NovelToon NovelToon
Pangeran Bodoh Dan Putri Barbar

Pangeran Bodoh Dan Putri Barbar

Status: sedang berlangsung
Genre:Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Kebangkitan pecundang / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:12.1k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Di Kekaisaran Siu, Pangeran Siu Wang Ji berpura-pura bodoh demi membongkar kejahatan selir ayahnya.
Di Kekaisaran Bai, Putri Bai Xue Yi yang lemah berubah jadi sosok barbar setelah arwah agen modern masuk ke tubuhnya.
Takdir mempertemukan keduanya—pangeran licik yang pura-pura polos dan putri “baru” yang cerdas serta berani.
Dari pertemuan kocak lahirlah persahabatan, cinta, dan keberanian untuk melawan intrik istana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

Langit pagi di ibu kota Bai berwarna keemasan, sinar matahari jatuh lembut di atas genting-genting kuil timur yang diselimuti aroma dupa dan bunga teratai. Hari itu, Permaisuri Bai memutuskan untuk berdoa di kuil bersama Xue Yi dan Bai Xiang, sebagai bentuk syukur atas keselamatan putrinya dan memohon kelancaran untuk pernikahan agung yang akan datang.

Kuil itu penuh peziarah, suara lonceng bambu berpadu dengan kicau burung. Di pelataran, para biksu menyalakan dupa panjang, sementara para wanita bangsawan berlutut khusyuk memanjatkan doa. Xue Yi mengenakan jubah sederhana warna lembut, rambutnya disanggul rapi tanpa perhiasan mencolok. Bai Xiang berjalan di belakang ibunya, berwajah tenang tapi jelas pikirannya melayang entah ke mana.

Sejak hari di pasar, sosok wanita bernama Mei Lin itu tidak pernah pergi dari benaknya. Ia bahkan tanpa sadar menatap arah timur kuil berkali-kali, seolah berharap akan melihatnya di antara kerumunan.

“Xiang'er,” tegur Permaisuri Bai lembut. “Kau terlihat tidak fokus hari ini.”

Bai Xiang cepat menunduk. “Maaf, Ibu. Mungkin karena kurang tidur.”

Xue Yi menahan senyum, menatap kakaknya dengan tatapan nakal. “Kurang tidur karena mimpi seseorang, ya?”

Bai Xiang langsung menoleh, pura-pura marah. “Kau ini, Yi’er—”

---

Dari arah berlawanan, seorang wanita muda berjalan sambil membawa keranjang bunga teratai untuk sesajen. Pakaian sederhananya berwarna ungu tua, dan rambutnya disanggul rendah seperti kemarin. Cahaya pagi memantul di wajah lembutnya.

Mei Lin.

Ia juga tak sadar bahwa langkahnya semakin cepat, hingga di tikungan sempit pelataran, mereka berdua bertabrakan keras.

Keranjang bunga terjatuh, kelopak teratai beterbangan di udara, dan secara refleks Bai Xiang meraih pinggang Mei Lin agar tidak jatuh.

Tubuh mereka saling menahan—mata mereka bertemu begitu dekat, napas terasa beradu, waktu seakan berhenti.

Kerumunan di sekitar kuil terdiam seketika. Beberapa wanita menutup mulut menahan teriakan kecil, beberapa pria berbisik di balik kipas.

Xue Yi spontan menahan tawa, sementara Permaisuri Bai hanya menghela napas panjang namun dengan senyum kecil di bibirnya.

“Aduh…” Mei Lin akhirnya sadar, berusaha menjauh dengan pipi memerah. “M-maaf… saya tidak melihat jalan…”

Bai Xiang cepat melepaskannya, ikut membungkuk sedikit. “Salahku juga. Aku terlalu terburu-buru.”

Mereka berdua menunduk, tapi jelas sekali mata mereka saling melirik dengan canggung.

Permaisuri Bai melangkah maju, suaranya lembut namun berwibawa. “Nona, kau tidak terluka, bukan?”

Mei Lin menegakkan tubuh, “Tidak, nyonya. saya baik-baik saja.”

Permaisuri menatapnya penuh minat, lalu Xue Yi bertanya “Kau terlihat tidak asing bagiku. Bukankah kau yang kemarin membantu anak kecil di pasar?”

