Maura Putri Wijaya, gadis cantik berusia 20 tahun. Putri tunggal dari pengusaha terkenal nan kaya raya, Elgar Wijaya dan Amira Talitha.
Namun, hidup Maura kesepian karena kedua orang tua nya sibuk dengan urusan masing-masing. Membuat Maura terbawa arus hingga memutuskan menjadi seorang sugar baby dari seorang pria tampan yang usia nya jauh di atasnya.
Daniash Anggara Kim, pria dewasa yang berhasil menjadikan Maura baby nya, bahkan mereka menghabiskan banyak malam bersama. Daniash pria beristrikan seorang artis bernama Herra Yuliana, mereka menikah karena perjodohan.
Apa yang terjadi ketika orang tua Daniash mengetahui kelakuan putra nya dengan gadis lain? Sedangkan mereka tau kalau hubungan rumah tangga keduanya baik-baik saja?
"Aku lelah dengan keadaan aku saat ini, bisakah aku menyerah, Dad?"
"Tidak, aku yang akan memberikan semua nya untukmu. Menjadikan mu gadis paling beruntung!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 25 - Detik-detik Panas
Sore harinya, Maura memutuskan pulang sendiri tanpa menunggu Daniash menjemput nya. Dia ingin menyambut Daniash dengan cara berbeda, malam ini adalah malam terakhir sebelum dia harus pulang ke rumah nya yang sebenarnya.
Maura tengah menikmati mandi sore nya dengan berendam air hangat yang di penuhi busa sabun dan aromaterapi yang menenangkan. Hari ini, Maura benar-benar membersihkan tubuhnya sedetail mungkin tanpa ada yang terlewat satu inchi pun.
Dia ingin membuat kesan yang baik saat menyerahkan diri pada Daniash sepenuhnya malam ini, karena menstruasi nya sudah selesai.
Tring..
Suara ponsel berdering, Maura memang sengaja membawa ponsel nya ke kamar mandi. Dia meraih ponsel nya dan melihat siapa yang menelpon nya.
Panggilan telepon dari 'My Sugar Daddy'.
"Iya Daddy.." jawab Maura setelah mengangkat panggilan dari Daniash.
'Kamu dimana? Daddy di kampus, tapi kamu nya gak ada.' Tanya Daniash di seberang telepon.
"Maura udah pulang, Dad. Ini lagi mandi, maaf gak ngabarin dulu."
'Ohh, ya sudah. Daddy pulang, mau nitip apa sayang?' Tanya Daniash.
"Terserah Daddy aja, cepet pulang ya Dad, Maura tunggu. Hati-hati di jalan nya,"
'Okey sayang.' Panggilan pun selesai, Maura berdiri dari bath up dan membilas tubuhnya di bilik shower. Setelah selesai, Maura membalut tubuhnya dengan bathrobe, menggulung rambut basahnya dengan handuk kecil.
Gadis itu berjalan keluar dari kamar mandi, lalu masuk ke dalam walk in closet. Membuka pintu lemari dan memilih pakaian haram yang akan di kenakan malam ini.
Pilihan nya jatuh pada lingerie seksii berwarna merah menyala, secepat kilat Maura memakai nya.
Setelah selesai, dia keluar dan mengeringkan rambutnya dengan hairdryer, menyapukan bedak tipis dan lipstik berwarna merah agar terkesan lebih hot.
Ceklek..
Daniash membuka pintu, lalu meletakan sepatu nya di rak biasa.
"Baby, Daddy pulang."
"Maura di kamar, Dad." Jawab Maura sedikit kuat agar pria nya bisa mendengar.
Daniash membawa bungkusan berisi makanan untuk Maura ke kamar, sekalian ingin melihat apa yang sedang di lakukan gadis nya.
Pria itu membuka pintu lalu menutup nya kembali dengan cepat.
"Baby, Daddy bawain martabak manis sama sup buntut kesukaan kamu." Daniash belum menyadari penampilan Maura, dia meletakan makanan itu di meja dekat sofa.
Daniash berbalik, seketika itu juga dia membulatkan mata nya.
"Baby, apa-apaan ini? Kenapa memakai pakaian seperti ini."
"Daddy gak suka?" Tanya Maura, dia mengangkat sebelah kakinya, hingga pakaian yang memang sudah tipis menerawang itu tersibak ke atas menampilkan paha mulus milik Maura. Terlihat sangat menggoda.
"Suka, tapi percuma aja. Kamu cuma bikin Daddy nafssu doang, tapi gak bisa muasin."
"Bisa kok, Maura bisa." Jawab Maura dengan percaya diri.
"Kamu masih menstruasi, sayang."
"Maura sudah bersih, Daddy." Jawab Maura sambil tersenyum.
"Benarkah?" Wajah Daniash berbinar mendengar ucapan Maura.
"Iya, kemarilah Dad." Daniash menurut dan duduk di samping gadisnya. Dengan cepat, Maura mengubah posisi duduknya. Dia duduk menyamping di pangkuan Daniash, dengan kedua tangan melingkar erat di leher Daniash.
"Kamu terlihat sangat menggairahkan, sayang." Bisik Daniash sensual, membuat bulu kuduk Maura merinding seketika.
"Kalau begitu, ayo lakukan. Daddy sudah menahan nya kan? Lepaskan saja sekarang."
"Tapi, dalam rangka apa kita melakukan ini sayang?"
Maura menghembuskan nafas nya kasar, lalu mengecup bibir Daniash sebelum mengatakan alasan nya bersikap seperti ini.
