NovelToon NovelToon
TERJERAT CINTA DUDA

TERJERAT CINTA DUDA

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Aliansi Pernikahan / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Desty Cynthia

Alana Shaabira Dewantara harus menelan pil pahit tak kala Calvin lebih memilih di jodohkan dengan pilihan orang tuanya daripada bersama Alana.
Ditengah kegalauan Alana, masa lalunya muncul kembali. Teman semasa kecilnya yang dulu Alana cintai sebelum Calvin.
"LEPASIN KAK!" Alana terus menghindari pria masa lalunya itu.

Tangan kokoh seseorang menarik tangan Alana "Jangan sentuh milikku! Alana tunanganku!" Ucap Erlando Agathias dengan gentle.

Seketika itu hati Alana berdesir dia menatap lekat Erlando dan berlindung dibelakangnya. "Tenang ada aku!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pertemuan Terakhir

"Siapa om Revan, mih?"

DEG

Orang tua Alana pun terkejut mendengar nama itu. Bertahun tahun baik mereka mau pun anggota keluarga lainnya sudah tidak pernah menyebutkan nama itu. Kecuali tante Janisa, yaitu tantenya Alana.

Mamih Aleesya terduduk lemas, ingatannya muncul kembali ke masa kelam. Dimana om Revan, ayahnya Janisa yang sudah membun*uh orang tuanya ketika ia masih berusia 5 tahun. "Sayang kamu enggak apa apa?" Papih Al mengelus wajah istrinya yang pucat.

"Mas, dia_"

Papih Al berdiri dan mendekati Alana, ia menatapnya tajam. Dari mana Alana tahu semua itu? Jessica? "Jessica bilang apa lagi?"

"Dia hanya bilang, semua penderitaan yang dia alami itu gara gara mamih. Sebelum Alana sampai di sini, Alana minta tolong pada Emil untuk mencari info tentang Jessica. Kakeknya bernama Burhan, beliau bun*h diri di dalam sel. Apa hubungannya dengan mamih? Jawab pih!" Teriak Alana kesal.

"Jadi_tujuan Jessica untuk balas dendam lewat kamu nak. Astaga...takdir macam apa ini?" Lirih mamih Aleesya.

"Mih tolong jelasin ini ada apa?" Alana makin kesal di buatnya.

Di tengah perdebatan itu Evan dan Bastian datang, karena mereka ada urusan pekerjaan. Alana menoleh ke arah kedua omnya itu. "Om Evan, om Bas, apa kalian tahu siapa itu Burhan? Kenapa dia di penjara? Lalu apa hubungannya sama mamih?"

GLEG

Evan dan Bastian diam terpaku, bibirnya tak sanggup untuk berterus terang. Luka lama yang sudah mereka kubur kini muncul lagi. "Kenapa kamu tanya itu, Alana?" tanya Bastian.

"Jessica! Dia cucunya Burhan! Dan dia menyalahkan aku sama mamih atas penderitaan yang dia alami." Lirih Alana.

"Kita bicara di belakang. Ayo Van." Ajak Bastian pada Alana dan Evan. Ketiganya ke halaman belakang mereka duduk di gazebo. Bastian menceritakan siapa Burhan. Hingga Burhan berakhir di dalam sel.

Evan hanya diam mendengarkan tak menyela. Alana lama lama mulai menitikan air matanya. Begitu kejamnya orang orang itu menyakiti mamihnya. "Dimana om dan tante itu?" Tanya Alana.

"Lukman sudah meninggal karena sakit sakitan. Setelah kebebasannya Mira ikut bersama anaknya Miko ke Bandung." Kali ini om Evan yang angkat bicara.

-

-

-

Papih Al membawa istrinya ke kamar. Dia tahu hati istrinya sangat rapuh jika menyangkut almarhum orang tuanya. "Mau ziarah sayang?" Tanya papih Al.

"Enggak pih. Aku mau di sini aja. Kasihan Alana pih, dia harus menjadi korban. Kenapa papih enggak bilang kalau Jessica cucunya Burhan?"

Mau tak mau papih Al terpaksa menceritakan hal yang belum ia ceritakan. Diam diam dirinya mencari tahu tentang Jessica. Dan ia pun baru tahu kalau ternyata opah Aryalah yang sudah menanggung biaya hidup keluarga Burhan. Anaknya Burhan yaitu, Sinta seumuran dengan Aleesya.

Sinta di kuliahkan opah Arya ke universitas ternama sampai lulus. Lalu setelah lulus Sinta bekerja dan menikah. Awalnya kehidupannya baik baik saja. Sampai akhirnya suaminya meninggal karena penyakitnya. Tak lama dari itu, Burhan bun*h diri di dalam sel.

Semenjak kejadian tragis itu, Sinta terkena gangguan mental. Bahkan Jessica anaknya harus di larikan ke panti asuhan sementara oleh RT setempat karena kondisi Sinta yang tak memungkinkan.

"Papah yang bilang?"

"Aku mencari tahu informasi ini lebih dulu, lalu aku bicara sama papah maafkan aku tidak cerita ini. Aku pikir ini tidak terlalu penting. Tapi ternyata Jessica melampiaskan dendamnya ke Alana. Maafkan papih ya sayang."

"Aku takut dia akan melukai anak kita, pih." Sahut mamih Aleesya cemas. "Tenang saja sayang, Papih sudah menaruh orang untuk menjaga Alana."

-

-

-

"Alana, mau kemana?" Teriak Evan dan Bastian. Mereka mengejar Alana ke halaman depan. "Aku harus ketemu sama ibunya Jessica, om." Alana membuka pintu mobilnya namun tangan Evan menahannya.

"Tidak Alana! Keadaan akan semakin keruh." Ucap Evan.

