Karena saya masih wanita yang beradab,
masih bisa mengganti kecewa dengan doa, sekalipun berbaur dengan luka sepertimu.
Bertahun tahun hidup dalam hubungan rumah tangga yang tidak sehat. Tiap saat harus berhadapan dengan orang orang yang memiliki jiwa tak waras, suami kejam, mertua munafik, kakak dan adik ipar yg semena mena. Bertahan belasan tahun bukan karena ingin terus hidup dalam tekanan tapi karena ada anak yang harus dipertimbangkan. Namun dititik tiga belas tahun usia pernikahan, aku menyerah. Memilih berhenti memperjuangkan manusia manusia tak berhati.
Jangan lupa kasih like, love dan komentarnya ya kak, karena itu sangat berarti buat kami Author ❤️
Salam sayang dari jauh, Author Za ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hawa zaza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
POV Halwa
Seperti biasa, setiap pagi aku akan pergi ke toko untuk langsung mengawasi dan turun dalam transaksi jual beli, karena aku tipe orang yang memang tidak bisa berdiam diri, badan akan terasa pegal semua jika hanya duduk tak melakukan apa apa, hari ini sengaja aku berangkat lebih awal, karena berniat ingin mengambil catatan belanja yang kemarin lupa aku bawa pulang.
saat aku membuka pintu toko tiba tiba aku dikejutkan oleh sebuah tangan yang menepuk pundak ini, saat aku menoleh ternyata mas Yudha sudah berdiri di belakangku dengan senyum menjijikkan, lebih tepatnya penuh dengan nafsu kala matanya menatapku.
jujur aku mulai panik dan sedikit takut dengan kedatangan mas Yudha yang tiba tiba, pasti ada niat jahat yang sedang dia rencanakan, mau kabur rasanya sulit, aku sudah terlanjur membuka pintu dan mas Yudha dengan gerakan yang tidak terduga tiba tiba mendorongku masuk ke dalam, panik..tentu saja, aku mulai gemetar apalagi saat melihatnya menyeringai penuh nafsu.
aku terus melangkah mundur dengan otak yang tidak berhenti berpikir, bagaimana aku harus lepas dari lelaki kejam ini, yaaah kenapa aku bilang dia kejam, karena selama bertahun tahun aku menjadi istrinya, aku sudah sangat paham begaimana sikap dan watak lelaki yang ada dihadapanku saat ini, selalu melakukan apa yang ingin dia lakukan, tak perduli apa itu menyakiti orang lain apa tidak, asal apa yang menjadi kemauannya terwujud, maka dia akan melakukan segala cara untuk mewujudkannya, entah dimana hati nuraninya, nasehat seperti apapun tak pernah bisa masuk di hatinya.
'Ya Tuhan selamatkan aku dari niat jahat lelaki yang pernah menjadi imamku ini, Alloh Allah, Astagfirullah, astagfirullah, tolong aku ya Allah.' aku terus berdoa dalam hati, meminta perlindungan dariNYA, berharap ada keajaiban yang datang untuk menyelamatkanku dari tekanan lelaki yang sebentar lagi sah menjadi mantan suamiku.
punggungku membentur tembok, itu artinya aku sudah tak lagi punya celah untuk menghindar, karena dengan cepat kedua tangan mas Yudha mengunci pergerakakkan tubuhku, harum maskulin dari tubuhnya sedikit mengingatkan aku pada kehangatan lelaki ini saat kami melalui hari hari indah sewaktu masih awal awal pernikahan.
nampak mas Yudha mulai ingin menyentuhku, nun aku terus menghindar, sehingga dengan kasar dia menarik pergelangan tanganku lantas menyeretku masuk kedalam ruangan pribadiku, mas Yudha menghempaskan aku ke sofa minimalis yang ada diruangan ini, dan dengan langkah lebar dia keluar lalu mengunci pintunya, justru keadaan inilah yang harus kumanfaatkan, saat dia lengah aku harus bisa menggunakan kesempatan ini untuk bertindak cepat.
dengan lincah jariku mengirim pesan ke beberapa orang yang kuanggap bisa segera membantuku, orang pertama yang aku hubungi adalah Yudhi pegawai tokoku, karena cuma dia yang membawa kunci serep toko ini, setelah mengirim pesan pada Yudhi, aku juga mengirimi pesan Bella, Heni juga pak RT, dengan jantung berdebar aku segera memasukkan ponsel kedalam tas yang sebelumnya memode senyap terlebih dahulu, karena terdengar derap langkah mas Yudha yang semakin mendekat, ceklek, pintu dibuka dan seringai menjijikkan terlihat diwajah laki laki yang saat ini begitu kubenci.
