadi pada diriku?! Gumam Revan dalam hati dengan mata yang tidak berpaling menatap Anin.