Mei Lin tampak terkejut. “Bagaimana… anda tau nona?”

Xue Yi menjawab sambil tersenyum. “Kebetulan kami melihatnya juga. Aksi Nona sangat mengagumkan, kami juga bertanya pada nona diapa nama nona.”

Wajah Mei Lin semakin merah. “Saya hanya melakukan hal kecil yang seharusnya dilakukan siapa pun, maaf jika saya kurang memperhatikan jadi melupakan nona”

"Baiklah tidak masalah, oh iya ibunda ini adalah nona Mei Lin yang aku ceritakan kemarin" ujar Xue Yi

"Oh begitu rupanya" jawab permaisuri. Namun tatapan Permaisuri Bai semakin lembut. Ia melirik Xiang yang berdiri di samping Xue Yi, masih berusaha terlihat tenang padahal jelas sekali hatinya bergejolak.

“Kalau begitu,” ujar Permaisuri pelan, “bagaimana kalau kau ikut kami ke istana sebentar? Aku ingin mendengar lebih banyak tentang kegiatanmu di rumah baca. Siapa tahu, istana bisa membantu.”

Mei Lin terbelalak. “Ke… istana? Oh, tidak, Yang Mulia…maafkan hamba, hamba tidak tau jika anda permaisuri dan putri serta pangeran, hamba pantas di hukum.... saya hanya rakyat biasa. Saya tidak pantas—”

Xue Yi menyentuh bahunya pelan. “Jangan takut, Nona Mei. Ibu tidak akan memaksamu. Tapi jika beliau yang meminta, itu berarti beliau sungguh tertarik padamu.”

Mei Lin menatap Xue Yi, lalu menunduk dalam-dalam. “Kalau begitu, saya akan ikut dengan segala hormat.”

Bai Xiang diam saja selama perjalanan pulang, tapi sesekali matanya tak sengaja tertuju pada Mei Lin yang duduk di belakang kereta. Setiap kali tatapan mereka bertemu, ia langsung mengalihkan pandangan seperti bocah yang ketahuan berbuat nakal.

Xue Yi yang duduk di samping kakaknya nyaris tertawa menahan geli. “Kau tahu, Gege, jarang sekali aku melihatmu sependiam ini.”

“Diam itu kebajikan,” jawab Xiang cepat.

“Ah ya, tentu saja,” balas Xue Yi, “terutama kalau sedang jatuh cinta.”

“Yi’er!”

Permaisuri Bai hanya tersenyum dari depan, pura-pura tidak mendengar tapi jelas matanya berbinar lembut.

Sore harinya, Mei Lin dibawa ke aula selatan istana Bai. Ruangan itu wangi bunga melati, dengan tirai putih yang bergoyang pelan. Permaisuri Bai duduk di kursi utama, ditemani Xue Yi, sementara Bai Xiang berdiri di sisi kanan.

“Ceritakan padaku,” ujar Permaisuri dengan nada ramah, “tentang rumah baca yang kau kelola itu.”

Mei Lin menunduk sopan. “Menjawab yang mulia... Rumah baca kecil di dekat kuil timur, Yang Mulia. Kami mengajar anak-anak yatim membaca dan menulis. Beberapa dermawan terkadang memberi bantuan makanan dan kertas.”

“Siapa yang mendirikan rumah baca itu?” tanya Xue Yi penasaran.

“Saya dan dua teman,” jawab Mei Lin. “Kami percaya, bahkan anak miskin pun berhak mendapatkan ilmu.”

Permaisuri mengangguk pelan, kagum. “Sungguh niat yang mulia. Tak banyak orang di dunia ini yang berpikir sejauh itu.”

“Terima kasih, Yang Mulia. Tapi saya tidak pernah berpikir akan dipanggil ke istana begini…” Mei Lin tersenyum gugup, lalu tanpa sadar melirik Bai Xiang. Tatapan mereka bertemu sekejap, lalu sama-sama menunduk cepat.

Permaisuri melihat itu, dan senyum kecil menghiasi wajahnya. “Nona Mei Lin,” katanya perlahan, “kau tahu siapa yang berdiri di sana?”