"Besok, papa sama Mama pulang dari luar negeri karena urusan mereka sudah selesai, Dad. Jadi, Maura harus pulang ke rumah Maura."
"Jadi?"
"Mama sama papa posesif banget, Maura takut gak bisa ketemu sama Daddy selama mereka ada disini. Jadi, Maura ingin kita melewati malam panas bersama sebelum Maura pulang." Jelas Maura membuat hati Daniash kesal. Itu artinya dia takkan bisa tidur sambil memeluk gadis nya? Ohh sial.
"Kamu yakin, sayang? Apa kamu takkan menyesal menyerahkan semua nya sama Daddy?" Tanya Daniash memastikan.
"Enggak Dad, Maura percaya sama Daddy."
Tangan lentik itu membelai wajah Daniash, mengusap nya dengan sangat lembut lalu melayangkan kecupan-kecupan kecil di seluruh wajah Daniash.
"Dad, aku mencintai Daddy. Maaf kalau Maura lancang karena berani mencintai Daddy."
Hati Daniash berbunga, sebuah ungkapan cinta yang mampu membuat hati nya berdebar. Apa kah ini artinya dia juga mencintai gadisnya? Gadis cantik yang tak sengaja terjebak dengan nya melalui hubungan tabu.
"Maaf, Daddy belum bisa menjawab nya sayang."
"Tak apa Dad, aku hanya mengungkapkan nya saja. Tak berharap banyak kalau Daddy akan membalas, karena Maura tau status kita berdua seperti apa."
"Bukan seperti itu, sayang."
"Sudahlah, Dad. Tak perlu di bahas lagi, bagaimana kalau kita main saja?" Ajak Maura, dia berubah jadi gadis nakal yang terlihat begitu mendamba sentuhan Daniash.
Pria tampan itu tersenyum, lalu mulai mencium bibir mungil Maura. Awalnya ciuman itu begitu lembut, namun setelah beberapa saat ciuman itu terasa semakin menuntut, bahkan Maura kesulitan mengimbangi ciuman liar Daniash.
Tangan besar Daniash juga tak tinggal diam, dia merayap nakal ke arah dada kenyal nan montook milik gadisnya. Meremaasnya dengan lembut, memutar benda kecil sebesar buah ceri itu dengan tangan nya. Maura menggeliat dalam ciuman itu, dia merasakan sensasi yang sangat berbeda saat Daniash memainkan dada nya, meski ini bukan yang pertama kalinya.
"Aahhh, Daddy pelan-pelanhh.." ucap Maura terengah setelah melepaskan ciuman nya.
Daniash tersenyum, wajah Maura terlihat sangat menggairahkan. Pria itu kembali mencumbu Maura, lalu bibir nya turun ke leher, menyesap nya dengan kuat hingga meninggalkan bekas kemerahan.
Pria itu berdiri dan membaringkan gadisnya di ranjang, mengungkung tubuh mungil nya di bawah tubuh besarnya. Pria itu merobek paksa pakaian tipis yang di pakai gadisnya, hingga terbuka sepenuhnya.
"Daddy, ini mahal lho kenapa di robek?"
"Kalau kamu mau, Daddy bisa beli dengan pabrik nya sekalian, sayang." Jawab Daniash dengan suara beratnya, nafssu nya sudah mengambil alih tubuhnya.
Daniash menundukan kepala nya, menguluum buah ceri di puncak bukit kenyal milik gadisnya, memutar-mutar lidahnya membuat Maura melenguuh beberapa kali.
"Mmmmhhh…"
Jemari besar itu meraup buah ranum miliknya dengan lembut, sesekali meremaas nya dengan brutal, sebelah tangan nya lagi merayap ke bawah, menyentuh inti sang gadis yang mulai basah karena rangsaangan yang di berikan Daniash.
"Kamu sudah basah, sayang." Bisik Daniash, dia tersenyum smirk melihat Maura yang terlihat sayu, menatap nya dengan tatapan yang terlihat menggoda di mata nya.
Daniash bangkit, dia melucuti seluruh pakaian nya, termasuk boxer nya juga. Kedua nya sama-sama polos saat ini, Maura memejamkan mata nya saat benda tumpul tapi terasa sangat keras dan besar itu menusuk-nusuk di inti nya yang sudah basah.
"Daddy…" lirih Maura, membuat Daniash menghentikan sejenak kegiatan nya. Gadis itu menatap nya dengan sayu.
"Terlambat untuk berhenti, sayang."
"Tidak, aku tidak meminta berhenti. Aku ingin pipis dulu, Dad." Jawab Maura malu-malu.
"Jangan lama, keburu junior lemes lagi."
"Iya Daddy." Jawab Maura, gadis itu berlari ke kamar mandi dengan keadaan tubuh polos nya. Namun tak lama kemudian, dia kembali keluar dengan wajah murung.
"Kenapa sayang?"
"Gak jadi pipis, air nya gak keluar." Jawab Maura lirih, lalu kembali membaringkan tubuhnya di bawah kungkungan Daniash.
Pria itu mengernyit, apa yang di maksud dengan ingin pipis itu tandanya Maura akan meraih pelepasaan nya? Aahh kenapa dia bisa tak menyadari hal itu, nafssu membuat akal sehat nya tak bekerja.
.....
🌻🌻🌻🌻🌻
bikin karya bagus lainnya saja gak usah nambah.kl kepanjangen bikin males mengikuti.
ku kirim vote ya kak....
Ditunggu judul selanjutnya
rasanya gak rela cepat tamat...
terimakasih banyak Thor sdh menghibur kami pembaca 🙏🙏
semangat Thor dgn Karya selanjutnya 💪