NovelToon NovelToon
Alea Dan Mafia Dingin

Alea Dan Mafia Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Diam-Diam Cinta / Persaingan Mafia / Trauma masa lalu
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: riniasyifa

Alea Permata Samudra, atau yang akrab di sapa Lea. Gadis cantik dengan kenangan masa lalu yang pahit, terhempas ke dunia yang kejam setelah diusir dari keluarga angkatnya. Bayang-bayang masa lalu kehilangan orang tua dan mendapatkan perlakuan buruk dari keluarga angkatnya.

Dalam keterpurukannya, ia bertemu Keenan Aditya Alendra, seorang mafia kejam, dingin dan anti wanita. Keenan, dengan pesonanya yang memikat namun berbahaya, menawarkan perlindungan.

Namun, Lea terpecah antara bertahan hidup dan rasa takut akan kegelapan yang membayangi Keenan. Bisakah ia mempercayai intuisinya, atau akankah ia terjerat dalam permainan berbahaya yang dirancang oleh sang mafia?

Bagaimana kehidupan Lea selanjutnya setelah bertemu dengan Kenan?

Langsung baca aja kak!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riniasyifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2 kencan buta

Di tempat terpisah tempatnya di sebuah mansion mewah milik keluarga Alendra. 

Seorang pemuda dengan ketampanan yang memikat wanita karena wajah blesterannya. Maminya orang Korea sedangkan Papinya asli Indonesia. Ia tengah terlibat perdebatan sengit dengan sang maminya.

"Ken, jangan lupa, nanti malam kamu harus ngajak Siska dinner, Mami sudah atur semuanya," tutur Mami Monica, suaranya penuh ketegasan.

Ya, pemuda tersebut adalah KEENAN ADITYA ALENDRA. Seorang pebisnis yang memiliki bisnis ilegal dan legal. Bisnis legalnya ia seorang CEO di perusahaan Alendra Group, perusahaan turun temurun milik keluarga Alendra.

Sedangkan bisnis ilegalnya bisnis bawah tanah yang ia guluti sebagai ketua mafia. Ia menjadi mafia mengikuti jejak sang kakeknya. Sikapnya yang dingin dan tak tersentuh, membuat ia menyandang julukan ice prince.

Ken menarik napas dalam. "Mam, stop ya mengatur kencan buta buat Ken. Ken sibuk," protes Ken, nada suaranya datar tapi tegas.

"Oh, tidak bisa," balas Mami Monica tak kalah tegas. Dengan senyum tajam tersungging di bibirnya.

"Ken masih 25 tahun, masih banyak waktu mencari jodoh, Mam." Ujar Ken menjelaskan.

"Tapi waktu itu tidak akan terus ada, Ken." Sambung Mami Monica tak mau kalah.

"Masih banyak waktu, Mam. Aku masih ingin fokus pada pekerjaan," lanjut Ken, frustasi dengan sikap keras kepala Maminya.

"Maka dari itu Ken, kamu itu harus segera menikah. Mami sudah tidak sabar ingin mengendong cucu darimu." Tutur Mami Monica dengan antusias, suaranya penuh semangat.

"Iya Ken, Mami benar, sudah waktunya kamu cari pendamping, jangan sibuk kerja terus." Tambah Papi Arga yang baru datang langsung merangkul pinggang Mami Monica dengan posesif.

Ken langsung merotasi kan matanya.

"Ih ...! Dasar bucin," desisnya, menatap kedua orang tuanya dengan ekspresi jengkel.

"Alah ... bilang aja kamu iri sama Papi," balas Papi Arga dengan nada menggoda, suaranya penuh kemenangan.

"Sudahlah, Ken berangkat dulu, Mam, Pi," pamit Ken yang sudah malas berdebat. Ia mencium pipi Mami Monica singkat, lalu bergegas pergi, sengaja membuat Papi Arga tampak kesal.

Ia tahu Papi Arga akan kesal melihatnya mencium pipi Mami Monica.

