Juara 3 lomba 100% kekasih Ideal
Mengetahui kebusukan saudara dan mantan kekasihnya, Cakra berencana membongkar semuanya agar mereka mendapat balasan yang setimpal.
Tetapi takdir berkata lain, di saat semuanya akan terkuak, Cakra malah jatuh dari jembatan hingga hanyut di bawa arus lumayan deras.
Sangat di untungkan, seorang gadis bernama Liora menemukan dirinya di pinggir sungai. Sayangnya, ingatan Cakra hilang sepenuhnya.
Akankah Cakra dapat mengingat semuanya, dan membalas adik juga mantan kekasihnya? Atau dia harus terjebak dengan amnesia yang dia derita?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susanti 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 25
Cakra, laki-laki itu menyandarkan punggunya pada sandaran kursi seraya memejamkan matanya. Bulir-bulir bening berhasil membasahi wajah tampan pria itu sebab teringat pada sang istri yang telah tiada dua tahun yang lalu.
Kabar tersebut di sampaikan oleh Brian, saat dia perintahkan menjemput Liora di desa. Laki-laki itu mengatakan Liora meninggalkan saat melahirkan anaknya.
Cakra sudah mengingat siapa dirinya, tetapi dia melupakan kejadian sebelum dia kecelaakan, hal itu belum terungkap sampai sekarang karena Rocky harus terbaring di rumah sakit akibat kecelakaan maut sehari sebelum dia kembali menjadi CEO di Aleksander Group.
Kini Cakra hanya mempercayai Brian dan Rissa saja yang dia ingat sebagai kekasihnya, selebihnya terkubur dalam-dalam bersama Rocky yang entah kapan akan sadar dari tidur panjangnya.
"Seandainya kamu masih hidup Ra, mungkin kita udah bahagia bersama anak kita," gumam Cakra menghapus air mata di pipinya.
Laki-laki itu tidak sengaja melihar foto-foto saat bersama Liora dulu, itulah mengapa dia kembali teringat pada almarhum istrinya.
Mendengar decitan pintu, membuat Cakra memutar kuris kebesarannya, dan mendapati Rissa di sana.
"Sayang, apa kamu sibuk?" tanya Rissa manja langsung mencium pipi Cakra.
Wanita cantik itu berakting seakan-akan tidak ada yang terjadi. Dia dan Brian sudah merencanakan semua ini saat tahu Cakra masih hidup.
Perkara tidak bisa merebuat semua kekuasaan saat Cakra pergi beberapa bulan, itu semua karen Rocky yang mempertahankan posisi Cakra sebagai pewaris saham terbesar.
"Kenapa?" tanya Cakra.
"Aku mau makan siang di luar," rengek Rissa.
"Tunggu sebentar lagi, aku menyelesaikan ini dulu." Cakra menunjuk berkas di atas meja.
"Dengan senang hati sayang." Rissa langsung menjauhkan tubuhnya, duduk di sofa seraya membalas chat dari Brian.
Brian: Bagaimana?"
Rissa: Dia mau di ajak keluar, tenang aja.
Brian: Kamu memang terbaik Sayang.
Rissa langsung mendongak kemudian menyembunyikan ponselnya saat Cakra memanggil.
"Iya kenapa Sayang?" tanya Rissa.
"Sepertinya aku nggak bisa makan siang di luar, nanti saja ya? Ternyata berkas ini lumayan penting, aku juga ada pertemuan."
"Yah, ya udah deh, lain kali aja." Terlihat gurat kekecewaan di wajah Rissa, bukan kecewa gagal makan siang bersama, melainkan gagal menjalankan rencananya bersama Brian.
"Aku jalan dulu sama teman." Sebelum pergi, Rissa kembali mencium pipi Cakra.
Wanita cantik nan seksi itu bukannya jalan-jalan bersama teman-temannya, dia malah menemui Brian di suatu tempat yang hanya mereka berdua ketahui.
Rissa mendudukkan dirinya di samping Brian.
"Sampai kapan kita bersandiwara? Aku udah nggak cinta sama dia Brian. Cakra selalu saja terbayang-bayang sama masa lalunya, wanita kampung sialan itu," gerutu Rissa menyandarkan kepalanya di pundak sang kekasih.
"Nanti, setelah kita berhasil merebut semuanya, sebentar lagi, Cakra udah percaya sama kita."
"Kapan kamu bakal lenyapin wanita itu dan anaknya? Aku takut Cakra mengetahui keberadaan mereka."
"Buat apa kita bunuh dia? Kita bisa menjadikannya kartu As kalau saja Cakra macam-macam dan tahu keberadaanya. Lagi pula perempuan itu nggak bakal nyari Cakra, aku udah berhasil buat dia benci."
"Aku percayakan semuanya padamu Brian."
***
Liam berlari menghampiri Liora yang sedang menjahit di depan tv, anak kecil itu membawa bingkai foto ukuran sedang.
"Mama, ini Papa?" tanya Liam memperlihatkan foto pada Liora.
