Bagaimana jadinya jika bola dunia membuat seseorang bertingkah aneh?
Bella menjatuhkan bola dunia (Globe), tepat pada kepala Ervan, pria yang dikenal paling bringas dan kejam di sekolah. Benar-benar kejadian yang tidak disengaja.
Namun, saat pertama kali bangun di rumah sakit. Hal pertama yang dilakukan Ervan, memeluk tubuh Bella. Seorang gadis yang memiliki berat badan 99 kilogram.
Pemuda yang mengatakan hal gila."Istriku, aku berjanji tidak akan berselingkuh lagi. Mulai sekarang tidak akan ada orang yang dapat memisahkan kita."
Bella mengangkat sebelah alisnya. Seingatnya mereka tidak akrab, dua orang yang aslinya bermusuhan.
Bagaimana jadinya jika seekor harimau jatuh cinta ada tikus gemuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kita Putus Saja
Gerak-gerik yang sama, mungkin otak Ervan benar-benar sudah sembuh. Itulah yang ada di benak orang-orang kala menatap Ervan yang tersenyum lembut pada Ruby.
Sedangkan Ruby hanya terdiam penuh arogansi. Benar bukan? Ervan seperti ini hanya untuk menarik perhatiannya. Padahal aslinya pemuda ini hanya menggunakan Bella untuk membuatnya cemburu.
Hanya dengan satu senyuman lembut tanggapan yang ada di otak orang-orang mulai berubah. Tentang keadaan Ervan yang sebenarnya.
Ace tim, itulah Ervan. Ketika menggantikan salah satu pemain memasuki lapangan basket, segera merebut bola dari lawan. Kemudian mengoper pada salah satu temannya.
Tim kelasnya yang sudah hampir kalah telak mencetak skor pertama. Para siswi berteriak histeris bagaikan kesurupan setan penunggu sekolah.
Pemuda rupawan yang pandai mengatur strategi. Membuat kerjasama tim begitu bagus. Kulit putihnya, rambut hitam, begitu tinggi, bertubuh atletis. Keringat menetes di pelipis turun hingga ke lehernya. Daerah jakun sedikit basah.
Pemuda yang kali ini mencetak angka, membuat para fans semakin gila dan terpukau. Memang pantas dijuluki sebagai pangeran sekolah bukan? Dibalik asal usulnya yang memiliki cerita sendiri.
Ervan memang pernah mendapatkan tawaran dari salah satu agensi model ternama. Tapi ayah kandungnya malah menghajarnya. Karena kehadirannya merupakan aib yang harus disembunyikan. Tidak boleh berada di bawah sorotan lampu panggung.
Segalanya telah berlalu bukan? Lagipula itu tidak berguna. Asalkan Bella ada untuknya itu sudah cukup. Dirinya tidak tertarik menjadi selebriti, hanya ingin mengumpulkan uang untuk bertahan hidup.
Pertandingan antar kelas usai, kemenangan ada di pihak Ervan yang membalikkan keadaan.
Pemuda yang melangkah mendekati Ruby. Orang-orang mulai berteriak dan bersorak bagaikan orang tidak waras.
Bagaimana pangeran kembali mendekati putri. Bagaimana Romeo dan Juminten kembali bersama. Hingga tidak ada badak diantara mereka.
"Kamu terlihat kelelahan." Ervan tersenyum pada Ruby, mengelap keringat wanita itu pelan.
"Aku membencimu!" Ruby merajuk kesal. Tapi sebenarnya tersenyum dalam hati. Pria ini hanya jual mahal. Dirinya tidak mungkin dikalahkan oleh badak bercula.
Ervan hanya tertawa kecil, kemudian memberikan salah satu minuman yang sebelumnya dibeli olehnya. Tidak ada jawaban tapi pemuda ini begitu lembut."Aku minta maaf..."
Ruby menghela napas. Pada akhirnya menerimanya.
Akan selalu ada cara untuk mengikat dua orang bersama bukan? Karena itu kali ini dirinya akan memastikan Ruby memiliki pasangan. Semua impian Cinderella harus menjadi kenyataan.
Pangeran? Kali ini Ervan bukanlah pangerannya. Tapi lebih tepatnya ibu peri.
"Ervan ada yang mau aku bicarakan denganmu. Ini tentang prestasimu di sekolah. Bisakah kamu membuktikan perasaanmu padaku dengan mendapatkan peringkat terbawah. Aku rasa itu cukup untuk---" Kalimat Ruby disela.
Ervan mendekat sedikit berbisik."Apa yang tidak untukmu."
Benar-benar sebuah cara classic. Gambar yang cukup bagus pada lensa kamera handphone canggih. Wajah Zain tersenyum memotret kedekatan kedua orang ini.
Berputar-putar untuk mencapai dua tujuan. Menghancurkan Ervan atau membuat Bella tidak menyukainya lagi.
Wajahnya tersenyum kala mengirim foto tersebut pada nomor handphone Bella. Dengan isi pesan.
'Bella, terkadang mulut seseorang dapat dengan mudah berbohong.'
Beberapa menit kemudian balasan didapatkannya.
'Pada akhirnya Ervan sembuh juga! Aku dapat hidup bebas. Terimakasih Zain.'
Sebuah pesan dengan emoji senyuman. Membuat Zain mengangkat sebelah alisnya. Bukankah seharusnya Bella menangis terisak, sedangkan dirinya akan menjadi teman berbagi cerita. Tapi kenapa malah kegembiraan yang terlihat.
