bagaimana jadinya jika tidak ada lagi keadilan di dunia ini,bagaimana lagi kita yang tidak bersalah jadi bersalah dan yang bersalah jadi tidak bersalah.
bagaimanakah seorang Ananda yang berprofesi sebagai jaksa bisa menuntaskan kematian orang tuanya.
hukum hanya berpihak pada yang kaya dan berkuasa,jadi bijaklah dalam berhukum
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya LGa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 7
"Halo" suara seorang telpon dari sebrang sana.
"Halo,saya ingin memberi keputusan saya terkait tawaran anda tadi siang" kata Ananda dengan nada pelan dan terbilang hati-hati.
"Tunggu sebentar,saya akan langsung sambungkan dengan bos saya" kata pria tersebut dan langsung mematikan sambungannya setelah telponnya tersambung dengan sang tuannya.
"Halo,apakah anda yang saya temui tadi malam" tanya Ananda memastikan terlebih dahulu,Ananda merasa untuk menelpon pria ini pun sangat ribet.
"Langsung ke intinya saja" kata pria di sebrang sana.
"Saya ingin menanyakan syarat apa yang harus saya lakukan,agar anda mau memberitahu tentang informasi kematian kedua orang tua saya" kata Ananda serius,karena Ananda merasa pria ini tidak bisa di ajak bercanda.
"Menjadi budakku" jawab pria di sebrang sana dengan entengnya.
"Budak seperti Apa yang anda maksud" jawab Ananda bingung bercampur dengan kesal,bagaimana tidak,pria tersebut menyuruhnya menjadi budaknya tanpa berpikir bagaimana perasaannya mendengarkan perkataan pria itu.
"Jangan buang waktuku hanya untuk bertanya hal yang tidak penting" jawab pria tersebut.
"Aku butuh penjelasan detail tentang kata 'budak' ini" jawab Ananda memberi penjelasan.
"Kalau kamu setuju,untuk urusan itu bisa anda bicarakan dengan asisten saya" jawab pria tersebut dan langsung mematikan ponselnya.
"Menyebalkan sekali pria seperti dia,apakah dia memiliki teman,kurasa tidak,siapa orang yang mau berteman dengannya hanyalah orang gila" kata Ananda berbicara pada dirinya sendiri,karena dia sangat kesal dengan pria yang berbicara dengannya tadi.
Keesokan harinya,Ananda berangkat seperti biasannya ke kantor,sesampainya di kantor,Ananda bekerja seperti biasannya,setelah tengah hari,tiba-tiba ada karyawan menyuruh Ananda menghadap ke tuan Duke,sebagai wakil kepala kejaksaan.
Ananda merasa heran,karena tidak biasannya tuan Duke menyuruh untuk bertemu.
"Permisi tuan" kata Ananda setelah berada di depan pintu tuan Duke.
"Silahkan masuk jaksa Ana" kata Duke,karena nama Ananda di kantor adalah jaksa Ana.
"Baik tuan,tapi tumben sekali anda mengajak bertemu" kata Ananda bicara sedikit hati-hati,karena Ananda takut bahwa tuan Duke sudah mengetahui bahwa dia bekerja sambil mencari informasi tentang kematian kedua orang tuannya secara diam-diam tanpa di ketahui oleh pihak kantor tempanya bekerja.
"Santai saja,saya hanya memperhatikan kinerjamu sangat luar biasa akhir-akhir ini,jadi ingin mengajakmu minum kopi bersama sembari berbincang tentang beberapa hal" jawan pria tersebut sembari membuatkan Ananda kopi.
"Anda terlalu berlebihan tuan,saya tidak sehebat itu" jawab Ananda masih agak sedikit ketakutan
"Jadi kasus apa yang sedang kamu tangani saat ini" tanya tuan Duke pada Ananda.
"Hanya kasus biasa tuan" jawab Ananda takut,dia sangat takut kalau rahasianya terbongkar.
"Oh baguslah,aku yakin kamu pasti sangat bersantai melakukan itu buka,karena sudah sangat handal dalam hal ini" kata tuan Duke sambil meletakkan kopi yang sudah di buat tadi di atas meja dan kata - kata yang di ucapkan oleh pria yang ada di hadapannya ini di anggap Ananda terlalu berlebihan.
"Anda bisa saja tuan" jawab Ananda sambil meminum.
