NovelToon NovelToon
Aku Pawangmu Direktur

Aku Pawangmu Direktur

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / CEO Amnesia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:64.6k
Nilai: 5
Nama Author: El Nurcahyani

Kinasih terjebak cinta pada sang direktur amnesia. Estu, seorang direktur dari keluarga ningrat, rupanya sudah memiliki calon istri sebelum dirinya hilang ingatan.

Bagaimana nasib Kinasih yang statusnya sebagai istri? Estu harus memilih yang mana? Kinasih atau calon istrinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Nurcahyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Belum Jelas Nasib

Bab 24

"Apa tidak ada sedikitpun yang ingat saat masuk rumah ini? Ciri khasnya, aroma ruangannya atau pernah ada bayangan apa gitu?" Kinasih mencoba membangkitkan ingatan Estu tentang rumah ini.

"Nggak tahu," jawab Estu singkat.

"Masa nggak tahu. Biasanya orang kalau ...,"

"Nggak usah banyak bicara," Estu memotong ucapan Kinasih.

Kinasih jadi terkejut. 'Kenapa Estu melarang dirinya bicara? Hanya bicara saja tinggal didengar mau dijawab silakan dan tidak juga tak apa, nggak perlu repot,' Pikir Kinasih.

"Bicaranya Nanti kalau udah tenang, jangan sambil jalan seperti ini," imbuh Estu.

'Hah dia bisa dengar isi hatiku?' tanya Kinasih pada dirinya sendiri, tapi benar juga bicara sambil jalan itu capek.

Saat sudah sampai pintu antara ruang depan dan dapur, Estu berdiri sejenak lalu meminta Kinasih untuk menunjukkan mana arah kamarnya.

Apakah lurus? Apakah belok kanan? Apakah menuju bawah tangga? Karena di bawah yang melingkar juga banyak pintu-pintu.

Kinasih lalu menarik Estu dari pintu dapur ke samping kanan. Itulah kamar dia.

Kinasih dan Estu sudah berada di kamarnya dan Estu mengajaknya duduk di tempat tidur karena di sana tidak ada bangku satupun.

Kamar Kinasih bukan seperti kamar majikan atau kamar tamu yang terdapat sofa, meja atau setidaknya satu kursi dan meja buat barang, ini sama sekali tak ada.

Bahkan meja rias pun tidak ada, di kamar itu hanya ada kaca yang menempel di dinding.

Untungnya kamar mandi masih di dalam. Sebenarnya kamar yang Kinasih tempati tidak terlalu seperti kamar pelayan, kamar mandinya aja sudah cukup bagus, meskipun Kinasih sempat tidak tahu cara menggunakan shower, tombol air hangat, pasta gigi yang bisa ditekan otomatis jadi tidak perlu kita memutar tutup dan alat-alat kamar mandi yang canggih lainnya.

Kamar Kinasih sebenarnya untuk kamar tamu dahulunya, hanya saja rumah itu mengalami perombakan karena masih ada sisa lahan ke belakang dan kamar tamu yang sekarang lebih besar.

Beda halnya dengan kamar pelayan yang seperti kamar pada umumnya di rumah-rumah sederhana. Kamar mandinya berada di luar. Ada tiga kamar mandi untuk seluruh karyawan termasuk pelayan, tukang kebun, sopir dan security.

"Ada apa Mas?" tanya Kinasih.

“Hah? Apa? Bisa-bisanya tanya ada apa?” seru Estu yang sudah rindu berat, malah seakan Kinasih tak acuh.

"Iya habisnya harus tanya apa. Kalau rindu, aku juga rindu, dari semalam makan ketakutan."

Kinasih kemudian menceritakan keluhannya semalam yang merasa diabaikan semua orang di rumah itu.

Semalam seakan dipaksa untuk menjauh dari separuh jiwanya. Terlebih saat mendapati kamar dengan ruangan besar, lelah perjalanan benar-benar tidak bisa tidur takut ada apa-apa. Lagi pula ini keluarga baru belum tahu karakter mereka baik atau jahat. Tempat baru memang belum bisa untuk tidur nyenyak.

Kemudian saat Kinasih baru bangun tadi pagi, dia juga sangat takut karena kesiangan. Takutnya orang-orang membully dirinya, mengejek lalu ngata-ngatain tuan putri manja, pemalas segala macam pokoknya. Seperti yang ada di drama-drama tivi saat orang miskin masuk ke rumah orang kaya.

"Mas nggak tahu kan gimana takutnya aku semalam? Kenapa sih enggak berusaha cari aku dulu sebelum pergi," ucap Kinasih setelah cerita panjang lebar malah nyalahin Estu.

"Itu tuh pikiran buruk kamu selalu overthinking, jadi takut beneran. Dan aku juga bukan nggak nyariin kamu, tadi sudah sampai dekat tangga, aku bingung mau nyari ke mana. Ke kiri atau ke kanan? Tapi Kanjeng Mami keburu menarikku ke luar."

"Oh iya, sampai lupa. Gimana kata dokter?" Kinasih antusias ingin mengetahui perkembangan kesehatan Estu.

Estu menceritakan pengalaman selama di rumah sakit dan saat dirinya ke TK, dengan niat Kanjeng Mami mengembalikan memori dimulai dari kejadian yang pernah dialaminya.