"Jalan pikirannya sulit untuk dimengerti." Gumam Zain menghela napas kasar.
***
Tapi mungkin satu hal yang begitu sulit untuk ditebak, yaitu isi hati manusia. Bella yang tengah merapikan alat melukisnya terpaku diam, kala Zain mengirimkan foto bagaimana Ervan begitu dekat dengan Ruby.
Dadanya sesak, mengapa dikau memberikan harapan palsu pada daku. Hingga daku tanpa sadar kan jadi baper.
Air mata yang tertahan di pelupuk matanya menyiratkan kesedihan mendalam. Wanita yang mencoba untuk tenang, mengirimkan balasan terimakasih nya pada Zain.
"Ervan sudah sembuh. Hidupku tidak akan sesulit sebelumnya." Gumam Bella terisak, hendak membuka kotak bekalnya. Tapi tidak jadi, lihat body Ruby yang begitu...wah... sedangkan dirinya...yah...
Menghelat napas, memasukkan kembali kotak bekalnya. Napsu makannya berkurang, padahal menu hari ini lobster yang dimasak khusus oleh chef pribadinya. Selama ini kuliner satu-satunya menjadi hiburan Bella. Tidak disangka ada hiburan kedua setelah kedatangan Ervan dengan sifat yang aneh.
"Dikau begitu tega pada daku." Mungkin itulah yang ada dalam batin buntalan kentut ini. Biarlah pangeran hidup bahagia bersama sang putri selama-lamanya.
Menghela napas, dirinya mulai melangkah meninggalkan ruangan seni. Meratapi nasibnya sebagai buntalan gendut sejati. Kala melewati kaca ruang tari, bayangannya terlihat. Begitu gemuk, begitu bulat, dengan berat badan 99 kg. Ternyata cinta dikau 99% padanya, hanya 1% pada daku.
Ya sudahlah... semuanya sudah berlalu. Terlatih patah hati, kala Reva menolaknya berulang kali. Satu hal yang patut disyukuri Ervan sudah sembuh dari cidera otak, yang disebabkan oleh Globe.
Berjalan lebih banyak menelusuri lorong lagi. Setelah ekstrakurikuler yang merupakan jam pelajaran terakhir maka sudah saatnya pulang.
Kala memasuki ruang kelas matanya menatap ke arah tas Ervan yang sudah tidak ada. Benar! Ervan pulang terlebih dahulu.
Bayangan itu terlihat pria tengil gila yang menggodanya. Pada akhirnya Bella menggeleng cepat, hingga fatamorgana itu lenyap.
Menghela napas ternyata dikau benar-benar tidak mencintai daku lagi. Tapi tidaklah mengapa, karena daku adalah badak mandiri yang ingin hidup damai.
Hidup penuh kesepian seperti ini, bukankah lebih baik? Hari ini cuaca cukup terik. Dirinya melangkah seorang diri menuju lapangan dekat sekolahnya. Seperti biasanya, napasnya sedikit tersengal-sengal.
Hingga perjuangannya berakhir kala memasuki mobil ber-AC.
"Jalan..." Perintahnya pada sang supir.
"Tapi tuan muda Ervan belum---" kalimat sang supir dibalas dengan helaan napas dari majikannya. Pertanda tengah patah hati.
Sang supir yang cukup sensitif mengerti. Segera melajukan mobilnya meninggalkan tempat ini.
"Jujur saja, apa aku gemuk?" Tanyanya pada sang supir.
"Nona tidak gemuk, hanya chubby." Jawaban penuh senyuman karier dari sang supir yang tidak ingin dipecat oleh Fransisca.
"Jujur!" Perintah Bella.
"Me... memang gemuk." Jawabannya kembali terlihat canggung. Bella menatap cermat dari kaca spion bagian dalam. Sang supir menelan ludah, terkadang Bella sudah seperti perpaduan ayah dan ibunya. Tapi terkadang jika sifat malasnya tidak keluar.
"Baik! Saya sedikit khawatir nona mengalami obesitas. Sebaiknya periksakan ke dokter, saya takut saya salah. Tuan dan nyonya besar begitu memanjakan nona. Hingga semua makanan terbaik disajikan hanya untuk nona. Sedikit saja napsu makan nona menurun maka mereka akan cemas setengah mati. Tapi terlalu berlebihan juga tidak baik bukan? Mungkin itulah yang tidak disadari tuan dan nyonya besar." Ucap sang supir pelan.
Bella terdiam sejenak melirik ke arah tasnya yang dipenuhi dengan kotak bekal berbagai jenis. Menghela napas pada akhirnya dirinya mengalah. Dendam pada makanan memang tidak baik. Seharusnya putus saja daripada saling menyakiti dengan makanan.
Karena itu."Kita tidak pulang, aku ingin berkonsultasi ke dokter." Gumam sang badak, galau.
mungkin dikau bsa pindah ke mauritania😁
dan kau Ervan kalau wanita dah melihat langsung gmn cowok yg disukai deket dgn wanita lain, jangan hanya bilang gak akan selingkuh dan ini itu. jelaskan semua ke Bella kenapa dan tujuan mu tuh apa deket lagi dgn Ruby
perempuan itu sensitif bgt Ama yg namanya kesalahpahaman.
yaampun dokter, sampai menatap iba ke kursi/Facepalm/
capai dulu tubuh ideal mu nanti juga dia ngejar terus kaya bebek
Ruby ga ada apa apa nya lagi deh