"Dasar anak nakal, awas kamu ya!" geram papi Arga sambil menatap tajam punggung Ken.

Ken melambaikan tangan ke udara tanpa menoleh ke belakang.

"Jangan lupa ya Ken, kamu harus temui Siska," teriak Mami Monica.

Ken menghentikan langkahnya. "Ken, tidak bisa janji, Mam," jawabnya, nada suaranya tetap dingin. Ia menatap kedua orang tuanya sejenak, kemudian melanjutkan langkahnya.

"Kalau kamu tidak mau menemui Siska. Mami kasih waktu satu minggu untuk mencari pendamping sendiri," tantang Mami Monica, sebuah senyum jahil tersungging di bibirnya.

Ken menghentikan langkahnya lagi, tubuhnya membeku sejenak.

"Apa ...? Satu minggu?"

"Ya, tidak ada penawaran," tegas Mami Monica. Tanpa ada ruang untuk bernegosiasi.

"Ok, tapi batalkan kencan malam ini," balas Ken, kemudian ia langsung pergi tanpa menoleh lagi.

Setelah menempuh perjalanan selama 20 menit. Ken tiba di Alendra Group. Ia melangkah masuk dengan aura kepemimpinan yang kuat, wajahnya datar dan ekspresinya dingin.

"Pagi pak." Sapa para karyawan yang berpapasan dengan Ken, Ken hanya mengangkat tangan kanannya, tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya.

"Pak tunggu." Panggil seorang pemuda yang sama datarnya dengan Ken.

Ken langsung menghentikan langkahnya, saat tahu siapa yang memanggilnya. " Pagi." Sapa Satria saat sudah dekat dengan Ken.

"Pagi." Balas Ken. Lalu mereka berdua jalan beriringan menuju lift khusus para petinggi perusahaan.

Di dalam lift Satria langsung menekan lantai 20 dimana ruangan CEO berada.

Ting!

Pintu lift terbuka. "Pagi, Pak Keenan, Pak Satria." Sapa sang sekretaris dengan tersenyum ramah.

"Hm ... " Balas keduanya datar.

Keduanya langsung masuk keruangan.

Ken langsung duduk di kursi kebesarannya, sedangkan Satria duduk di kursi di hadapan Ken. Mereka saling berhadapan.

"Bagaimana pengiriman kita malam ini?" Tanya ken serius.

"Semua aman, apa kau, akan ikut nanti malam?" Tanya Satria balik sambil mengecek ponselnya.

"Hm ...."

"Nanti malam langsung ketemu di markas." Ujar Satria.

"Ok." Jawab Ken singkat.

Suasana hening langsung menyelimuti ruangan beberapa saat, keduanya sibuk dengan pemikiran masing-masing.

"Sat, Mami nyuruh gue mencari kekasih," ucap Ken memecah kesunyian yang sempat tercipta.

Satria mengangkat alisnya. "Mami Monica nggak akan menyerah sampai dapat menantu?" Tebak Satria tepat sasaran.

"Yupz ... dan gue gak mau asal milih," tegas Ken, menatap keluar jendela.

"Di mana gue bisa dapat wanita dalam waktu satu minggu?"

Ken mengusap wajahnya dengan frustasi.

"Satu minggu untuk menemukan seseorang yang bisa gue perkenalkan pada Mami. lni gila!" Lanjut Ken sambil mengusap wajahnya.

Satria tertawa kecil, nada suaranya lebih ringan dari biasanya.

"Gila memang, tapi bukan mustahil. Kau kan Keenan Aditya Alendra, sang Ice Prince Alendra Group. Banyak cewek yang ngantri, cuma kau aja yang buta."

Ken menatap Satria dengan tajam.

"Lo tahu gue gak pernah dekat sama cewek. Ini bukan masalah kekurangan wanita, tapi masalahnya gue gak mau asal milih." Tegas Ken lagi.

"Tapi lo harus milih, Ken. Satu minggu itu waktu yang sangat singkat." Satria menjadi serius lagi. Ia memahami betapa sulitnya tugas yang dibebankan pada Ken.

