Chelsea bahagia saat orangtuanya menjodohkan dirinya dengan Reno, putra sahabat mereka.
Berbanding terbalik dengan Reno yang terpaksa menerima perjodohan itu karena ancaman papanya.
Segala usaha dilakukan Reno untuk membuat Chelsea membatalkan perjodohan mereka. Mulai dari memperkenalkan Sherly, teman SMA-nya sebagai kekasih sampai membuat Chelsea melihatnya tidur dengan Sherly di kamar hotel, namun semua itu tidak menggoyahkan Chelsea untuk meneruskan perjodohan mereka.
Chelsea akhirnya menyerah setelah Sherly datang dan menunjukkan bukti kalau wanita itu sedsng hamil dari benih Reno.
Chelsea pun pergi menjauh dan memutuskan kembali setelah 4 tahun berlalu dan tampil sebagai Chelsea yang berbeda
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saling Curhat
Chelsea minta diantar langsung ke rumahnya dan mengajak Nia langsung naik ke kamarnya. Tidak terlihat tanda-tanda papi dan mami sudah pulang, Chelsea yakin keduanya masih di rumah seberang.
“Siapa ?” tanya Nia saat melihat sejak tadi Chelsea bolak balik melihat handphonenya.
“Revan, menanyakan aku ada dimana dan apakah baik-baik saja. Pakai mau video call segala,” gerutu Chelsea.
“Lagian pacaran sama kakaknya malah dating sama adiknya,” ledek Nia.
“Dating darimana ? Gue pergi disaksikan semua keluarga termasuk Revan.”
“Kenapa ? Mau nostalgia sama Reno ?” Nia cekikikan.
“Tadi gue pegang tangan Reno. Lama.” Mata Nia langsung membulat. “Tapi udah nggak ada rasa berdebar kayak dulu. Sebetulnya gue sekalian mau tes apa hati gue benar-benar sudah melepaskan Reno dan ternyata situasinya aman, gue nggak lagi deg deg kan.”
Chelsea tertawa, ada rasa lega dan bahagia saat mengetahui perasaannya pada Reno sudah berubah, tidak baper atau tergila-gila pada pria songong itu.
“Terus kenapa elo ninggalin acara keluarga dan pergi berdua sama Reno ?”
“Dia menentang rencana pernikahan gue sama Revan. Bukan sekedar nggak setuju, tapi menentangnya habis -habisan. Reno bilang nggak akan membiarkan pernikahan gue dan Revan terjadi. Di café tadi dia juga bilang begitu. Reno bilang dia nggak bakal ikut campur urusan gue termasuk soal kerjaan, kecuali soal pernikahan.”
‘Mungkin Reno masih suka sama elo ?”
“Biar aja,” Chelsea tertawa sinis. “Gue udah nggak peduli. Seharusnya dia bahagia kan udah bisa membuat gue pergi dari hidupnya.”
“Lagian elo kayak kurang stok cowok aja, sih. Kenapa juga harus milih Revan sebagai calon suami, jelas-jelas dia itu kakak kandung cowok yang suka sama elo.”
“Gue juga nggak tahu Nia, kenapa perasaan gue nggak bisa jauh-kauh dari anak-anaknya papa Robert dan mama Siska. Gue yakin nih kalau mereka berempat mengucapkan sumpah atau kaul untuk membuat anak-anak mereka terikat. Dan gue yang kebagian buat memenuhi kaul itu.”
“Yang penting elo yakin kalau perasaan lo sama Reno udah hilang nggak berbekas. Kalau sampai menikah sama Kak Revan, cari tempat tinggal yang jauh, kalau perlu pindah ke luar negeri supaya nggak memberi celah untuk Reno buat mengganggu rumah tangga kalian.”
“Dih kenapa gue yang harus pergi ? Kali ini biar Reno yang gantian pergi jauh-jauh sana. Gue balik ke Jakarta karena mau membantu perusahaan papi dan kalau sampai Revan menikah sama gue, udah pasti dia harus belajar menggabungkan usaha pribadinya dengan perusahaan papa.”
“Tinggal di atur aja, yang penting jangan sampai kehadiran elo malah memutuskan hubungan persaudaraan Kak Revan dengan Reno. Nggak enak kan hidup begitu meskipun kedua mertua elo tetap baik dan menyayangi elo.”
“Iya bawel,” Chelsea mencubit pipi Nia yang bertambah chubby. “Sekarang elo harus cerita gimana bisa jadian sama Dio. Curang. Selama gue ngejar Ren, gue cerita semuanya, giliran elo tinggal kasih kabar kalau udah janjian.” Wajah Chelsea langsung cemberut karena mengingat Nia baru mengabarkan kalau statusnya adalah kekasih Dio di saat Chelsea sedang sibuk mempersiapkan keberangkatannya ke Amerika.
***
Dio duduk berhadapan dengan Reno yang sedang mengunyah nasi gorengnya. Terlihat kalau pria itu susah payah untuk mengunyah dan menelan makanan yang sudah dipesannya. Hanya demi perut kenyang, tidak ada kenikmatan yang terpancar di wajah Reno.
“Jadi Chelsea nggak bilang kalau dia mau pulang ke Indoesia ? Menetap atau sementara ?”
“Nggak ada yang tahu, bahkan Revan sepertinya juga tidak tahu. Katanya mau kasih surprise dan berhasil. Untung saja Revan lagi di rumah, tidak melipir kemana-mana.”
“Bukannya elo bilang kalau malam ini memang ada acara pertemuan keluarga elo dan orangtuanya Chelsea untuk membahas soal pernikahan ?”
