NovelToon NovelToon
Jerat Pesona Duda Beranak 1

Jerat Pesona Duda Beranak 1

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Romansa
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Banggultom Gultom

Melissa Permata Sari, gadis muda yang nekat menjual keperawanannya demi melunasi utang keluarganya sebesar 150 juta. Di hotel tempat "transaksi" berlangsung, ia justru bertemu Adrian Sutil, pria tampan dan kaya yang bukan mencari kesenangan, melainkan seorang pengasuh untuk putrinya yang berusia tiga bulan.

Adrian memberikan penawaran tak biasa: jika Melissa berhasil membuat putrinya nyaman, separuh utang keluarganya akan lunas. Namun, ada satu masalah—Melissa belum bisa memberikan ASI karena ia masih perawan. Meski sempat ragu, Adrian akhirnya menerima Melissa sebagai pengasuh, dengan satu syarat tambahan yang mengubah segalanya: jika ingin melunasi seluruh utang, Melissa harus menjadi lebih dari sekadar pengasuh.

Bagaimana Melissa menghadapi dilema ini? Akankah ia menyerahkan harga dirinya demi keluarga, atau justru menemukan jalan lain untuk bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Banggultom Gultom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 Kasur Manis 21+

Melayani dalam artian, memberikan, mempersiapkan atau menyediakan semua kebutuhan. Ya, itu yang seharusnya ditangkap oleh pehaman otak. Namun, bagaimana tanggapan Melissa saat majikannya meminta dilayani adalah......

"Pak, ingat perjanjian kita. Cuma kontrak satu tahun, tanpa adanya kontak fisik!" Melissa menyilang dadanya, takut Ethan

Menyerang bagian itu terlebih dahulu.

Pria itu mengetuk jidat pengasuhnya sampai suaranya seperti ketukan pintu. " Memangnya siapa yang mau melakukan kontak fisik dengan bocah? Melissa , benahi pikiran buruk kamu. Mesum sekali!"

Adrian langsung melempar jas dan kemeja, lalu Melissa menangkapnya dengan cekatan.

Sementara ia sendiri berjalan ke kamar mandi.

"Siapa yang gak negatif thinking, liat dia tiba-tiba kunci pintu, buka baju, apalagi ekspresinya kayak monyet birahi, ih!" gumam Melissa .

Beberapa menit setelah melayani semua kebutuhan Ethan. Kini, tiba-tiba majikannya itu meminta untuk tidur bersama seperti semalam.

"Saya mau tidur bareng lagi!"

"Pak? Apa kamar Bapak, jeblos? Kenapa harus tidur dengan saya dan Chia?"

"Terserah saya, semua ini milik saya. Kamu nolak? Kamu angkat kaki dengan hutang yang belum lunas!" Tidak serius.

Sungguh jika itu akan dilakukan oleh Melissa , mungkin Adrian setress seperti dulu. Ya, selain Melissa tidak ada lagi pengasuh yang disenangi oleh anaknya.

"Ya sudah, saya tidur di kamar lain!"

"Gak bisa, kalau anak saya bangun? Kamu mau merepotkan saya?"

"Terus tujuan Bapak tidur sama kita, itu apa? Bapak yang mau, 'kan? Ya sudah, Bapak aja yang jaga!"

"Saya mau menjaga anak saya!"

"Kan, sudah ada saya!"

Pusing mendengar ucapannya yang selalu dielak, membuat Adrian geram dan menggendongnya.

"Pak Ethan!" pekik Melissa merasa terkejut dengan aksi majikannya.

"Sehari berapa kosa kata yang kamu keluarkan?"

Gadis itu direbahkan di atas kasur. Dengan tampang cemberut Melissa tidak mau menjawab. Jelas pertanyaan Adrian sangat menyebalkan baginya.

Melihat Adrian menebahkan badannya di kasur yang sama, membuat Melissa menggeser posisi.

Saat itu, Adrian sangat santai, seakan menganggap Melissa adalah bayangan.

"Sini!"

"Gak mau!"

Sedetik kemudian tubuh tertarik ke dalam dekapan. Melissa berbalik badan mencoba menghindar, tetapi tubuhnya sudah terjerembab dalam rengkuhan majikannya. Kini, posisi Melissa memunggungi Ethan, sementara pria itu memeluknya dari belakang.

"Pak!"

"Tetaplah seperti ini!"

Wangi shampoo menjadi favorit Adrian sekarang, layaknya sabu itu sangat candu. Mungkin ke depannya ini yang akan ia lakukan terus.

"Aku butuh kehangatan, sebentar saja!"

"Kenapa?" Melissa merasa ada yang aneh dengan majikannya. Semakin lama, semakin keras deru napas pria itu.

"Saya merindukan istri saya!"

Sontak hati Melissa tergerak untuk mengubah posisinya kembali. Ia mulai menerima. Sampai, berbalik badan dan menghadap tuannya. "Bapak baik-baik aja, 'kan?"

"I fine. Cuma beri saya sedikit saja dorongan untuk meredakan rasa rindu itu!" Adrian menatap tulus.

"Ya, sudah. Boleh peluk saya, tapi jangan macam-macam!" sergah Melissa .

Setelah tersenyum dengan lekukan di pipi, Adrian menarik gadis itu tanpa rasa ragu. Kini, keduanya sudah terjebak dalam kehangatan di satu selimut yang sama.

"Kenapa rasanya nyaman banget? Kayak dilindungi, aku gak bisa nolak. Eh, tapi ini kenapa degup jantung dia kayak mau lari maraton ya?"

Mulai nyaman dengan posisi itu, suasana pun hening seakan meresapi sensasi masing-masing.