"Gue butuh ide, Sat. Ide yang brilian. Ide yang bisa membuat Mami puas tanpa harus membuat gue terikat dengan seseorang yang tidak gue suka, " kata Ken.Tekanan dari maminya telah mencapai batas.

Satria menyangga dagunya, berpikir keras. "Hm ... kencan buta sudah pasti tidak berhasil.Gimana kalau ..." ia berhenti sejenak, seolah menimbang-nimbang ide yang akan diutarakannya.

"Gimana kalau kita ciptakan skenario? Kita cari seseorang yang cocok dengan kriteria Mami Monica, tapi hanya untuk sementara?"

Ken menatap Satria, memperhatikan ungkapan wajah sahabatnya itu dengan seksama.

"Maksud lo?"

Satria tersenyum licik. "Kita cari aktris atau model profesional. Seseorang yang bisa bermain peran sebagai pacar lo untuk sementara waktu. Setelah Mami puas, kita bisa akhiri skenario itu."

Ken terdiam sejenak, mempertimbangkan usul itu. Ide itu berisiko, tapi itu bisa jadi cara yang paling efektif untuk menghindari kencan buta dengan Siska. Lagipula, ia tidak ingin melukai perasaan maminya lebih jauh.

"Sepertinya ... itu ide yang cukup menarik," ungkap Ken, sebuah senyum tipis tersungging di bibirnya.

"Oke, tapi siapa yang akan kita cari?" lanjut Ken.

"Kita perlu seseorang yang bisa mempertahankan peran ini dengan sempurna. Seseorang yang tidak akan membocorkan rahasia kita."

Satria mengeluarkan ponselnya. "Gue sudah punya beberapa nama. Kita perlu seseorang yang memiliki pengalaman akting yang kuat, dan juga bisa menyesuaikan diri dengan citra 'kekasih ideal' untuk Mami."

"Dan yang paling penting," Ken menambahkan, "Seseorang yang bisa dipercaya."

Tok ... tok ... tok ....

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan mereka.

"Masuk." Jawab Ken dingin.

"Maaf pak, saya hanya mengingatkan lima belas menit lagi kata ada meeting sama klien dari Singapura" jelas sang sekretaris.

"Ok, siapkan segala sesuatunya, pastikan semua sempurna." Tegas Ken.

"Baik pak. kalau begitu saya permisi dulu." Pamit sang sekretaris sopan.

"Hm .... " Balas Ken sambil sedikit mengangguk kepalanya pelan.

Setelah kepergian sang sekretaris Ken dan Satria akhirnya melupakan masalah cari pendamping. Ia mulai memeriksa beberapa berkas dengan teliti dan serius.

Sedang Satria juga sedang melakukan tugasnya, ia terlihat fokus pada laptop di hadapannya. Keduanya kembali kedunia kerjanya.

Lima belas menit berlalu. Kini Ken, Satria dan sekretarisnya, sudah berhadapan dengan beberapa klien di ruang meeting. Ken terlihat sangat terampil dan tegas dalam memaparkan materinya dan akhirnya kesepakatan kerjasamanya pun terjalin.

"Selamat Pak Ilham, atas kesepakatan kerja ini." Ucap Ken sambil menjabat tangan lawan bicaranya.

"Selamat juga, buat Pak Kenan." Balas pria paruh baya bernama Ilham.

"Saya sangat, bangga melihat generasi muda seperti Pak Keenan ini, masih muda tapi sudah sangat sukses di dunia bisnis." Puji pak Ilham jujur.

"Hm ... terima kasih Pak, atas pujiannya kalau begitu kami, permisi dulu" pamit Ken.

"Maya, kamu langsung balik ya." Perintah Ken tegas.

"Baik pak."

            .....

Di sisi Lea.

Lea masih gemetar di anak tangga, tangannya masih sedikit kesemutan.Wajahnya pucat pasi. Mia muncul, dengan wajah merah padam, napas tersengal-sengal.