'Tidak, aku tak boleh terlihat lemah, aku harus mencari cara untuk mengecohnya sambil menunggu mereka datang untuk menyelamatkanku dari niat jahat mas Yudha.
" gimana, kamu sudah siap sayang?"
ciiiih, jijik sekali aku mendengar dia mengatakan itu, tak Sudi rasanya dekat dekat dengannya apa lagi diminta untuk melayaninya, tubuhnya sudah terlalu banyak menjamah perempuan perempuan diluar sana, aku tak akan membiarkannya sedikitpun menyentuhku, meskipun aku harus terluka sekalipun.
"dasar kamu ya mas, sudah kubilang jangan macam macam padaku, karena akan kupastikan kamu menyesal telah membuat masalah padaku."
" hahahahahaaa, kamu mengancamku wa?
apa kamu kira aku akan takut? tidak sayang, justru aku akan semakin bergairah melihatmu emosi seperti ini, karena kamu semakin terlihat sangat cantik saat marah, aaah kenapa aku baru menyadari ini, ternyata kamu sangat cantik."
"apa yang kamu inginkan mas? jangan pernah berani menyentuhku, aku ingatkan kamu sekali lagi."
" aku tidak akan menyentuhmu, tapi ingin bermain main denganmu, rasanya sudah sangat lama kita tidak melakukannya, bukan begitu sayang?"
" awas kamu mas, kamu akan menyesal."
tapi mas Yudha tak sedikitpun mengindahkan teriakanku, aku semakin gemetar sangking takutnya, saat dia berusaha untuk menindih tubuhku dengan sekuat tenaga kulayangkan tendangan tepat pada pusakanya, yeees berhasil, mas Yudha langsung mengaduh kesakitan.
tak ingin membuang kesempatan, aku langsung berlari keluar dan tak lupa mengunci pintu dari luar seperti yang tadi mas Yudha lakukan, huuuuuft dengan nafas terengah dan jantung yang masih berdebar kencang kusenderkan tubuh dibalik pintu, sekedar untuk menetralkan semua rasa yang bercampur menjadi satu.
tak lama terdengar suara derap langkah datang mendekat dan ternyata itu dari suara langkah kaki beberapa orang yang tadi sempat aku kirimi pesan, nampak Bella yang terlihat sangat panik, pak RT dengan beberapa warga, juga ada Yudhi dan Heni, wajah wajah cemas dan tegang tersirat dari sorot mata mereka.
Bella langsung memelukku dan menangis sangking hawatirnya, Heni dengan sigap langsung memberi botol air mineral, dan aku langsung meneguknya hingga tandas, setelah merasa sedikit tenang, ku ceritakan semua apa yang sudah terjadi, akhirnya mas Yudha dibawa warga untuk disidang dirumah pak RT.
meskipun demikian, mas Yudha ya tetap mas Yudha, dia akan memiliki segala cara untuk berkelit, dengan begitu pintarnya dia mencari pembenaran, lidahnya sangat lincah dalam berkelit, bodohnya aku yang tidak sedikitpun terpikirkan untuk merekam perbuatannya, apalagi aku tidak memasang cctv di dalam tokoku, sehingga mas Yudha dengan mudah menyangkal semua tuduhan yang kulayangkan, awas kamu mas, aku akan membuatmu menyesal jika kamu terus berusaha untuk menyakitiku, rasa kesal juga benci semakin menumpuk dihati pada laki laki yang darahnya mengalir pada tubuh putriku.
setelah ini aku akan memasang kamera pada setiap sudut didalam toko maupun diluar toko, jika suatu saat nanti mas Yudha ataupun keluarganya kembali berniat jahat padaku, aku punya bukti kuat untuk melaporkannya, untuk saat ini ku boleh senang dan merasa senang mas, tapi aku harus lebih waspada lagi, karena mas Yudha tipe orang yang nekad apa lagi dia sudah tau tentang toko ini dan penghasilanku dari menulis, aku yakin setelah ini dia akan semakin berbuat nekad demi apa yang dia inginkan.
' Laa yajibu an taquula kulla maa ta'rif ...bal yajiibu an ta'rifa kulla maa taquul.
apa yang engkau katakan setiap apa yang engkau ketahui, tetapi wajib engkau mengetahui setiap apa yang engkau katakan.
' apa yang melewatkan ku tidak akan menjadi takdirku dan apa yang ditakdirkan untukku tidak akan pernah melewatkan ku.'
☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️
Jangan lupa mampir juga di cerita aku ini ya, kasih like n komentarnya, juga menerima kritik dan saran, thank you sudah mau mampir di cerita aku.
Salam sayang dari Author Za ❤️
Happy ending ❤️