NovelToon NovelToon
Jika Aku Dipelukmu

Jika Aku Dipelukmu

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta Murni / Enemy to Lovers / Rebirth For Love / Idola sekolah / Tamat
Popularitas:454
Nilai: 5
Nama Author: Miss Anonimity

Keinginan untuk dipeluk erat oleh seseorang yang dicintai dengan sepenuh jiwa, merasakan hangatnya pelukan yang membungkus seluruh keberadaan, menghilangkan rasa takut dan kesepian, serta memberikan rasa aman dan nyaman yang tak tergantikan, seperti pelukan yang dapat menyembuhkan luka hati dan menenangkan pikiran yang kacau, memberikan kesempatan untuk melepaskan semua beban dan menemukan kembali kebahagiaan dalam pelukan kasih sayang yang tulus.

Hal tersebut adalah sesuatu yang diinginkan setiap pasangan. Namun apalah daya, ketika maut menjemput sesuatu yang harusnya di peluk dengan erat. Memisahkan dalam jurang keputusasaan dan penyesalan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Anonimity, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 9 : Kisah Dua Sejoli

Fonix membaringkanku dengan lembut di atas ranjang. Aku selalu suka setiap kali dia melihatku dengan tatapan hangat itu. Untuk sepersekian detik kami saling menatap, sampai aku bisa melihat, Fonix mengurangi jarak diantara kami. Semakin dekat Hingga deru nafasnya bisa kurasakan. Aku mengerti apa yang ingin dia lakukan. Aku membuka sedikit mulutku untuk membiarkan lidah Fonix masuk. Sedikit lumatan membuatku sangat bergairah.

Ciuman Fonix mulai turun ke ceruk leherku. Lidahnya menelusuri setiap inci leherku. Aku sedikit geli tapi Juga menikmatinya. Tanpa sadar aku sedikit mendesah. Sensasi ini—adalah pertama kalinya ku rasakan. Aku mencintai Fonix, tapi apa memang harus memberikan semuanya. Kami memang berpacaran, tapi apa aku harus membiarkan Fonix mengambil hal berharga miliku.

"Sa-sayang, aku gak bisa. Maaf." Ucapku. Aku harap Fonix mengerti dengan apa yang ku maksud. Dia menengadahkan wajahnya dan menatap ku lembut. Sedikit senyuman yang terpatri, dan ciuman kecil di bibirku.

"Aku mengerti apa Yang kamu maksud, maaf jika aku terlalu terbawa suasana." Ucapnya. Aku senang Fonix bisa memahaminya. Aku tidak tau jika aku berpacaran dengan orang lain. Apa mereka akan bersikap Seperti Fonix dalam suasana seperti ini?

Fonix berbaring di sebelah-ku Dan membuat lengan kekarnya menjadi bantalan untuku.

"Kalau hanya sekedar ciuman mungkin aku bisa, Tapi untuk hal itu—maaf."

Fonix merubah posisinya menjadi menghadap padaku. Tubuhku lebih kecil dari Fonix, jadi dengan mudah Fonix bisa menariku dalam dekapannya.

"Aku mengerti, aku tidak menyalahkan kamu." Ucapnya.

"Apa kamu—percaya sama aku?" Tanyanya. Aku tau ada maksud lain dari pertanyaan itu.

"Aku lebih percaya sama kamu darpada orang lain."

"Aku pikir, untuk sementara kita harus sedikit menjauh." Ucapan Fonix membuatku tersentak. Aku menengadah dan menatap wajah Fonix yang terlihat sendu.

"Kenapa? Apa karena—aku tidak ngasih yang kamu mau?"

"Bukan itu, kamu tau kan kalau ayahku sudah mengirim anak buahnya untuk mencari ku? Ayahku bukan orang sembarangan. Akan berbahaya jika ayahku tau tentang Hubungan kita. Aku tidak mau melibatkan kamu dalam bahaya. Jadi untuk kali ini aja, Tolong ngertiin aku."

Aku tau Fonix bermaksud melindungiku. Tapi apa harus sampai menjauh. Aku juga sadar, aku tidak bisa banyak membantunya. Aku hanya akan menjadi beban untuknya.

"Tapi kita harus tetap ketemu ya?" Fonix mengangguk sambil tersenyum.

...***...

Huft~entah kenapa hari ini—benar benar melelahkan. Aku memang tidak mengetahui bagaimana keluarga Fonix. Dari apa yang sering Fonix bilang, aku mengerti kalau keluarganya sangat keras. Yakuza bukan sebutan untuk orang orang biasa. Aku sedikit tau tentang itu. Yakuza atau mafia jepang, adalah keluarga yang terorganisir dan sering berkecimpung di dunia Hitam. Tidak heran jika ayah Virgo begitu keras. Dan aku memahami alasan Fonix kabur dari rumahnya.

Tok

Tok

Tok

"Sayang, sudah selesai?"

"Iya sebentar lagi!"

Aku membilas tubuhku dan mengeringkannya. Mengambil handuk putih dan melilitkannya di pinggangku. Apartemen Fonix cukup nyaman. Aku bisa menumpang Mandi lagi lain kali. Astaga aku lupa! Aku tidak membawa pakaian kedalam sini. Aku sedikit ragu untuk memanggil Fonix. Apa dia akan menerkamku jika melihatku seperti ini? Tapi jika aku keluar dengan penampilan seperti ini—sama saja kan?