Wanita itu tentu saja terkejut, langsung merebut foto di tangan Liam. "Bukan, Mama udah bilang kamu cuma punya Mama!" ucap Liora dengan nada sedikit tinggi.
Foto yang berusaha dia sembunyikan kenapa bisa di dapatkan Liam sangat mudah? Padahal selama ini Liora sudah menyingkirkan semua tentang Cakra agar putranya tidak tahu apa-apa mengenai ayahnya suatu hari nanti.
Sudah Liora katakan Liam hadir karena keajaiban, bukan dari Cakra.
"Papa Liam mana, Mama?"
"Mati!" jawab Liora langsung beranjak dari duduknya, wanita itu berjalan kebelakang rumah, kemudian membung foto Cakra juga fotonya di tumpukan sampah.
Liora kembali menemui putranya. "Liam nggak boleh nyebut-nyebut papa lagi, Papa Liam nggak ada, dan nggak akan pernah ada!"
Mata Liam berkaca-kaca, walau tidak terlalu mengerti apa yang dikatakan mamanya, tapi dia sedih sebab selalu di bentak saat bertanya.
"Mama jahat cama Liam!" pekik Liam berlari keluar rumah, hal itu membuat Liora menyesal, dia mengejar putranya. Lagi dan lagi, Liam bertemu Wildan yang kebetulan lewat di depan rumahnya.
Liam memeluk kaki Wildan, enggang untuk menatap Liora, anak itu merasa takut.
Wildan mendorong tubuh Liam pelan, kemudian berjongkok. "Liam kenapa nangis? Anak cowok nggak boleh nangis Nak, malu sama cewek," ujar Wildan lembut.
"Mama jahat cama Liam, mama biyang papa mati."
"Liam pulang!"
Wildan langsung menyembunyikan Liam di pelukannnya tidak mengizinkan Liora menarik anak kecil itu.
"Sudah aku bilang jangan terlalu kasar sama Liam Lio, dia nggak tau apa-apa, dia masih kecil. Jangan karena kamu benci sama laki-laki itu, kamu malah nyakitin anak kamu sendiri!" tegur Wildan tidak pernah bosan.
Di matanya, Liora yang lemah lembut tidak ada lagi sejak kehadiran Liam.
"Kembalikan anak aku Mas," pinta Liora.
"Hari ini aja, izinkan aku main sama Liam, sore aku bawa kerumah," izin Wildan.
"Nggak!"
"Lio?"
Liora tidak menjawab, wanita itu langsung meninggalkan Wildan juga Liam. Wanita itu kembali menangis setelah berada di dalam rumahnya. Apa yang di katakan Wildan semua benar.
Karena dia membenci Cakra, sering kali Liora melampiaskannya pada Liam yang tidak tahu apapun. Wanita itu terisak.
"Aku nggak bakal lupaian rasa sakit ini sampai kapanpun Mas," gumam Liora.
***
Dengan langkah lebarnya, Cakra berjalan menyusuri koridor rumah sakit, hari ini dia mengunjungi Rocky asisten pribadinya, dia ingin mengetahui perkembangannya. Sejak satu minggu yang lalu, banyak kejangalan yang dia temukan tetang Brian juga Rissa, namun dia tidak bisa berbuat apa-apa sebab tidak tahu permasalahan yang ada.
"Bagaimana perkembangannya dokter?"
"Nggak ada perkembangan pesat akhir-akhir ini Tuan, malahan kondisi tuan Rocky semakin drop."
Cakra menghela nafas panjang, dia duduk di samping brangkar setelah dokter yang menangani asistennya pergi, dia memandangi wajah pucat Rocky.
"Apa sebenarnya yang mau kau katakan malam itu?" tanya Cakra.
Malam saat kecelakaan, Rocky dan Cakra ada janji temu. Laki-laki itu mengatakan akan memberi informasi yang selama ini tidak di ketahuinya.
Cakra jadi teringat saat pertama kali di panggil ke kantor pusat dan bertemu langsung dengan Rocky, dia mengira laki-laki itu adalah CEO.
Saat itu, Rocky langsung memeluknya dan mengatakan.
Akhirnya anda kembali Tuan, saya sudah lama menantikan ini, mungkin udah saatnya mereka dihukum atas perbuatan keji mereka.
Hari itu, Rocky membawanya ke dokter untuk melakukan terapi agar bisa mengingat semuanya perlahan-lahan, saat itulah dia bertemu dengan Brian dan Rissa yang dia kenal sebagai adik juga Kekasihnya.
...****************...
Ritual setelah membaca, kuy tebar kembang yang banyak biar wangi. Jangan lupa juga tekan tombol vote, like, fav dan ramaikan kolom komentar. Jika kalian sayang sama otor jangan lupa nonton iklan setelah baca ya, iklannya bisa di lihat di bar pemberian hadiah🥰💃💃💃💃💃💃🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Follow untuk melihat visual
IG: Tantye005
Tiktok: Istri sahnya Eunwoo
jangan2 Rocky ngidam tuh
kejutan yg gk bikin Cakra terkejut krn sdh tahu sblmnya....tapi aktingnya Cakra berhasil dgn pura2 terkejut😄