Zara Adelia, gadis cantik dan juga seorang Nona muda yang masih duduk di kelas 12 SMA, terpaksa menjalani pernikahan rahasia dengan seorang pria yang lebih dewasa darinya. Kedua orang tua Zara sangat yakin jika pria tersebut bisa membuat Zara bahagia. Pria tersebut tak lain adalah guru olahraga sekaligus guru BP nya di sekolah. Sedari dulu Zara sangat tidak menyukai guru olahraga yang selalu membuatnya kesal.
Akankah Zara bisa hidup bahagia bersama pria yang bukan pilihannya? Nyatanya sehari-hari Zara harus berhadapan dengan suami sekaligus guru olahraga nya di sekolah. Mungkinkah cinta mulai bersemi di antara mereka?
Yuk Yuk ikuti keseruan mereka. Mohon dukungannya ya! ❤️❤️❤️❤️🥰🥰
FB : Princess Cindy
IG : Lichamanizz
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LichaLika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Panggilan sayang
Rupanya Zara tiba di rumah terlebih dahulu, Pak Faisal mengantarkan Zara sampai di depan gerbang rumahnya.
"Makasih banyak buat Pak Faisal yang sudah mau meluangkan waktunya untuk mengantarkan saya pulang." ucap Zara saat dirinya akan keluar dari mobil.
"Iya sama-sama Zara, Bapak juga senang bisa mengantarkan mu pulang, oh ya Zara, kirim salam sama Pak Harun, ya!" balas Pak Faisal.
"Oh iya, Pak. Tentu saya pasti sampaikan kepada Daddy. Kalau begitu Saya pulang dulu."
"Iya hati-hati!" Pak Faisal menganggukkan kepalanya. Kemudian Zara keluar dari mobil Pak Faisal, setelah itu mobil sang guru kembali melaju ke jalan raya, dan tak berselang lama mobil Andra pun tiba di depan rumah mewah dimana keluarga besar Harun tinggal.
Zara yang mengetahui kepulangan suaminya, Ia langsung bergegas masuk ke dalam halaman rumah, Zara berjalan sedikit terburu-buru karena Ia sedang malas bertemu dengan sang suami.
Sementara itu mobil Andra sudah berada di belakang Zara, Andra mencoba mengejar Zara yang seolah-olah sedang menghindarinya. Andra menghentikan mobilnya dan segera turun dari mobil. Kemudian dengan cepat Ia mengejar Zara yang kala itu mulai masuk ke dalam rumah.
"Zara, tunggu! Zara!"
Zara tak memperdulikan panggilan suaminya, Ia pun terus berjalan tanpa menoleh ke belakang, Andra segera menahan Zara dengan menarik tangan Zara.
"Zara tunggu dulu!"
Zara menghentikan langkahnya dan berbalik arah kepada suaminya, "Apa sih, Saya mau masuk ke dalam." Zara terlihat cuek mencoba melepaskan tangannya dari genggaman tangan Andra.
"Kita harus bicara."
"Bicara apa? Bicara tentang Bapak yang mengantarkan Anita pulang, dah lah terserah bapak. Itu kan hak Bapak." balas Zara sembari memalingkan wajahnya.
"Tapi kamu juga kenapa mau saja diajak pulang sama Pak Faisal, kamu kan bisa pulang bersama suamimu."
"Pulang sama suamiku? Orang suamiku nggak ngajak Aku pulang kok, justru ngajak Anita, ya udah apa salahnya Saya pulang bareng Pak Faisal. Impas, kan!"
"Tapi nggak gitu juga, Zara! Aku dan Anita cuma ... cuma ... oke Aku minta maaf, Aku sengaja mengajak Anita pulang karena ... karena ...!" Andra tidak melanjutkan kata-katanya karena Zara menyela pembicaraan nya.
"Karena apa, karena bapak naksir juga sama Anita?"
"Bukan begitu maksudnya."
Mereka berdua tampak ribut di depan pintu, dan tiba-tiba saja pintu itu terbuka, dan sang Daddy tengah berada ditengah-tengah pintu menyaksikan anak dan menantunya yang baru pulang.
"Zara, Andra! Kalian sudah pulang?"
Mendengar suara Daddy Harun, keduanya seketika langsung berpura-pura tidak terjadi apa-apa, Zara terlihat pura-pura mesra dengan menggandeng tangan Andra. Pun sama demi tidak ingin menyakiti perasaan Ayah mertua nya, Andra pun merangkul pundak istrinya dengan mesra. Kedua pasangan itu saling menatap seolah-olah mereka harus bekerja sama agar tidak menyakiti perasaan Daddy Harun.
"Eh ada Daddy, iya Dad! Kami baru saja pulang." jawab Zara sembari berpura-pura tersenyum bahagia.
"Daddy senang melihat kalian berdua rukun, seperti ini kan enak dilihat." ucap Daddy Harun yang tersenyum melihat keduanya.
"Wooohh iya dong, Dadd! Kita baik-baik saja kan, Pak Andra?" sahut Zara sembari tersenyum kepada suaminya. Dan Andra pun membalasnya dengan senyum paksa.
Namun, tiba-tiba saja Daddy Harun berkata kepada Zara, "Zara! Kamu panggil suamimu kenapa dengan panggilan Bapak, dia itu suamimu, di sekolah dia mungkin gurumu, tapi di rumah dia suamimu, rubah panggilan mu, Daddy tidak mau mendengar kamu memanggil Suamimu dengan sebutan Bapak lagi, yang jadi bapakmu ini Aku, Daddy mu bukan suamimu. Mengerti!"
Seketika Zara menelan ludahnya susah payah, haruskah dirinya memanggil lain kepada Andra.
"Eh eh iya Dad! Zara akan memanggilnya dengan ... dengan ...!" Zara tampak masih berpikir sebutan apa yang cocok panggilan terhadap suaminya.
"Panggil Sayang!" ucap Daddy Harun tiba-tiba.
"Apa Daddy? Sayang? Zara harus panggil dia, Sayang?" Zara membulatkan matanya saat sang Daddy memintanya untuk memanggil Sayang kepada Andra.
"Hmm ... benar, pokoknya mulai saat ini, Daddy tidak mau kamu panggil suamimu dengan sebutan Bapak, kalau di sekolah tidak masalah, tapi di rumah kamu harus memanggilnya, Sayang. Titik! Tidak pakai koma apalagi tapi. Dan sekarang kalian berdua segera bersiap-siap, hari ini Daddy akan mengantarkan kalian ke rumah baru yang sudah Daddy persiapkan." ucap Daddy Harun.
Zara pun tidak bisa menolak permintaan sang Daddy, terpaksa dia harus mengikuti perintah Daddy Harun untuk memanggil Andra dengan sebutan Sayang.
"Ayo Pak ... eh Sayang kita masuk ke dalam, biar Daddy tidak lama-lama menunggu!" seru Zara kepada Andra untuk pertama kalinya dirinya memanggil Sayang kepada sang suami.
"Tentu saja, Sayang! Ayo!"
"Haaaaaaa!" sontak jawaban Andra membuat Zara melotot pada sang suami yang saat itu sedang tersenyum kepadanya.
"Diihh ikutan panggil sayang juga? Aahhh Daddy, apaan sih suruh panggil sayang? Kayak mesra banget." batin Zara.
...BERSAMBUNG...
smpe di kira orang aku kesurupan 😂😂😂