Pernah dikhianati oleh cinta pertama membuat Andra Abimanyu patah hati terlalu dalam hingga ia tak percaya lagi akan seorang wanita. Dia menganggap semua wanita sama saja, ahli menyakiti dan suka sekali main hati dengan sekingkuh dan paling utama perkara uang. Andra muak dengan sikap mereka yang sok polos tapi mendewakan uang. Alhasil Andra memilih menjomblo hingga usia 30 tahun.
Dijodohkan beberapa kali oleh sang mama dan keluarganya tak membuat Andra segera menjatuhkan pilihannya. Tak peduli juga ledekan belok yang dialamatkan padanya.
"Mau sampai kapan kamu menolak perempuan? Gak semuanya seperti Faza, Ndra," sudah keberapa kali sang mama menasehati sang putra agar segera melepas masa lajangnya.
"Kamu juga punya adik perempuan, sudah menikah toh dia juga bisa setia pada suaminya," lanjut sang mama frustasi.
Andra hanya diam, lalu menghela nafas pelan. "Mama sabar ya, nanti kalau sudah jodoh Andra datang, pasti Andra juga akan menikah," jawab Andra santai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SAHABAT
Berkirim pesan rasanya sudah menjadi kewajiban untuk mereka berdua, Macha dan Andra, mengisi kegiatan taarufnya dengan menceritakan kegiatan sehari-hari, ditambah mereka tidak bisa bertemu setiap hari. Karena baik Andra dan Macha tak mau mengganggu kegiatan masing-masing, bukannya tak mau perhatian atau apa. Hanya saja, Andra tak mau mengganggu Macha yang sedang persiapan les untuk kelas XII dan masuk kampus.
Andra harus menahan egonya, pastikan dirinya tidak menuntut hubungan seperti pada umumnya. Laki-laki dewasa ini harus paham gadis yang sedang ia incar siswa akhir SMA. Tak mau merusak rencana belajar yang sudah ia susun. Apalagi dirinya saat ini berkecimpung di dunia pendidikan, sangat memahami ritme belajar siswa tingkat akhir.
"Sudah selesai?" tanya Andra yang sudah rebahan di ranjang, menatap wajah ayu berbalut mukenah di layar ponselnya.
"Udah, ini mau beresin buku."
"Lesnya emang harus virtual terus, gak mau tatap muka begitu?"
Macha menggeleng. "Lebih murah virtual, Mas. Lagian soal tenaga juga biar gak capek."
Andra mengangguk, alasan Macha masuk akal juga. "Minggu pagi mama mau bertemu, bisa?"
Rasa kantuk Macha mendadak hilang, matanya melotot seketika dan Andra tertawa, sangat menggemaskan. "Awas mata copot," ledek Andra yang masih terkekeh.
"Mas kita baru dekat semingguan ini loh, nanti kalau mama Mas Andra tidak setuju bagaimana?" Macha mendadak insecure, ia tahu Andra berasal dari keluarga kaya, apalagi profesinya sebagai kepala sekolah SMA swasta elit, tentu harapan orang tua Andra pasti tinggi. Ditambah jarak usia mereka, pasti akan menjadi pertimbangan. Bisa jadi sang mama berpikir Macha sebagai gadis nakal yang butuh harta Andra saja. Ah jadi sugar daddy dong. Alamak.
"Mama dan keluargaku tidak akan menjadi mertua jahat seperti di sinetron kali, Cha!" Andra sebenarnya ingin memanggil Sayang, namun gadis kecil itu keberatan, terlalu romantis. Takut kalau gak jodoh nanti nyesek. "Lagian mama pasti seneng banget aku sudah punya calon!"
"Kenapa?"
"Karena mama takut anaknya gak laku," jawab Andra diiringi tawa ngakak Macha. Ya kali, laki-laki ganteng seperti Andra gak laku. Macha baru bertemu beberapa kali aja sudah meleyot pada pesona Andra, diajak taarufan lagi. Istimewa.
"Kok bisa sih, emang Mas Andra gak pernah punya pacar?" sesaat pertanyaan Macha membuat Andra terdiam, hatinya sedang maju mundur berkata jujur. Lidahnya keluh, hatinya merasa ketakutan, khawatir Macha cemburu vuta saat tahu kebenarannya. "Mas?"
"Hah? Kamu tanya apa?"
"Kamu ngantuk ya? Udah gak konsen gitu, tidur aja yuk." Macha paham menanyakan mantan pacar adalah hal sensitif, namun pertanyaan Macha itu spontan saja, dijawab syukur gak dijawab ya gak pa-pa, namanya juga masa lalu. Tidak perlu dikenang lagi. Macha juga maklum kalau Andra tak mau menjawabnya,
"Aku punya mantan," ucap Andra yang tak mau mengakhiri video call bersama Macha. Ia yang meminta hubungan ini penuh keterbukaan, harus dilakoni meski membahas mantan.
"Oh ya? Pasti banyak," Macha tiba-tiba panas menebak jumlah mantan Andra.
"Kelihatan ya?" goda Andra lalu terkekeh.
"Banget. Cowok ganteng, kaya, mana sih yang menolak. Atau jangan-jangan tiap menjalin kasih selalu mengajak nikah namun Mas Andra batalkan."
Andra terkekeh, "Jauh banget mikirnya. Pasti udah ngantuk, yuk tidur!" giliran Andra yang mengajak tidur, ia ingin tahu reaksi Macha saat pembahasan jumlah mantan. Kalau Macha ingin dibahas, Andra akan bahas sedetail mungkin dan tak ada yang ditutupi.
