Sebenarnya Cinta
Menikah dengan seseorang yang belum pernah kamu kenal? Tidak pernah melihat wajahnya dan hanya mengetahui namanya saja. Yuna mau tidak mau harus menjalani itu. Keputusan Ayahnya adalah keputusan final, tidak ada yang bisa menggugatnya, bahkan Nenek sekalipun.
Yuna Ibriza gadis muda yang baru setengah tahun merayakan wisudanya. Dia pikir setelah lulus kuliah dia bisa menjalani kehidupan yang normal seperti teman-temannya, tanpa kekangan dari Sang Ayah. Namun, ternyata dia malah langsung menikah dengan laki-laki pilihan Ayahnya.
Mendengar perjodohan yang dilakukan oleh Ayahnya membuat dia bahagia sekaligus takut. Dia bahagia karena akhirnya dia akan meninggalkan rumah yang selama ini memenjarakannya tetapi dia takut jika keluar dari kandang macan lalu masuk ke dalam kandang singa.
"Apa kau takut Na?" Adel sepupu Yuna mengenggam tangannya.
"Sedikit," jawab Yuna memandang Adel.
"Tenanglah Na, paman pasti melilih suami yang mapan."
"Bukan itu yang aku khawatirkan."
"Lalu?" tanya Adel. Yuna berdiri.
"Aku tahu, Ayah pasti memilih laki-laki yang mapan, tapi ...." mata Yuna melihat keluar jendela.
Adel berdiri dan menjejeri Yuna, "Tapi apa?" tanyanya.
"Tapi ... bagaimana dengan wajahnya? Bagaimana kalau ternyata dia adalah kakek-kakek konglomerat atau duda kaya raya yang punya anak banyak? Tidaaaakkk ...." Yuna merasa sangat hawatir.
"Bukankah Paman memberimu biodatanya?" Adel mengingatkan Yuna. Mata Yuna membulat dan kemudian dengan segera membuka laci mejanya. Yess, ketemu.
"Nama : Leo J Nugraha." Yuna dan Adel saling berpandangan setelah membaca nama Leo. Mereka memasang wajah kecewa.
"Dari namanya saja sepertinya dia kurang tampan Del," Yuna meremas biodata di tangannya. Adel mengangguk setuju dengan pendapat Yuna. Cukup, Yuna tidak tertarik lagi untuk membaca semua biodata itu. Dia lebih tertarik ingin melihat langsung wajah calon suaminya.
Yuna adalah salah satu gadis yang menyukai wajah tampan. Yang dia impikan adalah seorang pangeran yang ketampanannya diatas rata-rata dan mempunyai postur tubuh yang bagus.
Yuna mengulurkan tangannya untuk meraih jendala kamar lalu menutupnya. Adel mulai curiga dengan ulah sepupunya itu. Dia tahu pasti akan ada rencana yang disusun oleh Yuna.
"Apa yang ingin kamu rencanakan?" tanya Adel langsung pada inti. Yuna tersenyum dan menarik tangan Adel.
"Stt, aku ada ide," bisik Yuna.
"Aku tidak mau terlibat lagi dengan ide gilamu. Apa kau masih ingat terakhir kali kita menjalankan ide gilamu pada malam festifal kembang api dipergantian tahun? Apa yang terjadi? Kau mau dikurung lagi?"
"Aishh, jangan bahas itu lagi. Ide ini tidak berbahaya sama sekali."
"Yakin?" tanya Adel yang langsung dijawab anggukan oleh Yuna. Kemudian dengan pelan Yuna membisikkan idenya pada Adel.
"APPAA?!! itu gila namanya Na. Sama saja nyari mati. Bagaimana jika kita ketahuan paman?"
"Ayolah Del, ku mohon. Cuma kamu penolongku sekarang. Anggap saja ini adalah permintaan terakhir sepupumu ini sebelum masuk tahanan." Wajah Yuna memelas, dia menatap Adel dengan sedih. Tangannya menggenggam tangan Adel erat.
"Huff ... baiklah," jawab Adel berat menyetujui ide Yuna.
"Yeyy ...." Yuna langasung memeluk Adel.
"Kau gadis bodoh. Sebenarnya idemu ini tidak membantu sama sekali, kau tetap akan menikah dengannya."
"Yaa, aku tahu tapi paling tidak aku sudah mempersiapkan hatiku setelah melihat wajahnya langsung."
Mereka saling menatap dan diam ketika mendengar pintu diketuk.
"Masuklah," Yuna mempersilahkan.
"Na ... sebentar lagi kamu akan menikah, Ibu membawakanmu jamu kecantikan, agar ...."
"Tidak perlu repot-repot Tante, dan sudah cukup basa-basinya," jawab Yuna memotong.
"Kau sudah hampir menikah, Na tapi kamu masih saja tidak bisa bersikap dewasa."
"Aku sedang tidak ada waktu untuk berdebat denganmu, jadi silahkan keluar jika tidak ada perlu," suara Yuna sinis.
"Ah ... baiklah. Jamu ini sangat bagus untuk kulitmu, Ibu ...."
"Jangan pernah sebut dirimu Ibu. Kau bukan Ibu ku. Selamanya Ibuku hanya ada satu jadi kau jangan pernah berharap," suara Yuna makin meninggi.
"Ibu ... sedang apa di kamar Kakak," sebuah suara menyahut dari luar kamar. Adel diam seribu kata. Dia tidak ingin terlibat peperangan mulut antara Ibu tiri dan anak tiri ini.
"Nah tepat, bawa ibumu kembali." Mata Yuna tajam menatap seseorang yang berdiri di depan pintu. Viona saudara tiri Yuna.
"Kau masih saja galak pada kami Kak ...." Viona perlahan masuk dan menghampiri Ibunya.
"Kakak? Siapa yang kau panggil Kakak?"
"Tentu saja kamu Kakak Yu ... Na."
"Mimpi saja. Ku ulangi sekali lagi, aku sedang tidak ada waktu untuk bertengkar dengan kalian, jadi segeralah keluar dari sini."
"Baiklah-baiklah, ayo Bu kita pergi dari sini, toh sebentar lagi dia akan meninggalkan tempat ini. Nanti jika kamar ini sudah menjadi milikku, Ibu bebas keluar masuk dari sini." Viona tersenyum sinis dan menggandeng Ibunya keluar.
"Mimpi saja untuk tinggal di kamar ini. Tidak akan ku biarkan siapapun menempati kamar ini, apalagi ular seperti kalian," Yuna berteriak.
"Sudah Na, kau hanya membuang-buang tenagamu," Adel bersuara. Ia menenangkan Yuna yang terbawa emosi.
"Huff, menyebalkan," Yuna menarik nafas.
***@***
Terimakasih udah mampir kesini para pembaca kesayangan...
Saran dan kritiknya ditunggu... okey. 😉
Jangan lupa like koment vote ya kesayangan 🥰🙏
Yang mampir karena mo Plagiat. Tak sumpahin insyaf sebelum kiamat.
Plagiator, enyahlah kau...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 401 Episodes
Comments
Toelfit Fitri
kesni lagi untuk kesekian kalinya. aku jatuh cinta pada novel ini
2024-06-15
0
Nofta Putri
ini yg kedua kli ny aku membaca ini,,,heemm seru/Smile//Smile/
2024-05-01
0
Afifa Amini
ah mampir lagi dong ,kangen mas Leo 😘😘
2024-03-04
0