Estu juga menceritakan keanehan Kanjeng Mami memperlakukan dirinya seperti anak kecil.

"Hahaha, ada-ada saja ya Kanjeng Mami. Padahal aku pikir dia itu yang paling jutek di sini, sampai nggak berani bicara aku."

"Kinasih, tapi herannya apa kerjaanku ya? Kaya gini aja gitu aktivitasnya? Aku udah dewasa masa cuma tidur, makan. Kenapa tidak ada yang memintaku ke kantor kalau memang ada kantor, atau ke tempat kerja pabrik atau apa gitu?

"Mungkin belum? Kan mas sedang proses pengobatan karena kecelakaan itu," respons Kinasih.

"Apa suaminya Kanjeng Mami udah meninggal? Kok aku nggak tahu ya?"

"Hus, ngomongnya ngawur, itu kan papinya Mas." Kinasih menegur, agar Estu tidak bicara sembarangan.

"Kalau emang ayahku mash ada, kenapa sampai sekarang belum ketemu kita? Kan satu rumah. Semalam dia juga nggak ada, pagi juga. Memang nggak menyempatkan ketemu aku? Pasti sudah mendapatkan berita dong?"

Karena bahas Kanjeng Papi, Kinasih akhirnya menceritakan pengalamannya tadi saat ke ruangan baca bertemu Kanjeng Papi dan meralat sangkaan Estu yang menyangka Kanjeng Papi cuek.

Mungkin karena orang di sana sama-sama sibuk, jadi seakan pada cuek. Padahal sedang melakukan kesibukannya masing-masing.

Estu dan Kinasih masih berbincang di dalam kamar, yang semula mereka duduk di ranjang kini pergi ke balkon. Mereka membicarakan tentang masa depan setelah masuk ke rumah ini. Seakan hidup mereka ditentukan oleh orang lain. Estu harus mengambil tindakan, tidak bisa seperti ini terus.

Masih mending saat tinggal di kampung, tiap pagi ada kegiatan meskipun untuk perbandingan keluarga ini yang dihasilkan tidak seberapa, tapi terasa sekali hari yang berkualitas.

"Apakah nanti kita juga akan jualan kue?" tanya Kinasih.

"Aku tidak tahu, mungkin kita terlalu terburu-buru menyimpulkan keadaan. Padahal baru sehari kita di sini." Pemikiran Estu sudah mulai terbuka. Bahwa memang segal sesuatunya ada waktu dan proses.

Estu dan Kinasih yang sama-sama menghadap ke halaman, kini Estu menggeser Kinasih menghadap pada dirinya. Kedua tangan Kinasih dipegang lalu ditatapnya wanita yang selalu membuat Estu nyaman.

Kinasih merasa gugup, wajahnya bersemu merah, dia menunduk. Namun, dagunya segera diangkat oleh jari telunjuk Estu perlahan.

"Yang pasti kita sama-sama bersabar di sini. Aku pun tidak tahu nasibku seperti apa, yang penting kau jangan jauh dariku," lirih Estu, dia mengucapkan sedikit membungkuk dekat kepada wajah Kinasih.

Tiba-tiba Estu memeluk Kinasih, rindunya tercurah saat itu. Kinasih jelas membalas pelukan suaminya. Kedua insan memejamkan matanya, menikmati kebersamaan yang hangat di teman udah sore yang sejuk.

Tok!

Tok!

Kemudian terdengar suara pintu dibuka, mereka berdua menoleh lalu pelukan mereka dilepaskan dengan seketika, beberapa saat kemudian melihat seseorang masuk.

Ternyata Keken yang datang ke kamar Kinasih membawa sebuah buku.

Namun Keken malah mematung di depan pintu, melihat pemandangan yang ada di depannya.

Bersambung....

1
$uRa
nah looi ...jadi bingung kan ....menantu yang mana😁😁
$uRa
wahh..ada kompor meleduk neh
$uRa
kapan neh Estu sadar dari amnesia nya...
$uRa
untunglah pada baik
$uRa
kasihan
$uRa
semoga Kanjeng papi hatinya baik
$uRa
kin...mas maruta datang
$uRa
semalam saja kin...besuk pagi pulang saja ke desa
.jual roti lagi...
$uRa
pulang saja kin...
$uRa
cesil apa keken
$uRa
wahhh..alamat menderita nehh
$uRa
wah Kanjeng mami..semoga tidak mempersoalkan bibit ..bebet. bobot
$uRa
ayuning apa kinasih
$uRa
wah orang yang yang mencari maruta datang ....
Siti Amanah
sebenarny judulny ap sih cerita nya.ini cocokny berjudul pasangan Tertukar🤣🤣 Estu bukan ny Bucin sama istriny malah mau tunangan lagi salah judul nih .
Woles Ajah
duh Kinasih.... mungkin harus sekolah LG nih biar bs menyaingi Keken
Ilham Risa: Hai kak, mampir juga yuk kak ke novel aku "bangkitnya pria terhina" makasih kak🙏
total 1 replies
Rolensia Astrella
lanjut
Mariah Ulfha
kok ngak up
mbak ijus
kenapa kok semakin muter"yo ceritane..nunggu kpn estu sadar dr amnesia'y
AL
lanjut tour kenapa setiqp hari hanya 2 bab sua.
Hiatus: Terima kasih sudah mampir
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!