"Lepasin!" desis Mia, suaranya tajam, langsung mengarah ke Reno yang masih memegang lengan Lea.

Reno mengernyit, sedikit terkejut dengan nada bicara Mia. "Dia hampir jatuh, Mia. Aku cuma nolongin, Lea lagi pusing."

"Pusing? Pura-pura pusing kali! Liat aja mukanya, pura-pura pucat!" Mia menyindir, matanya melotot ke Lea.

"Jangan sok lemah!" Lanjutnya.

Lea hanya bisa menunduk, air mata mulai menggenang di pelupuk matanya.

"Aku beneran pusing, Kak Mia ... aku juga demam ...." bisiknya lirih, suaranya hampir tak terdengar.

"Bohong! Lo sengaja cari perhatian!" Mia memotong, suaranya meninggi. Ia menatap Lea dengan penuh kebencian.

"Lo pikir gue bego? Dasar anak pungut tidak tahu diri."

Reno melepaskan tangan Lea, lalu menatap Mia dengan tatapan tidak suka.

"Mia, udah! Kamu sudah keterlaluan!"

"Keterlaluan? Dia yang keterlaluan! Selalu aja nyari kesempatan deket-deket sama kamu! Gue yakin, kau juga suka sama dia, kan?!" Mia menuduh, suaranya bergetar karena emosi. Lalu menatap Reno dengan penuh kecurigaan.

Reno terdiam sejenak, kemudian menjawab dengan suara berat.

"Kau benar gue suka sama Lea." Jawab Reno sambil menatap Mia dengan tatapan menantang.

Bersambung....

1
mami syila
lanjut Thor kenapa di gantung sih/CoolGuy/
Elsa
jadi greget siapa sih?
Bulan_Eonnie🌝🦋💎
Ditunggu next updatenya kak. Jangan lupa mampir diceritaku juga, ya
Bulan_Eonnie🌝🦋💎
Ini typo ya, Kak😉😉
azela
siapa ya?/Shy/
Bulan_Eonnie🌝🦋💎
itu bukan Lea, Om. Dikasih koma ya, Kak, sebelum kata Om. Terus abis dialog tag itu huruf T nya huruf kecil yaa. 😉😉Semangat kak. Ceritanya bagus banget.🔥🔥🔥
Bulan_Eonnie🌝🦋💎
Halo, kak. Buat penggunaan kata ganti nya lebih baik konsisten di salah satu dari "kau" atau "kamu", ya😉
Bulan_Eonnie🌝🦋💎
Halo, Kak. Salam kenal, yaa. Aku mampir nih. Xixi
Mengare
katak 'kan' kalau di akhir kalimat harus memakai koma. contoh: "kamu belum makan, kan?"
Mengare
kalau dialog disusul kata lanjutan tidak perlu titik, tapi gunakan koma.

contoh: "pergilah yang jauh," terang pamanku.

dan yang pakai tanda titik itu seperti ini: "aku akan menguasai dunia." Rea menghantam dewa itu dengan yakin.
Mengare
kalau ada kata keterangan setelah kata pokok gak usah dikasih tanda koma.

contoh: aku makan nasi putih setelah/saat/sebelum salto-salto kayak monyet 🐒
riniasyifa: terima kasih banyak kak, akan segera di revisi/Applaud/
total 1 replies
Mengare
kalimatnya agak membingungkan. seharusnya, "di makar itu, seorang gadis ...
riniasyifa: wah dapat ilmu lagi terima kasih kak. akan segera di revisi ulang
total 1 replies
Bu Kus
itu apa kuburan orang tua Lea ya ko jadi penasaran lanjut makasih
anggrek hitam
wah Lea, dah mulai perhatian sama ken/Applaud/
azela
apa Lea sudah mulai mencintai Ken
Lady Shyra
Semangat terus nulisnyaa! /Smile/
elz.
Mia sama lea bakalan tinju ngga nih ya 😁
elz.
seru ini 👍
Lestari
seru banget ceritanya
Lestari
ceritanya seru,maaf baru bisa mampir. soal y baru ada waktu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!