"Jadi begini,tadi pagi ada kasus yang sedikit rumit dan banyak kantor kejaksaan menolak kasus ini,jadi saya ingin anda yang menangani kasus ini" kata tuan Duke mengatakan maksud dan tujuannya menyuruh Ananda ke ruangannya.
"Maaf sekali tuan,tapi saat ini sudah sangat banyak kasus yang saya ambil,dan semuanya akan segera sidang,jadi agak susah bagi saya untuk membagi waktu" jawab Ananda,karena memang sudah sangat banyak kasus yang sedang di tangani,ditambah dia juga kewalahan mencari informasi tentang kematian kedua orang tuannya.
"Kasus ini sangat penting,kalau kita bisa menuntaskan kasus ini,kemungkinan kantor kita akan diberi penghargaan langsung oleh petinggi di negara ini,bukan kah ini sangat luar biasa,dan ini sangat menguntungkan bagi kantor kita bukan" kata Duke mencoba membujuk Ananda.
"Pati tuan,bukan kah banyak yang lebih berpengalaman di banding saya,tapi kenapa harus saya yang di unjuk,apalagi kasus sebesar ini pasti sangat rumit" kata Ananda memberi alasan.
"Yang lain sudah pada berumur untuk mengurusi kasus sebesar ini,jadi itu sangat berpengaruh,kamu tidak perlu khawatir kasus yang sedang kamu tangani sekarang akan di over ke jaksa yang lain,jadi kamu fokus pada kasus ini saja,saya akan menyuruh Jeremy membantu kamu" kata Duke yang tidak bisa di tentang oleh Ananda,dia takut tuan Duke akan murka kepadanya,karena terlalu banyak alasan.
"Tapi apakah anda yakin menyerahkan kasus ini untuk kami tangani" tanya Ananda lagi untuk memastikan.
"Sangat yakin,jadi jangan kecewakan saya" jawab Duke lagi.
"Baiklah tuan,saya akan berusaha" jawab Ananda dan langsung pamit untuk pergi dari ruangan tuan Duke,tidak lupa dia membawa kasus yang sudah di serahkan oleh tuan Duke kepadanya.
Setelah dari ruangan tuan Duke,Ananda langsung masuk ke dalam ruangannya dan langsung memperhatikan kasus yang di bawa dari ruangan tuan Duke yang tebalnya hampir setengah dari lengannya.
"Untuk sementara waktu aku harus menunda penyelidikan kedua orang tuaku" kata Ananda pada dirinya sendiri,karena Ananda akan fokus dulu ke kasus yang ada di hadapannya ini,karena kasus ini langsung di berikan oleh wakil kepala kejaksaan,dan itu artinya kasus ini sangat penting dan Ananda tidak mau mengecewakan orang-orang yang bekerja di kantor ini.
"Baiklah Ananda lakukan yang terbaik" kata Ananda menyemangati dirinya sendiri.
"Halo,tolong ke ruanganku sebentar" kata Ananda menelpon seseorang melalui sambungan telpon.
Tak butuh waktu lama,tiba-tiba ada yang mengetuk pintu ruangan Ananda.
"Ada apa memanggilku" tanya orang tersebut.
"Apakah tuan Duke berbicara padamu" tanya Ananda pada Jeremy,yah yang di telpon Ananda tadi adalah Jeremy,karena dia yang di utus oleh tuan Duke untuk membantunya dalam menangani kasus ini.
"Yah,dia baru saja berbicara padaku,tapi aku rasa ini terlalu mendadak dan kurang cocok saja di hatiku,bagaimana mungkin kasus yang besar bisa di serahkan pada kita,masih banyak lagi jaksa di kantor ini,apakah hanya kita berdua" kata Jeremy mengeluarkan keluh kesahnya.
"Apa boleh buat,aku juga sudah berapa kali menolak,tapi dia seperti memaksa,aku sampai berpikir,apakah kemampuan kita lebih handal dari semua jaksa yang ada di kantor ini" jawab Ananda yang juga sependapat dengan Jeremy.
"Anggap saja seperti itu,dan mari kita mulai peperangan ini" jawab Jeremy dan langsung membuka satu persatu kasus tersebut.
🌾🌾🌾🌾
Hai guys jangan pernah bosan membaca karya aku yah,kalau ada yang membuat kalian tidak nyaman membaca bisa langsung di komen yah,supaya aku bisa perbaiki dan kalian bisa nyaman membaca.
Jangan lupa like,komen, subscribe guys
Happy reading All😊