KEPSEK JATUH CINTA
"Paaaaa," protes Andra dengan keputusan sepihak sang papa. Bagaimana tidak, Andra yang sudah nyaman dengan posisi Project Manager di perusahaan property sang papa harus dipindah mendadak menjadi kepala sekolah. Jabatan yang tak pernah dipikirkan Andra.
Memang keluarga besarnya memiliki beberapa bisnis, salah satunya yayasan pendidikan. Yayasan pendidikan ini memang dikelola bersama oleh keluarga sang papa, namun setahu Andra pihak keluarga hanya mengontrol manajemennya, tidak masuk ke dalam jabatan struktural sekolah. Tapi ini...
"Pasti keluarga besar gak setuju, Pa. Bukannya di sana (yayasan pendidikan) kita gak boleh menjabat struktural ya, Pa?" tanya Andra sekuat tenaga menolak pemindahan jabatan barunya. Apaan jadi kepala sekolah, dia gak punya basic pendidikan bagaimana bisa mengatur yayasan sebesar itu.
Jenjang pendidikan pada yayasan yang dinamai Global Cendikia ini mulai dari TK hingga SMA. Sedangkan kepala sekolah yang kosong itu pada jenjang SMA karena Pak Ibrahim meninggal karena serangan jantung.
"Besok ada pertemuan keluarga dan komite rapat mengenai pengganti Pak Ibrahim, Ndra. Kalau papa dan Om Yan sudah sepakat kamu yang kami sodorkan, alasannya untuk menyetabilkan kondisi SMA."
"Maksudnya?"
Papa membenarkan posisi kacamatanya, menatap Andra lekat. "Banyak korupsi di SMA, dan sudah terdengar oleh pihak komite. Pak Ibrahim didesak untuk membuka dalang siapa yang terlibat, tapi beliau enggan karena takut ancaman. Oleh sebab itu, mungkin beliau tertekan hingga tekanan darahnya tinggi berakhir kolaps itu. Korupsinya belum lama, terendus sejak semester kemarin. Kita harusnya bersyukur punya tim solid yang masih punya hati dan tidak serakah. Makanya cepat terbongkar, sekarang pun kami sudah tahu siapa saja yang terlibat. Hanya menunggu saja, menunggu rapat akhir tahun. Sekaligus mengumpulkan bukti. Dan meyakinkan komite untuk mendukung kamu sebagai pengganti Pak Ibrahim."
"Why me?"
"Siapa lagi, Ndra. Sepupu kamu sudah pegang bisnis lain, mereka tidak akan mau pegang jabatan ini. Gajinya gak seberapa menjadi kepala sekolah."
"Ck..." Andra berdecak kesal. "Andra juga sama dong, menolak aja. Andra lebih nyaman dengan jabatan sekarang, Pa. Papa dulu memohon Andra pulang dari SG agar mulai mengambil andil di perusahaan, sekarang....ck menyebalkan."
Pak Yusuf hanya tersenyum tipis menanggapi ocehan anak sulungnya. "Alasan kamu menolak karena kepala sekolah bukan sesuai passion kamu atau gajinya kecil?"
Andra melirik sekilas, sembari dongkol ia menjawab, "Bukan passion."
"Sebenarnya ini sesuai passion kamu, kan manajemen bisnis. Anggap aja kamu pegang perusahaan cuma bedanya bidang pendidikan. Cobalah, Nak. Ingat leluhurmu dulu mendirikan yayasan ini untuk amal. Perusahaan yang kita miliki bisa berjaya karena keluarga kita memiliki ladang amal lewat yayasan ini. Percayalah, kamu akan lebih berkah bekerja di yayasan ini. Inovasi kamu pasti luar biasa mengembangkan yayasan ini khususnya jenjang SMA."
Nasehat halus papa sedikit mempengaruhi ego Andra, apa yang diucapkan beliau memang sangat benar. Hanya saja dalam dirinya masih menolak, bayangannya menjadi kepala sekolah itu kuno, karena biasanya yang menjabat kepala sekolah adalah orang berusia di atas 45 tahun. Hufh...menyebalkan.
Andra sudah tak mau protes lagi, ia pun menerimanya dengan syarat hanya setahun atau maksimal tiga tahun ia menjabat. Lagi-lagi papa menyetujui syarat itu, dan memberikan saran agar saat memimpin carilah kader yang cerdas dan berakhlak.