"Terus aku harus nunggu Jessica celakai aku lagi gitu? Enggak bisa om, aku harus selesaikan masalah ini. Dia udah keterlaluan!" Geram Alana dengan sorot mata tajamnya.

"Tapi, Al_"

Papih Al mendengar keributan anaknya di luar, dia berlari menyusulnya. Dan mencegah Alana. Papih Al takut Sinta akan mencelakai Alana.

"Tolong sayang, urusan Jessica dan ibunya biar papih yang urus. Om Evan dan om Bastian akan ikut membantu." Ucap papih Al meyakinkan anak keduanya.

"Janji ya pih? Ya udah aku lanjut ke rumah sakit." Ucap Alana ragu. "Iya sayang percaya sama papih."

Akhirnya setelah kesepakatannya bersama papihnya, Alana pun pamit pada ketiga pria itu. "Bas, Aleesya ingin bertemu Sinta." Ucap papih Al.

"Yakin boss? Apa nanti tidak jadi masalah?"

Evan memberikan saran supaya untuk saat ini Aleesya jangan dulu menemui Sinta. Mengingat keadaan mental Sinta yang tidak memungkinkan. Takut terjadi sesuatu yang tak di inginkan. Papih Al mengangguk pelan, ia setuju atas saran dari Evan.

-

-

-

BUGH

Saat Alana ingin kembali ke rumah sakit, betapa terkejutnya ketika mobilnya di tubruk dari belakang. "Argh! Brengsek! Siapa sih?" Alana dengan emosi keluar dari mobilnya ingin menghampiri si penabrak mobilnya.

Namun belum juga Alana bicara dengan orang itu, sebuah pis*u sudah di todongkan ke dirinya. "Hallo cantik, mau marah yah? Hahahah..." Ucap seorang pria sangar yang kini mengukung Alana.

Alana sangat ketakutan, bibirnya bergetar dan keringat dingin. "Ka-kalau mau uang di tas ada ambil a-aja." Ucapnya dengan terbata bata.

Pria satunya lagi mencengkram dagu Alana "Kita bukan mau uang nona, kita mau membun*hmu." Seriaingnya.

"Ap-apa? Kalian siapa? Tolong aku enggak tahu apa apa!"

Dua pria itu semakin memainkan Alana, mengejeknya dan melec*hkannya secara lisan. "Tolong aku mohon." Alana menangis histeris ia sangat ketakutan sekali.

Dengan nekad Alana menendang alat v*tal pria yang menodongnya hingga jatuh. Pria satunya lagi terkejut dan menjambak Alana kencang.

"TOLONG TOLONG..." Alana terus berteriak minta tolong. Jalanan itu agak sepi, tak biasanya dirinya lewat jalanan itu. Tadinya Alana mencari alternatif jalan yang lebih cepat menuju rumah sakit. Namun naasnya ia justru mengalami hal yang tidak menyenangkan.

Di tengah teriakan Alana, ada seorang lelaki yang kebetulan akan melintasi jalanan itu. Ia menghentikan mobilnya dan menghampiri Alana.

Dalam satu kali bogeman, pria yang menjambak Alana jatuh tersungkur. Lelaki itu menghajar kedua pria yang menyakiti Alana.

Alana merosot ke bawah mobil badannya bergetar hebat, ia ketakutan sekali. Ia tak menyangka akan mengalami hal ini. Kemana orang orang suruhan papihnya? Apa mereka juga di lukai oleh dua orang preman ini?

Dua preman itu kabur setelah di hajar oleh lelaki yang menolong Alana. Ia mendekati Alana dan menggendongnya. Alana menatap lelaki itu ternyata dia Asraf. Orang yang sangat ia hindari.

Asraf membawa gadis itu ke dalam mobilnya. Ia juga mengambil selimut di jok belakang dan menyelimui Alana. "Kak...aku takut_" Alana menangis sesegukkan sambil menutup wajahnya.

Tangan Asraf menarik Alana ke pelukannya. "Kamu udah aman sama aku, tenang yah." Tangan Asraf mengelus punggung ramping Alana lembut.

"Terima kasih ya kak." Lirih Alana yang masih menangis di pelukan Asraf.

"Aku antar yah, kamu mau kemana? Kenapa tadi bisa di sana? Jalanan itu agak sepi."

"Ke rumah sakit kak. Tadi_" Ucap Alana pelan. Ia menjelaskan kenapa dirinya lewat jalanan sepi itu.

Asraf mengangguk pelan dan akan mengantarkan Alana ke rumah sakit. Dia sudah berubah, tak seperti dulu yang menggebu gebu mencintai Alana. Karena ia tahu, Alana tidak akan nyaman jika dirinya memaksakan cintanya.

Dalam perjalanan Asraf dengan ragu mengutarakan isi hatinya. "Alana, aku minta maaf atas semua kesalahanku. Aku lelaki brengsek yang hampir_"

Asraf tak melanjutkan lagi omongannya. Alana menatap wajah pria yang pernah ia cintai dulu. "Kakak pasti akan menemukan kebahagiaan kakak lagi, tapi bukan aku." Ucap Alana sendu.

Asraf menghentikan mobilnya di pinggir dan menangkup wajah gadis yang sangat ia cintai. Ia mengecup kening Alana lama sekali. Alana tak menampiknya. "Kak..."

"Semoga kamu bahagia sama Erlando. Besok aku kembali ke London, aku akan melanjutkan bisnis keluarga ku dan kamu jaga diri yah. Mungkin di kehidupan selanjutnya kita bisa memulai semuanya dari awal. Mungkin ini pertemuan terakhir kita." Tutur Asraf lembut.

DEG

1
Rian Moontero
lanjuuuttt/Determined//Determined/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!