Menikah dengan pria usia matang, jauh di atas usianya bukanlah pilihan Fiona. Gadis 20 tahun tersebut mendadak harus menerima lamaran pria yang merupakan paman dari kekasihnya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Obat Capek Pusing
Perusahaan yang selama ini dipimpin Arga berjalan cukup baik. Bahkan lima tahun terakhir mampu meraup laba yang besar, bisa berkembang jauh dari sebelumnya. Menarik banyak investor yang percaya pada perusahaan di bawah tangan Arga tersebut.
Sampai akhirnya ada kasak-kusuk di kalangan pemegang saham. Mereka terpecah jadi dua golongan. Yang tidak menyukai Arga sejak kepemimpinan pria itu pun berbalik mendukung siapa saja yang menjadi lawan Arga.
Davin muncul dengan support penuh dari keluarga besarnya, saham yang Davin miliki jika digabungkan bahkan lebih banyak beberapa persen daripada milik Arga. Ini karena Arga sudah tidak mendapatkan dukungan dari pihak keluarganya sendiri.
Rapat pemegang saham pun segera diselenggarakan, untuk pengambilan keputusan. Sebab, ternyata banyak juga yang iri dengan jabatan Arga, sehingga ingin Arga turun dari kursinya.
Padahal, selama kepemimpinannya, perusahaan mengalami kemajuan pesat. Tidak terima, Arga pun merencanakan strategi untuk mengamankan posisinya. Selama ini, dia yang berjuang mati-matian untuk perusahaan tersebut. Siapa Davin? Bocah ingusan yang tiba-tiba mau merebut kekuasaannya di perusahaan. Hanya karena anak itu dapat support full dari semua anggota keluarga yang mayoritas punya banyak saham di perusahaan itu.
Andai saja sang mama tidak ikut-ikutan dalam masalah ini, pasti Arga tidak begitu kerepotan. Karena saham orang tuannya sendiri terhitung cukup besar. Ini malah sang mama balik menyerang putranya sendiri hanya karena ego semata.
...****************...
Malam ini Arga pulang sangat larut, dia bekerja keras melobi para investor dan beberapa dewan direksi. Bersama timnya, dia benar-benar bekerja keras beberapa hari terakhir.
Fiona yang melihat suaminya baru pulang kerja, ia pun menyambutnya dan langsung membantu Arga membawakan tas serta jasnya.
"Kenapa pulang larut sekali?" tanya Fiona.
Jarang-jarang Arga pulang di atas jam 11. Biasanya sore sudah pulang dan menyempatkan waktu bermain dengan sang anak.
"Banyak pekerjaan di kantor," jawab Arga terdengar lelah.
"Hem, ya sudah. Sekarang aku siapin air hangat untuk mandi."
Arga mengangguk, pria itu kemudian jalan ke kamar Azka. Ia nyalakan lampu kamar, dilihatnya sang anak tidur sambil memeluk boneka dinosaurus.
Cukup lama Arga menatap wajah kecil anaknya itu, beberapa hari mereka tak bisa main bersama karena Arga sibuk mengatasi masalah yang ada di perusahaan.
Arga berdiri menyandar ke pintu kamar, menghela napas berat. Kemudian terdengar derap langkah kaki yang semakin dekat. Fiona sudah muncul dan menyentuh pundaknya.
"Airnya sudah siap, mandi dulu ..."
"Hem, terimakasih. Oh ya, apa dia mencari ku seharian ini?" tanya Arga sambil jalan menuju kamarnya. Fiona ikut menyusul jalan di sebelahnya. Sembari merangkul lengan sang suami. Tindakan sepele, tapi mampu membuat rasa lelah Arga sedikit berkurang.
"Ya, beberapa kali ingin ke kantor, tapi aku basa saja ke Playground."
"Apa beberapa hari ini Azka menyusahkan mu?"
"Mana mungkin? Azka anak yang pintar, dia tidak mungkin menyusahkan mamanya. Kami menghabiskan banyak waktu untuk bermain."
"Hemm ... Maaf ya. Mungkin akhir-akhir ini aku tidak bisa menemani kalian."
"Tidak apa-apa, kamu pasti sangat sibuk. Kami paham," kata Fiona lalu menempelkan kepalanya di lengan Arga.
Arga menarik napas panjang, lalu berhenti berjalan dan menatap Fiona dengan muka serius.
"Fiona ... Jika terjadi hal paling buruk, ini jika saja ... belum pasti terjadi. Jika ... Misalkan nanti, aku dalam posisi terburuk, jatuh ... Apa kamu akan selalu bersamaku?"
Fiona mengerutkan dahinya, ia bisa membaca rasa kekhawatiran yang muncul di mata suaminya itu. Fiona pun menarik napas dalam-dalam, kemudian melingkarkan tangannya di pinggang Arga.
"Situasi apapun itu, kita akan tetap sama-sama. Aku ... Kamu .. Anak kita."
Arga mengusap-usap kepala Fiona, mengecupnya lembut.
"Sudah ... Mandilah! Nanti airnya dingin," kata Fiona lalu melepaskan ikatan lengannya.
Arga mengangguk, ia pun berangkat mandi, sementara Fiona menyiapkan piyama untuk suaminya itu.
Beberapa saat kemudian
Arga sudah segar dengan rambut dan wajah yang basah. Lelaki itu keluar cuma pakai handuk selutut.
Dilihatnya di atas tempat tidur piyama miliknya, sementara Fiona tidak ada di dalam kamar.
"Fiona," ia panggil istrinya yang tidak kelihatan.
Baru dicari, akhirnya muncul sambil membawa segelas kopi panas.
"Aku taruh sini ya, kopinya," ucap Fiona tanpa melihat sang suami.
Saat berbalik, Fiona kaget karena Arga sudah ada di belakangnya tadi.
"Cepat pakai bajunya, itu sudah aku siapkan. Nanti masuk angin!" gumam Fiona.
"Nanti saja, kebetulan seharian ini kepalaku pusing sekali ... Jadi aku mau minta obat."
"Pusing? Sebentar... Aku carikan obat di laci." Fiona melepaskan lengan panjang Arga yang sudah melilit di pinggangnya.
"Bukan obat yang itu, obat yang lain," bisik Arga di telinga Fiona. Meniup-niup daun telinganya dan menempelkan kepalanya kemudian di tengkuk Fiona.
"Tunggu ... Pintunya belum aku kunci!" gumam Fiona.
Arga pun membopong tubuh Fiona, membawanya ke arah pintu, meminta Fiona menguncinya, masih sambil dibopong. Kemudian berbalik dan langsung bersambung.
mau sedot sedot aja ooommmm 😂
udah kau bobol sieee
🤣
mlendung fiiiii
😂
pikiran mu liar sekali Tarrrr
😂🙆♀️
😃
kang buaya
beresiko kembung 9 bulan 🤣🤣🤣🤣😂
😃
kejadian 😱
Taraaaa gak usah dipikirin 😃
hiiiiiiiiiiiiiii fio...
semoga tidak kenapa2