Melissa merasa dilindungi oleh tembok kokoh sehingga membuatnya nyaman. Sementara Ethan, ya tentu saja pria itu lebih merasakan keenakan, sedangkan yang dia peluk sangat empuk dan lembut. Mengingat, badan Melissa yang berisi dan kencang.

Tak terasa suara dengkuran halus mulai terdengar. Adrian melonggarkan sedikit pelukannya. Ia menatap pengasuhnya sudah tertidur seperti bayi.

"Cantik!" Tanpa sadar bibirnya bergerak memuji si bocah yang sering ia hina itu.

Pipi. Ya, benda bulat menggemaskan milik Melissa menjadi pusat perhatian Ethan. Tak kalah dengan pipi anaknya, Melissa pun punya.

"Saat bayiku dijaga dengan bayi," gumamnya terkekeh.

Senang sekali ia dapat menoel-noel benda itu sepuasnya.

Namun, bibirnya cemburu seperti ingin merasakan seperti tangannya juga.

"Maaf, aku lebih suka memanfaatkan seseorang yang sedang tidur," batinnya.

Pelan, tapi pasti. Adrian mendaratkan bibirnya di sebuah benda yang mirip dengan kue bakpao. Saat itu Adrian merasakan sensasi yang luar biasa. Lembut, ya itu yang ia rasakan saat mencium pipinya. Namun, pipi saja agaknya masih kurang.

Malam ini ia harus

memanfaatkan kesempatannya.

Bibir yang terlihat mengkilap

seperti buah cheri itu sudah

difokuskan oleh pandangan.

Mengiurkan sekali. Bagaimana jadinya bibir seksi dengan wangi mint miliknya, beradu dengan bibir manis merah merona itu?

Cup.

Manis kenyal ia rasa.

Walaupun caranya salah, tapi ini adalah kenikmatan yang sudah lama tak ia rasakan. Persetan dengan ego jika ia tidak menyukai gadis labil, nyatanya yang muda lebih menggoda hasrat.

Sementara itu Melissa jika tidur seperti mati, apa yang dilakukan majikannya tak ia sadari, bahkan terusik pun tidak sama sekali.

"Manis!"

Bibirnya ikut mengkilap karena terbasahi saliva di bibir Melissa . Kini, ia sesapi kembali benda kenyal milik Melissa sampai kepuasan hadir. Cukup berlangsung lama, tetapi segera ia sudahi sebelum gairah yang menguasai. Ia takut tak terkendalikan.

"Terima kasih Melissa , maafkan saya!"

***

Keesokan pagi. Hari ini Melissa bangun lebih awal, ia membiarkan majikannya yang masih pulas itu tertidur tanpa membangunnya.

Melissa merilekskan badannya dengan menghirup udara segar di balkon. Saat itu ia justru menangkap seseorang dengan badan kekar tanpa pakaian atasan tengah melakukan push up di bawah sana. Matanya memandang, tetapi hatinya yang terpesona.

"Andres, sejauh ini aku sudah nyaman. Apa bisa ya bocah kayak aku ini, dapetin laki-laki dewasa kayak dia. Aku selalu merasa dihargai sama dia. Sosok kakak yang aku rasakan begitu kuat, bahkan perannya jauh lebih baik ketimbang abangku yang kayak eek!"

Awal bertabrakan, saat itu Melissa seperti membubuhkan hatinya pada pengawal tampan tersebut. Pertemuannya memang belum lama, tapi bagi Melissa itu menciptakan pengalaman dan kenangan yang luar biasa.

"Aku gak akan pernah bosan bawain dia makan!"

Sudah puas dengan asupan pagi melihat para bodyguard olahraga, kini Melissa beranjak untuk membersihkan diri hingga lanjut beralih dengan kegiatan dapur.

"Pagi, Mbak Yani, Mbak Sasa .. .."

"Pagi. Aduh senangnya, habis kasih bapak jatah ya?" celetukan Sasa itu mendapat toyoran dari Yani, sedangkan Melissa menanggapinya dengan cemberut.

"Sembarangan. Aku tuh ngerasa seneng aja, kayak gak kerasa aku udah kerja satu Minggu di sini. Itu berarti kontrak kerja aku tinggal 11 bulan 3 Minggu lagi.

Cepet banget ya waktu!"

"Kepala kau cepet, baru satu Minggu udah kayak satu juta tahun," semprot Sasa. Wajahnya sangat datar.

"Memangnya kontrak kerja kamu sampai berapa tahun?" tanya Yani.

"Satu tahun aja, Mbak!"

"Oalah, kenapa gak selamanya aja!" ujar Yani.

"Bosen Mbak, tiap hari liatnya kalian lagi, kalian lagi ... kalau enggak, si bapak yang nyebelin itu. Aku tuh kepengen lanjut sekolah lagi nanti!"

Yani dan Sasa memutar matanya, seakan jengah. "Iya si, kita juga jadi ikutan setress ada kamu di sini!"

"Nanti gak ada aku sepi lhoo ......"

Bersambung ~

1
Sarita
sabar Adrian nanti juga lama" bucin tuh si melisa
S.gultom
karya yang bagus🙏
codefive_
Teruskaaaan👍🏻
codefive_
Semangat ya kak utk novelnya, lanjutkaan👍🏻
codefive_
Saran ya kak, untuk koma jangan ditengah. Bisa spt ini “tenang melissa, ngangkang dikit abis itu kabur!”
codefive_: Samasama, yuk gantian support karya terbaru ku🥰
S.gultom: makasih sarannya kak 🙏
total 2 replies
Little Sister
ceritanya seruuu, semangat yaaa/Determined/
♐EP𒈑⃟⃞𐦉CintaAfya𒈑⃟⃞🦅💞
kk mampir di sini dan simpan di favorite nnti baca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!