"Huft~sa-sayang. Aku lupa bawa pakaianku. Bisa kamu ambilkan?" Aku berharap Fonix tidak akan menerkamku kali ini.

"Ini?" Tangan kekar Fonix menyodorkan pakaian yang kuminta. Untung hanya tangannya saja yang masuk. Fonix bisa bersikap dewasa di saat seperti ini ya, aku sangat beruntung memilikinya.

Ckrek

Fonix mana? Kucari ke sekeliling kamar, kekasihku itu tidak ada. Indra penciumanku menangkap aroma yang begitu enak dari luar kamar. Untungnya aku sudah berpakaian, aku mengikuti aroma itu dan sampai di dapur. Fonix tengah sibuk memotong bahan masakan dan memasukannya kedalam wajan. Aku baru tau kalau dia pintar memasak. Memiliki kekasih yang 'multitalenta' kenapa membuatku 'insecure' ya?

Harusnya aku yang lebih kompeten, tapi jika dilihat dari sini—Fonix terlihat sangat tampan. Dia memang tampan, tapi kalau sedang serius seperti ini—Aaahh mamah Freya pengen nikah sama Fonix!!!!

"Kamu kenapa berdiri di sana?" Lamunanku buyar begitu saja, saat suara lembut kekasihku menggema.

"Masak apa?" Tanyaku sambil menghampirinya. Kupeluk tubuh kekar itu dari belakang. Kucium aroma tubuhnya, Fonix benar benar wangi dalam keadaan apapun.

"Nasi Goreng."

"Aku bantuin ya." Aku tidak terlalu pandai memasak. Terakhir aku memasak, aku malah mau meledakan dapur. Hanya karena perkara masak ikan. Semoga mamah tidak menceritakan hal memalukan itu Pada Fonix.

"Bisa masak emang?" Aku menoleh sambil memanyunkan Bibirku. Fonix sendiri hanya terkekeh. Aku tau dia hanya bercanda, tapi itu memang benar.

"Bisalah, bukan cuma kamu doang yang pinter."

...***...

"Bagaimana dengan anak bernama Fonix itu?"

"Menurut informasi yang kita dapat, anak itu kabur ke negara ini bos, dia dibantu oleh pengusaha kayak bernama Arga."

"Selain itu?"

"Anak itu bersekolah di sebuah sekolah bergengsi di kota ini, dia memiliki kekasih bernama Freya, Anak dari seorang pengusaha."

Pria yang sedikit berewokan itu, menghisap dalam-dalam cerutu yang dia genggam. Penampilan masih terlihat kekar dan bugar. Tapi siapapun tau kalau dia sudah berumur dari raut wajahnya.

Pria itu berdiri dan berjalan ke pinggir kaca. Menatap seluruh kota dari lantai atas. Di lehernya tergambar tato kalajengking Hitam. Pria itu berbalik dan menatap anak buahnya tajam.

"Culik kekasihnya, dan pancing anak itu ke tempat yang sudah Kita siapkan."

"Baik bos!"

Setelah anak buahnya pergi, pria itu kembali menatap seluruh kota dari balik kaca.

'Seiya—kau harus membayar apa yang sudah kau lakukan. Sekarang kau akan merasakan kehilangan putramu yang berharga'

...***...

Cup

"Sampai kapan kita mau pelukan?"

"Entahlah, sebentar lagi." Nada suara Fonix kembali sendu. Masalah yang sedang dia hadapi sangat besar. Apa yang Bisa kulakukan untuknya?

"Hei, maaf jika aku belum bisa bantu kamu. Aku—"

Cup

Ucapanku tertahan karena Bibir Fonix dengan cepat menempel di Bibirku. Aku refleks memukul lengannya.

"Kamu ih, suka banget cium bibir aku."

"Bibir kamu manis." Ucapnya sambil tersenyum.

"Modus, orang lagi serius juga."

Fonix kembali mendekapku, " kamu tidak perlu melakukan apapun. Ini bukan masalah kamu. Bukan aku mau ngremehin kamu, tapi aku tidak bisa membiarkan kamu dalam bahaya."

"Kamu bagaimana dengan Hubungan kita, jika kamu dibawa paksa ke jepang?" Fonix terdiam sebentar, sebelum akhirnya bisa kudengar dia menghela nafas.

"Akan selalu ada cara, untuk setiap hal yang kuat. Tapi jangan salahkan kedaan jika apa yang diharapkan tidak terjadi, dan hanya membuat luka dan tangis."

Sekarang giliranku yang terdiam, aku tidak mengerti maksud dari ucapan Fonix. Tapi apapun itu semoga Hal yang baik.

"Mumpung masih sore, mau jalan jalan?" Tanya Fonix.

"Tapi bagaimana kalau—"

"Tenang saja, mereka tidak akan tau."

Aku mengangguk, berjalan jalan bersama Fonix di sore hari yang indah seperti ini, pasti sangat menyenangkan.

1
Riding Storm
Boleh kasih saran?? /Applaud/
Riding Storm: Wkwk, sama aja. Kalau males ya gak bakal ada yang berubah. Semangat, Kak.
Miss Anonimity: Udah lama pengen di Revisi, tapi masih perang sama rasa males.
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!