Rapat yayasan dan komite pun dimulai, jajaran keluarga Dewangga turut hadir meski hanya formalitas, dalam grup WA sebagian besar keluarga sepuh ikut keputusan Pak Yusuf dan Pak Yan, dan setuju saja bila Andra yang menggantikan Pak Ibrahim.
"Bagaimana? Ini bukan soal nepotisme atau keluarga Dewangga ingin ikut terlalu dalam urusan sekolah, bukan. Kami hanya ingin mengembalikan citra baik yayasan ini. Perlu kita tahu, penggelapan dana pembangun gedung serba guna SMA sangat menodai kepercayaan keluarga Dewangga terhadap sekolah. Setiap reqruitment tenaga pendidik kami pun menjunjung keprofesionism, sportivitas dan budi pekerti. Oleh sebab itu, untuk sementara kami menunjuk salah satu anggota keluarga Dewangga sebagai kepala sekolah SMA GLOBAL CENDIKIA. Dia adalah Andra Abimanyu Dewangga, putra sulung saya," jelas Pak Yusuf di depan audiens.
Mendapati keputusan Pak Yusuf, pihak sekolah tidak bisa berkutik hanya bisa menerima, karena urusan korupsi sudah ditemukan pelakunya. Mereka tidak bisa menolak, dan merasa bersalah juga kenapa harus membiarkan praktik itu terjadi.
Untuk pihak komite yang terdiri dari beberapa wali murid dan pihak yayasan pun mulai menganggukkan kepala tanda setuju, toh keberadaan keluarga Dewangga memangku jabatan kepala sekolah ini tidak selamanya.
Mereka pun ingin mengetahui profil Andra, asisten Pak Yusuf segera menampilkan profil Andra di layar. Bisik-bisik mulai terdengar dari pihak sekolah dan komite, kebanyakan dari mereka mengamati usia Andra yang dianggap terlalu muda dan semakin ragu apa bisa mengatasi korupsi di dalam intern SMA.
Pak Yusuf mendengar, ia pun meminta Andra menyampaikan sambutan di podium. Andra yang sebenarnya enggan namun tak bisa menolak, ia sudah menyetujui dan harus melaksanakan.
"Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh," sapa Andra dengan tegas. Kesempatan berbicara saat ini akan ia gunakan untuk menunjukkan kharisma putra Pak Yusuf yang memang berkompeten dalam memimpin sebuah perusahaan meski baru pertama kali dalam bidang pendidikan. Andra pun dengan jelas mengatakan ia akan selalu terbuka dalam menerima kritik dan saran untuk kemajuan yayasan. Terkait penggelapan dana pun, ia tidak mau terulang lagi dan meminta semua pihak SMA menggunakan hati nuraninya dalam mengolah sekolah baik pihak akademika maupun struktural, karena bagaimana pun pendidikan tak layak dijadikan bisnis.
Mendengar ketegasan Andra, oramg semula meremehkan kini bertepuk tangan untuknya. Dilihat dari penampilan Andra memang sangat menghipnotis, dan mampu meyakinkan pihak yayasan dan komite bahwa laki-laki muda itu memang patut diperhitungkan sebagai kepala sekolah.
Secara intern, Andra sudah mendapat mandat jabatan itu, namun untuk regulasi administrasi Andra akan mulai resmi memegang jabatan itu saat ajaran baru. Sementara ini yang menjadi Plt kepala sekolah adalah wakil kepala sekolah devisi kurikulum, Bu Maharani.
"Kelihatan killer dan ganteng sekali," puji Bu Karyani, salah satu guru senior SMA yang belum menikah saat usia 42 tahun ini. Beliau begitu setuju saat Andra diminta maju ke podium tadi. Langsung jatuh cinta. "Mungkin dia jodoh saya," lanjut beliau yang ditanggapi anggukan kepala dan senyum canggung beberapa guru yang ikut rapat tadi.
"Pepet terus, Bu. Siapa tahu memang jodoh ibu," sahut Vika, guru bahasa Inggris yang menjabat sebagai wakil kepala sekolah devisi Humas. Masih muda dan belum menikah.
"Hem ...Bu Vika manis sekali mendukung saya, aduh semoga-semoga jodoh saya. Aamiin," jawab beliau kegirangan.
"Pak Andra juga melek kali pilih istri," sahut Pak Amar setelah Bu Karyani pergi dan disambut tawa oleh sebagian besar guru yang hadir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Diandra Handayani
hadir
2024-07-28
0
Sandisalbiah
ijin baca thor.. 🙏🙏
2023-10-27
1
fajar Rokman.
mampir thor...
2023-09-30
0