“Iya, makanya gue malas pulang. Gue pikir hanya sebatas omongan soal rencana tapi begitu gue tahu Sea udah di Jakarta, ceritanya bisa beda. Bukan lagi sekedar omongan, bakal naik tingkat ke rencana yang dipercepat.”
“Elo tahu darimana kalau Chelsea pulang hari ini ?”
“Pak Tukidi, penjaga di rumah Sea. Gue masih hopeng sama dia dan sering dapat bocoran tentang berita di rumah Om Agam,” Reno terkekeh dan mengambil gelas minumannya untuk membantu menelan nasi gorengnya yang masih tersisa 3 sendok.
“Terus gimana ceritanya sampai Chelsea bersedia elo culik kemari ?”
“Gue sengaja ngumpet pas sampai rumah, mau dengar dulu apa yang akan dibicarakan. Pas mama dan papa mulai menentukan waktu pernikahan mereka, gue memutuskan untuk bertindak. Sampai kapanpun gue nggak akan membiarkan Chelsea menikah dengan Revan.”
“Berharap masih ada keajaiban ?” ejek Dio sambil tertawa.
“Sekalipun hanya 0,00001% peluangnya, tetap saja namanya peluang, Masih bisa terjadi.”
“Terus tindakan elo mau bagaimana supaya pernikahan Chelsea dan Revan nggak sampai terjadi ?”
“Yah gue pepet Chelsea, pakai cara yang dia gunakan waktu mendekati gue. Namanya cinta yang sudah tumbuh bertahun-tahun sampai berakar, apa mungkin bisa mati begitu saja hanya karena kemarau pajang ?”
“An**it, bahasa elo kayak pujangga tingkat dewa. Over pede banget kalau Chelsea masih punya sisa rasa buat elo ?” Dio mencebik membuat Reno hampir saja tersedak minuman yang sedang diteguknya.
“Kalau perlu gue buat Sea hamil anak gue biar dia nggak menikah sama Kak Revan,” ujar Reno sambil terkekeh,
“Tega banget, katanya cinta sama Chelsea.”
“Kalau soal itu jangan ditanya, nggak ada timbangan yang sanggup mengukur beratnya. Dalamnya sampai ke dasar laut, tingginya melebihi langit ketujuh.”
“Na**is Reno, bikin gue pengen muntah. Lebay banget, sih. Awas sakit kalau sampai mimpinya nggak kesampaian.”
Reno memanggil pelayan untuk meminta bon.
Dio sudah mengulurkan tangan ingin mengambil gelas milik Chelsea yang baru diminum sedikit.
“Eh jangan !” Reno lebih dulu menarik gelas itu.
“Pelit,” cibir Dio.
“Bukan pelit, elo mau pesan 10 gelas gue bayarin. Ini gelas minumannya Chelsea, gue nggak rela kalau bekas bibirnya nempel di bibir elo, Asli nggak rela banget. Lagian gue laporin sama Nia kalau elo sengaja minum dari gelas bekas Sea,” ujar Reno sambil cekikikan.
“Ya ampun Reno, Sea itu bukan cewek yang ngejar-ngejar elo lagi. Dia bukan pacar elo pula, tapi calon kakak ipar.”
“Jangan harap Revan bisa menikahi Chelsea. Kalau perlu gue rela mempertaruhkan nyawa demi gagalnya pernikahan mereka.”
“Stop jadi cowok yang menggelikan !” Dio tergelak melihat wajah Reno yang terlihat serius.
“Gimana nggak mempertaruhkan nyawa ? Kalau gue menentang habis-habisan masalah itu, tangan bokap nggak cuma bersarang di pipi gue, langkah selanjutnya bokap ambil koleksi samurainya dan menebas gue sampai berkeping-keping kayak gelas pecah.”
“Sebetulnya apa yang membuat elo menentang pernikahan Chelsea dan Kak Revan ? Jangan bilang elo kena kutukan sampai nggak bisa menoleh ke arah wanita lain selain Chelsea,” ledek Dio sambil tertawa.
“Sepertinya gue memang kutukan. Kutukan manis yang memastikan kalau harus menikahi anak bungsunya om Agam dan tante Nina,” Reno tertawa dengan wajah berbinar.
‘Jangan bermimpi terlalu tinggi, Ren karena kenyataan itu lebih menyakitkan daripada mimpi yang nggak kesampaian. Yang benar itu Chelsea harus menangggung kutukan orangtuanya yang sudah mengikat perjanjian untuk besanan sama orangtua elo.”
“Gue boleh nginap di tempat elo dulu, Di ? Malas pulang melihat muka Kak Revan dan biar bokap tenang dulu soalnya udah nggak ada Chelsea yang membela gue, bisa-bisa besok muka gue bengkak kayak panda.”
Dio geleng-geleng kepala sambil tertawa. Bisa dilihatnya suasana hati Reno berubah setelah bertemu Chelsea kembali.
Jangan sampai elo menanggung penyesalan dan lebih menderita dari sebelumnya karena terlalu berharap pada sesuatu yang jelas-jelas sudah bukan milik elo lagi, batin Dio.
Reno yg menolak perjodohan sehingga dia membuat rekayasa pacaran sama Serly,
Revan yg hanya pura pura mencintai mu padahal dia sudah punya anak dari Dita
Bastian yg mencintai mu tapi dia punya masa lalu yang kelam sehingga dia punya anak dari perempuan lain 🤭🤭🤦♀️