kisah cinta Binar Rarasita dan Dipta Narareya.
kisah ringan, dan berujung kebahagiaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andaru Pratiwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Mamah Dipta
Dipta pulang dari rumah Binar saat tengah malam, Dia tersenyum senang ketika keluar dari mobilnya. Menaiki Lift menuju apartemennya. Betapa kagetnya Dipta ketika seorang wanita duduk menelungkup Didepan pintu Apartemenya.
Dengan wajah curiga Dipta mendekat pelan, tambah kaget lah Dipta ketika ternyata wanita tersebut adalah ibu kandungnya.
"Mamah? " Ucap Dipta kaget.
"Akhirnya kamu pulang nak, mamah sudah nunggu lama" Ucap sang ibu.
Dengan cepat Dipta membuka pintu dan mempersilahkan ibunya masuk.
Dipta meminta ibunya duduk diruang tamu, Dipta berjalan kedapur mengambil minum untuk ibunya.
"Mamah kok ngabarin kalo mau datang? " Tanya Dipta heran, tak biasanya ibunya tiba - tiba datang seperti ini.
"Gapapa, mamah kangen aja sama kamu" Jawab ibunya tersenyum .
Dipta mengeryitkan dahi nya, ia melihat sesuatu yang aneh.
Dengan cepat ia menyingkirkan rambut ibunya yang menutupi mata kirinya.
Dipta kaget melihat lebam dimata kiri ibunya, dengan kasar Dipta menarik jaket ibunya betapa kagetnya banyak lebam dilengan dan tangan ibunya.
"Siapa yang nglakuin ini ke mamah? " Tanya Dipta marah.
Ibunya hanya menangis sambil menggelengkan kepalanya.
"Laki - laki itu yang nglakuin ini kemamah? " Tanya Dipta lagi.
"Kenapa mamah diem? " Bentak Dipta.
"Gapapa nak, mamah gapapa" Ucap mamah Dipta sambil menangis.
Dipta yang sudah marah, pergi meninggalkan ibunya.
Dengan kalap, dia melajukan mobilnya diatas rata - rata, Ia menuju Rumah lelaki pacar ibunya itu.
Ketika sampai disana Dipta dengan marah mengetok pintu Rumah laki - laki tersebut.
Begitu pintu itu terbuka, tanpa basa basi Dipta memukul laki - laki tersebut.
"Bangsat loe " Ucap Dipta sambil terus memukuli laki - laki itu.
"Loe apain ibu gue bangsat" Ucap Dipta lagi.
Dengan membabi buta Dipta terus memukul dan terus menendang laki - laki tersebut.
Keributan itu pun terjadi, tetangga sekitar rumah tersebut keluar mencoba melerai Dipta yang sudah kalap.
Laki - laki tersebut tidak sempat membela diri karena pukulan beruntun dari Dipta.
Karena Dipta sulit ditenangkan akhirnya mereka memutuskan membawa Dipta ke kantor polisi yang ternyata tidak jauh dari rumah laki - laki tersebut.
Sementara kekasih ibunya sudah tak sadarkan diri, dan dibawa kerumah sakit.
Binar yang hampir tidur kaget mendengar kabar Dipta dibawa kekantor polisi, Dia langsung berlari menyusul Dipta karena khawatir.
Sesampainya dikantor polisi, Disana sudah ada Satria dan seorang pengacara yang mendampingi Dipta.
Betapa Syoknya Binar, melihat Dipta yang kusut dengan baju penuh darah, dan tangan terluka.
"Dia gak apa - apa kan Sat? " Tanya Binar pada Satria yang menghampirinya.
"Gak apa - apa " Jawab Satria.
"Yang dihajar siapa sih? Perasaan pulang dari rumahku gapapa deh" Tanya Binar.
"Pacar emak nya, tanya sendiri aja ntar, bentar lagi keluar dia" Jawab Satria.
Selang setengah jam, Dipta keluar ruangan introgasi. Binar langsung memeluk menenangkan.
"Makasih ya udah dateng, maaf bikin kamu kaget " Ucap Dipta sambil membenarkan jaket Binar.
"Bin, sementara biarin Dipta dirumah mu dulu aja ya, biar dia tenang" Ucap Satria.
"Iyaa aman, " Jawab Binar.
Binar pun mengajak Dipta pulang, selama dimobil mereka hanya diam.
Binar pun mengerti seperti memberi waktu untuk Dipta menenangkan diri.
Sesampainya dirumah, Binar menyuruh Dipta bersih - bersih dan meminjamkan kaos kebesaran milik Binar.
Setelah itu Binar membersihkan tangan Dipta yang terluka, karena telalu keras memukul lawannya.
Melihat Dipta yang hanya Diam, Binar pun memeluk Dipta.
Akhirnya luruhlah air mata Dipta.
Dia menangis sesegukan dipelukan Binar.
"Dia ninggalin aku, harusnya dia bisa hidup dengan baik kan , kenapa dia datang dengan penuh luka seperti itu" Ucap Dipta sambil menangis.
Binar hanya diam, memeluk Dipta lebih erat.
Ketika tangisan Dipta mulai reda Binar melepas pelukannya, dan membersihkan air mata Dipta.
"Maaf yaa, aku bikin kamu takut" Ucap Dipta lagi.
"Gapapa sayang, aku tau kemarahan kamu, kalo aku diposisi kamu mungkin aku lebih marah, tapi tolong jangan kayak gini lagi ya. Aku takut kamu kenapa - napa" Jawab Binar sambil membelai rambut Dipta.
"Its ok, kalo kamu masih mau nangis, masih marah, aku bakal terus temenin kamu, tapi kamu jangan gini lagi ya" Ucap Binar lagi.
Dipta tersenyum sendu lalu memeluk Binar lagi.
"Makasih ya sayang " Ucap Dipta mencium puncak kepala Binar.
"Sekarang kamu istirahatnya" Ucap Binar , sambil membawa Dipta kekamarnya.