"Iya, okey sampai ketemu weekend deh."
"Besok juga bisa aku jemput," tawar Andra sekali lagi. Sejak melanjutkan taaruf itu, Andra sudah menawarkan beberapa kali tumpangan untuk antar jemput. Tapi, Macha menolak. Ia tak mau merepotkan orang lain, kalau dirinya masih sanggup. Andra tahu, itu hanya alasan Macha agar tidak berduaan dengan lawan jenis terlalu lama. Best girl for Andra.
Keesokan paginya, sembari melangkah menuju kelas Macha, ia fokus pada ponselnya. Maklum orang lagi kasmaran, senyum-senyum sendiri melihat pesan yang masuk dari Mas Andra.
Semangat belajarnya. Hubungi calon suami kalau ada apa-apa.
"Lo punya pacar, Cha?" tegur Mikayla yang datangnya entah dari kapan, ah Macha mendadak gugup. Jangan-jangan sahabat karibnya ini sudah melihat roomchat Andra. Gawat.
"Ah pacar?" Macha ragu untuk menjelaskannya, apalagi status mereka bukan pacaran. Kalau dibilang taarif pasti mereka tertawa karena konsep yang dijalani semi pacaran pada umumnya. "Bukan pacar sih," jawab Macha tak mau mengaku.
"Terus?"
"Ah Kay, gue selalu aja gak bisa jaga rahasia. Nanti istirahat gue kasih cerita, tapi jangan ajak Mika ya."
"Beres. Harus detail, gue gak mau separoh lalu disuruh cari sendiri infonya," pinta Mikayla ketus dan dijawab anggukan oleh Macha.
Tepat pukul 10, Macha membayar hutang penjelasan pada Mikayla, dan beruntung Mikayla bisa mengelabui kembarannya. Mikayla bilang Macha tembus, lo mau masuk kamar mandi Bu Jan? Tipuan muslihat berhasil.
"Aku gak punya pacar, tapi aku punya calon suami."
Mikayla melongo, namun tak lama kemudian tertawa ngakak. Jawaban sahabatnya itu terlalu halu. Suami? Siapa? Cowok yang dekat dengannya hanya Mika. Ah apa dia masih mengharap Kim Taehyung sebagai suaminya? Wah sakit nih, Macha. "Siapa? Kim Taehyung?" ledek Mikayla dengan nada mengejek. "Vanas nih, anak!"
"Kalau kamu aku kasih tahu, kamu bakal pingsan!"
"Ogah, lo udah bilang dia bakal jadi suami kamu sejak 2 tahun lalu, tapi nyatanya hoax."
"Ck...bukan Kim Taehyung."
"Trus?"
Macha membisikkan sebuah nama pada Mikayla, dan sesuai prediksi sahabatnya itu melongo seketika. Mangap, hingga seperti ikan koi kehabisan oksigen, Macha terpingkal-pingkal. Pasti kaget setengah mati.
"Serius?" tanya Mikayla memastikan. "Kak Andra,? temannya Abang Yudhis?" Macha mengangguk. Ia memang berniat cerita pada Mikayla tapi tidak pada Mika.
"Kapan? Kok secepat itu kalian memutuskan menikah?"
"Pastinya kapan belum tahu, kita masih taarufan dulu."
Mikayla langsung menonyor kening Macha, "Heleh sok-sok an taaruf, palingan pacaran. Udah berapa kali kencan kalian. Dan aku tahu Kak Andra tuh bucin parah kalau udah sayang sama seseorang."
"Kok lo tahu?"
"Dia belum cerita kalau punya mantan?"
"Udah tapi gak detail, kita bahasnya juga lagi posisi ngantuk. Wajar sih, orang gantengnya kebangetan."
"Eh Marimar, sejak kapan lo bisa menilai cowok. Bukannya otak lo pikirannya cuma duit. Jangan bilang?"
Giliran Macha yang menonyor kening Mikayla. "Aku tahu otak kamu mikir apa, ogah ya. Aku menerima Mas Andra,"
Uhuk, Mikayla langsung tersedak es jeruknya mendengar panggilan Mas. "Kalian udah sampai tahap panggil Mas segala? Aje gile."
"Ya terus aku panggil apa?"
"Ya juga sih, justru kalau kalian panggil Sayang. Geli gue."
"Gak bakal bilang gitu sebelum sah."
"Eh tapi beneran kamu mau menikah secepatnya habis lulus SMA?"
"Dia maunya gitu, tapi aku masih ingin kuliah juga."
"Ya terus kenapa lo terima? Dia udah tua loh, kalau menunggu lo lulus kuliah, semakin tua aja dia dong. Kasihan banget Kak Andra."
"Aku mikirnya dia punga niatan baik, sangat menyesal bila aku menolaknya belum tentu suatu saat nanti orang yang melamar aku seperfect Mas Andra. Makanya aku terima," jelas Macha yang memang tak ada niat lain apalagi soal harta, Macha tak memikirkan itu.
Mikayla menghembuskan nafas pelan, "Mungkin karena hati lo udah yakin sama Kak Andra, makanya lo terima meski rencana hidup lo masih banyak. Gue doain lancar aja sih," ucap Mikayla yang menyadari mungkin Kak Andra orang yang tepat untuk membuka lembaran baru Macha yang lebih berwarna dan bahagia.
"Cuma aku khawatir Mika, Kay," ucap Macha sendu, dan Mikayla pun terdiam seketika.
cowo pemelihara = sugar Daddy
jangan kebalik Thor 🙏