Aku tidak mengira kedatangan adikku ke rumahku, menjadi Mala petaka di rumah tanggaku.Dia yang polos,dia yang sederhana,dia yang sangat peduli kepadaku ternyata menyimpan rasa iri yang sangat dalam kepadaku.
Hancur sudah perasaan ku saat aku tau semua kebusukannya dan juga suamiku,hancur dan kecewa perasaan ku,akan kah aku melepaskan suamiku dan membiarkan dia bahagia dengan adikku atau aku bertahan dengan suami yang sudah sangat kotor bagi ku??
ikuti kisah sedih ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agustina Pandiangan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 ~ Mengabaiakan ~
Naila menghampiri Raisa yang sedang sibuk menyiapkan sarapan pagi hari ini,bukan karena dia ingin melayani suaminya tapi dia ingin membuat dirinya melupakan semua masalah dalam hatinya.
"Kakak rajin sekali pagi ini,sepertinya kakak menikmati tidur sendiri di kamar tamu."Ucap Naila lalu menarik kursi dan duduk dan mengambil minuman yang sudah ada di meja.
Hampir saja amarah Raisa meledak tapi seketika dia mengingat nasihat mertuanya untuk menghadapi pelakor dengan elegan dan tidak perlu emosi.Raisa menarik napas dalam-dalam lalu melepaskan napasnya dengan perlahan dia tidak ingin marah lagi baik itu kepada Raisa atau kepada suaminya.
Irwan juga turun dari lantai atas dia sudah memakai dinas dengan rapi,ketampanannya semakin bertambah saat dia memakai baju seragamnya jarang sekali dia memakai itu kalau bukan karena ada kegiatan penting ke polisian.
Irwan cukup kaget saat melihat Naila di meja makan apalagi di kepalannya ada handuk membuatnya kesal dan memaki Naila dalam hati.Irwan berjalan ke meja makan lalu dia menarik kursi dan mengambil sarapannya dia sama sekali tidak berani menatap Naila dia kesal bercampur emosi.
"Tentu saja tidurku nyaman malam ini,aku tidak mau memikirkan hal-hal yang membuat pikiranku pusing atau frustasi,ya...Untuk apa aku memikirkan orang lain yang belum tentu menjaga perasaan ku,dan kamu tau karma,dia tidak akan salah alamat dia akan datang kepada orang yang sedang mencoba bermain-main dengannya." Ucap Raisa dengan tenang.
Wajah Naila berubah memerah,dia sadar kalau kakaknya sedang menyindir dirinya dan dia semakin percaya kalau Raisa sudah tau hubungan mereka berdua.
"Kalian ngomongin apa sih,serius banget." Ucap Irwan pura-pura bodoh dengan semua kata-kata Raisa dan Naila yang tiba-tiba sadar lalu menoleh ke arah Irwan yang cukup tampan dimatanya dan perasaannya kepada Irwan semakin dalam.
"Sayang...Ini kartu ATM ku,nanti siang aku pulang cepat kita akan membeli semua perlengkapan kebutuhan calon baby kita.Sayang aku belom mengajak mu selama ini bukan aku tidak peduli tapi banyak yang bilang kalau belum pas waktunya pamali untuk membeli perlengkapan calon buah hati secepat mungkin.Ucap Irwan sambil menyentuh jemari Raisa yang ada di bawa sana lalu di bawanya keatas meja.
Raisa mengabaikan kartu ATM milik suaminya,dia juga tidak niat untuk memakai itu sembarangan,makanya dia tidak terlalu senang dengan apa yang dia dapatkan.
"Aku akan menunggumu di rumah,tapi kamu bisa menyimpan ATM ini,nanti kita akan memakainya kalau kita sudah belanja." Tolak Raisa lalu mengembalikan ATM milik suaminya.
Naila yang melihat pemandangan ini langsung emosi tapi dia takut melakukan sesuatu yang berlebihan takut kalau sampai Irwan marah kepdanya dan itu juga mungkin akan merugikan dirinya juga makanya dia pura-pura tenang melihat pemandangan itu.
"Baiklah kamu tunggu aku di rumah ya sayang, aku akan pulang secepat mungkin."Ucap Irwan lalu mencium kening Raisa dia sangat bahagia karena dia mengira hati Raisa sudah kembali membaik.
Irwan keluar dari dalam rumah tanpa di antar oleh Raisa,mereka berdua tinggal di meja makan,tiba-tiba saja selera makan Naila hilang dan bahkan makanan yang sudah ada di mulutnya dia tidak bisa lagi telan rasanya sudah seperti hambar.
🌺🌺🌺bersambung 🌺🌺🌺
.