Yuna gadis Rapunzel yang terkurung di kastil mewah, hingga seorang Pangeran membawanya dan memberinya kebebasan yang dia inginkan. Namun, itu tidak seindah yang dia bayangkan, dia adalah umpan, kebaikan Pangeran adalah bayang semu.
Dia berkali-kali patah hati, berkali-kali menahan kesedihan. Pangeran adalah sesuatu yang menyakitkan untuk dia miliki.
Sedih namun manis, gundah namun lucu, gelisah namun kocak. Dia akan melewati hari-harinya dengan tawa meskipun menyimpan luka, dia akan menjadi binar diantara makhluk indah lainnya.
Hingga akhirnya dia bertemu dengan seseoarang yang benar-benar bisa membuatnya tertawa dan melupakan sedihnya.
Pangeran... jangan pernah menyesal jika seseorang mengambil Tuan putri dari mu.
"Aku masih saja mencintai mu, bahkan ketika kamu mematahkannya berkali-kali"
*Kisah ini akan membuat mu tertawa dalam rasa sesak. Terima kasih... selamat membaca🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F.A queen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab25_Adegan didapur
Klik, suara pintu kamar mandi terbuka, dan Leo keluar. Di bawah temaram lampu tidur, Yuna memicingkan matanya melihat tubuh Leo yang hanya terbalut handuk, rambut Leo yang basah, hidung Leo yang mancung, bibir Leo yang seksi dan yang pasti tubuh Leo yang hanya mengenakan handuk di bagian bawahnya. Membuat Yuna kesulitan untuk bernafas.
Leo berjalan pelan namun pasti, berdiri tepat di depan Yuna, dia kemudian memegang ujung handuk dipinggangnya dan perlahan menariknya, membuat handuk itu terbuka.
"Aaaaaa," Yuna langsung teriak. Sudut mulut Leo terangkat membentuk senyuman. "Kamu... kamu, kenapa mau membuka handuk mu di depanku??" Yuna menutup matanya.
"Bukankah kamu senang sayang? Tidak perlu diam-diam mengintipku. Aku dengan senang hati akan menunjukkannya langsung pada mu."
"Tidak-tidak, tidak berani lagi," Yuna segera menyembunyikan dirinya di bawah selimut. Nafasnya masih memburu, jantungnya masih berdetak cepat. 'Ternyata dia tahu kalau aku mengintipnya, mau ku taruh di mana muka ku ini,' Yuna memejamkan matanya rapat-rapat menahan malu.
Leo sudah memakai bajunya dan melangkah keluar.
Yuna mendengar suara pintu yang terbuka kemudian tertutup kembali, dia segera membuka selimutnya, mencari Leo.
"Dia keluar?" Yuna beranjak dari tempat tidurnya dan diam-diam mengikuti Leo. Dia melihat Leo yang berjalan menuruni tangga. Yuna seperti maling, dia berjalan mengendap-endap.
Suasana yang gelap dan belum hafal letak barang di rumah ini membuat dirinya beberapa kali tersandung dan hampir jatuh. Dia menghela nafas lega setelah mengetahui Leo masuk kedapur dan hanya mengambil minum tapi kemudian mata Yuna menangkap bayangan yang perlahan mendekati Leo.
Yuna mempertajam matanya. Bayang itu perlahan menampakkan pemiliknya, Kakak ipar yang cantik namun arogan, Nora. Ini menarik perhatian Yuna. Dia kemudian melangkah lebih dekat ke dapur, dilihatnya Nora yang sedang memberikan cangkir pada Leo.
"Aku tahu jam segini kamu pasti akan minum air hangat. Aku... sudah menyiapkannya untuk mu Lee," suara Nora terdengar sangat menggoda.
"Aku bisa mengambilnya sendiri Kak. Kakak tidak perlu repot-repot."
"Lama tidak melihat mu Lee, bagaimana kabar mu?" Nora semakin mendekatkan dirinya pada Leo. Yuna melotot melihat tingkah Kakak iparnya itu, dia tahu kalau Nora agak tidak beres tapi dia tidak menyangka jika Nora senekat ini mendekati Leo.
"Aku baik-baik saja, permisi," suara leo dingin. Dia lalu berjalan melewati Nora tapi dengan cepat Nora memeluk Leo dari belakang. Yuna langsung shock melihat adegan itu, dia menutup mulutnya agar tidak bersuara.
"Kenapa kamu begitu dingin pada ku Lee?"
"Kamu benar-benar menjijikkan Nora."
"Jika aku menjijikkan lalu bagaimana dengan mu sayang. Kamu yang tiba-tiba mencium ku, kau tidak melupakan itu kan?"
"Jika aku tidak memandang Kak dimas, saat ini juga aku ingin mencekik mu Nora. Singkirkan tangan kotor mu dari tubuh ku," suara Leo pelan namun penuh amarah.
Yuna segera mengendap-endap lagi, berjalan sedikit cepat kembali ke kamarnya. Otak Yuna kacau, fikirannya kemana-mana. Dia mondar-mandir memikirkan perkataan Nora. "Bagaimana dengan mu yang tiba-tiba mencium ku," Yuna menggumam menirukan ucapan Nora. Dia mengetuk-ngetuk keningnya berulang-ulang mencoba memahami arti ucapan Nora tapi lalu dia segera melompat keranjang dan memakai selimut ketika dia mendengar langkah kaki mendekati kamarnya.
Benar, tak lama Leo masuk kamar dan menutupnya dengan kasar hingga membuat Yuna melonjak kaget. Gemericik air terdengar lagi bahkan lebih lama dari yang sebelumnya.
Yuna tidak bisa memejamkan matanya, adegan di dapur membuatnya merinding.
'Ada apa dengan Nora dan Leo?'
Pikiran Yuna benar-benar kacau dan bahkan hatinya juga terasa sangat kacau. Yuna segera memejamkan matanya setelah dia mendengar pintu kamar mandi terbuka.
"Kau belum tidur...," suara Leo menyapanya. Yuna diam, dia masih memejamkan matanya. Namun Leo tiba-tiba memeluknya dari belakang. Tangan Leo memeluknya erat, tubuh Leo telah menyusup ke dalam selimut bersamanya. Yuna tetap memejamkan matanya meskipun dia sangat kaget karena Leo memeluknya. Dia menggigit bibirnya agar tidak mengeluarkan suara apapun.
"Maafkan aku karena kamu harus menyaksikan adegan menjijikkan itu," ucap Leo tepat di samping telinga Yuna. Hangat nafas dan suara Leo yang terdengar berat membuat Yuna membuka matanya. 'Ternyata dia tahu aku membuntutinya.'
"Jangan berfikir terlalu banyak, sekarang tidurlah."
Leo tidak tahu, kenapa dia ingin memeluk Yuna malam ini, dia juga tidak tahu kenapa meminta maaf pada Yuna tentang kejadian itu. Dia hanya ingin tidur tenang malam ini.
***@***
bikin novel Bru Lgi lah kakak author..
klu gk tertarik mna mungkin sampai cium😘
dr yg aku baca Yuna memang cantik banget Vano bahkan Karel jg suka Leo masih ketutup cinta buta Kiara .