Mei Lin menoleh, lalu matanya membesar. “T-tentu saja saya tahu, Yang Mulia. Tapi saya baru menyadari… beliau… beliau adalah…”

“Putra Mahkota Bai Xiang,” sambung Permaisuri lembut. “Pria yang menolongmu tadi di kuil.”

Mei Lin menelan ludah. “Saya… saya mohon ampun, Yang Mulia. Saya tidak tahu… saya berani bersikap lancang tanpa menyadarinya.” Ia langsung berlutut dalam-dalam.

Bai Xiang melangkah maju, suaranya tenang tapi jujur. “Tidak perlu begitu, Nona Mei. Aku yang seharusnya minta maaf. Aku tidak bermaksud membuatmu canggung.”

Mei Lin tetap menunduk. “Bagaimana mungkin saya tidak canggung? Saya hanya wanita biasa. Tidak seharusnya saya—”

“—menyentuh Putra Mahkota di depan umum?” Xue Yi menyela sambil tersenyum lebar. “Tapi kau lupa, kau juga menyelamatkan seorang anak di depan umum. Kau selalu bertindak tanpa pikir panjang ketika orang lain membutuhkan. Itu yang membuatmu berbeda.”

Permaisuri tertawa kecil. “Anakku benar. Dunia butuh lebih banyak orang yang berhati seperti milikmu.” Ia lalu menatap Bai Xiang dengan arti mendalam. “Dan mungkin… hatimu, Xiang, telah menemukan cerminnya.”

Bai Xiang sedikit terkejut, tapi tidak menyangkal. Ia menatap ibunya, lalu berlutut di hadapannya. “Ibu… jika suatu hari aku ingin mengenal Nona Mei lebih dekat, apakah Ibu akan merestui?”

Permaisuri mengelus kepala putranya, matanya lembut. “Restu Ibu selalu untuk kebahagiaanmu, Nak. Tapi ingat, cinta bukan hanya tentang keberanian memiliki. Ia juga tentang kesabaran dan kebijaksanaan menjaga.”

Bai Xiang menunduk hormat. “Anakanda mengerti.”

Mei Lin hanya bisa menatap dalam diam, dadanya bergetar antara bahagia dan takut. Ia belum tahu apakah ini mimpi atau kenyataan. Tapi satu hal pasti: sejak hari itu, hatinya tak lagi tenang.

---

Malamnya, di kamarnya yang sederhana, ia duduk di depan lampu minyak, menatap cahaya kecil yang bergoyang lembut.

“Putra Mahkota Bai Xiang…” gumamnya pelan. “Bagaimana mungkin seseorang sepertimu memperhatikan seseorang sepertiku?”

Namun di istana utama, di balkon tinggi yang diterangi bulan, Bai Xiang berdiri menatap arah kuil timur lagi.

“Mei Lin,” bisiknya lirih. “Kau boleh merasa tak pantas… tapi hatiku sudah memilih.”

Dan di bawah sinar bulan, dua hati dari dua dunia yang berbeda mulai berdenyut dalam satu irama.

Bersambung...

1
Tiara Bella
wahhh jodohnya Bai Xiang ini mah...
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Ciee pangeran dah ada hilal jodoh nih /Chuckle/
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Oohh lama juga sampe bulanan
davina aston
👍👍👍👍👍👍👍
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Wuaaahh manis naa 😃🫠🤗
Tiara Bella
ceritanya bagus
kaylla salsabella
lanjut Thor
Maria Lina
lgi thor kok 1 kn kurang
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Kirain hukum mati, kalo dibuang doang nanti bikin pasukan baru ga tuh
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Wuaah strategina kereen /Determined//Determined/
kaylla salsabella
lanjut Thor
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Keserakahan mengalahkan segalana 😏 hhmm dasar sipaman ga tau diri
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Jebakan ga sih itu /Speechless/
kaylla salsabella
lanjut Thor
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
😂🤣 Nunggu wangji menyatakan cinta kelamaan ya, jadi nembak duluan
🍃🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana§𝆺𝅥⃝© 🦂🍃
Siapa lagi tuh yg mau bunuh wang ji 🤔
Hendra Yana
mantap
Tiara Bella
makasih thro upnya banyak.... semangat ya
kaylla salsabella
lanjut Thor
kaylla salsabella
lanjut Thor😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!