"Ra, lo liat sahabat lo sakit Ra.. dia kehilangan lo disisinya. Gue nggak tahu kehidupan Gema di hari berikutnya tanpa lo di sisinya... Dia akan menjadi manusia versi apa, gue tahu lo capek, lo sakit, lo menderita dan lo pilih pergi dari neraka ini, keputusan lo tepat ra.."
"Tapi bagi Gema itu semua nggak tepat, dia akan jauh lebih sakit ketika lo nggak ada di sisinya lagi. Gue berharap Gema bisa menjalani hari - hari selanjutnya tanpa lo walaupun itu mustahil, dan gue berharap lo disana bahagia Ra... Dan sering - sering untuk datang ke mimpinya Gema Ra"
" Selamat tinggal Tiara Arabella.."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sonya_860, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19
Perempuan itu menuding wajah Ara dengan jari telunjukkan dan menunjukkan ekspresi marah nya, "Kamu! Kamu berani nya memalsukan tanda tangan hah!?" sentak nya,
Ara mengerjapkan mata nya linglung, berfikir apa laki - laki tadi mengunakan tanda tangan palsu? Atau sengaja memalsukan identitas dan tanda tangan nya? Atau bagaimana? "Dasar cowok brengs£k!! Awas aja kalau kita ketemu!" maki Ara dalam hati,
"Lis, ada apaan sih teriak - teriak? Suara lo kedengeran sampai sana tahu!" tegur Bagas yang baru saja mendekat, karena memang dia berdiri tidak jauh dari Ara.
"Bagas, lihat anak ini memalsukan tanda tangan milik Gabriel!" Bagas memandang Ara sekilas dan mengambil buku di tanggan teman seperjuangan nya yaitu Lista.
"Lo Ara kan? Bukan nya tadi gue sama Genta udah tanda tanggan di buku lo?" heran Bagas saat melihat buku Ara di sana sudah tidak ada tanda tangan nya dan tanda tangan milik Genta.
"Maaf kak tadi buku nya basah, jadi aku ganti buku" bohong Ara sembari menundukkan kepala nya,
"Gue bawa ke Genta dulu, gue mau tanyain ini, " Setelah mengatakan itu Bagas langsung berlari menjauh dengan membawa buku milik Ara,
"Lah itu si Bagas ngapain lari - lari Lis?" tanya seorang OSIS lain yang melihat Bagas berlari menjauh dari kerumunan,
"Lo lihat dia! Dia berani - berani nya memalsukan tanda tangan milik Gabriel, Rita!" ucap Lista menunjuk Ara,
Rita memandang Ara remeh, "Berani banget lo? Punya nyawa berapa? Gede juga nyali lo ya padahal masih MURID BARU!" sarkas Rita.
Ayo lah kenapa permasalahan tanda tangan milik Gabriel sangat panjang urusan nya, karena..? Inti nya tanda tangan Gabriel itu seperti di ibarat kan benda langka dan hampir punah, hah maksud nya?
Jadi gini, walau pun di brosur ada foto dan nama Gabriel tapi dari satu tahun yang lalu belum ada yang bisa mendapatkan tanda tangan dari Gabriel, jadi untuk angota OSIS itu adalah tabu! Tidak ada yang bisa mendapatkan tanda tangan dari Gabriel saat MPLS untuk memenuhi tantangan dari OSIS.
Dan kalaupun iya pasti siswa itu akan memasuki rumah sakit dalam kurun waktu lebih dari semingu,
Dan sekarang Ara mendepatkan tanda tangan Gabriel, tidak hanya satu melain kan sepuluh tanda tangan dan kembali kelapangan dalam kondisi baik - baik saja? Dan itu lah membuat Lita berfikir hal yang tidak - tidak pada Ara, contoh nya ya seperti sekarang....
Kalian faham? Kalau ngak yaudah ngak usah dipikirin, kalimat nya terlalu berbelit- belit.. Sengaja hahaha...
"Maaf kak, tapi tanda tangan itu asli kok aku ngak memalsukan tanda tangan, ngak bohong" ucap Ara meyakinkan, kan memang benar waktu di dalam gudang tadi cowok itu sendiri malah yang tanpa diminta langsung memberikan tanda tangan nya?
Jadi sekarang bukan salah nya! Kalau pun salah ya salah kan saja orang yang tanda tangan itu, bukan malah menyalahkan diri nya.
Ini juga OSIS nya kok sifat nya begini? Harus nya mereka itu memberikan kenyamanan pada siswa baru bukan nya malah...
"Halah ngeles aja lo! Mana mau Gabriel tanda tangan di buku lo apa lagi sama orang gak di kenal seperti lo! Ngaku aja deh lo!" ketus Lista,
"Ngak kak itu beneran, aku ngak bohong!" sentak Ara,
"Wah berani banget lo naikin nada bicara lo sama kita hah!?" sentak Rita yang geram akan tindakan adik kelas nya,
Ayolah baru saja masuk sekolah masa iya Ara sudah mendapatkan masalah? Kan ngak like lah ya,
Mata Ara berkaca - kaca, di tambah lagi semua pasang mata kini tengah menatapan nya, ingin rasanya dia kabur dan menghilang.
Entah kenapa sekarang jiwa nya menjadi sangat cengeng dan takut, tidak seperti biasa nya. Dia juga heran akan perubahan ini! Ini terlalu mendadak dan lidah nya terasa kelu saat akan membalas ucapan yang mereka lontarkan.
Keyla yang sudah tidak tahan sahabat imut kiyut nya di perlakukan seperti itu oleh kakak kelas nya langsung bangkit, dan berdiri di depan Ara melindungi Ara.
"Kak, itu tanda tangan nya asli temen saya ngak bohong kak, aku lihat sendiri kok," bela Keyla, walau pun dia tak melihat nya sendiri tapi dia yakin sahabat imut nya ini tidak akan berbohong!
Ara menatap Keyla dengan mata berkaca - kaca nya, sahabat nya ini sangat baik bagaikan dewi penolong,
"Halah komplotan! Di bayar berapa lo sama dia hah?"
"Atau lo gunain tubuh lo ya? Ups! Ya sorry lo kan jalαng," Lista dan Rita tertawa menatap Ara,
Tidak ini penghinaan!
"Udah lah Lis, mending hukum aja sih tuh jalaαng biar kapok?" saran Rita,
Lista tersenyum menyerigai, "Kira - kira hukuman apa yang cocok sama orang yang nyali nya gede? Cambuk? "
Ara mengelengkan kepala nya, cambuk? Dia—
"Boleh juga," setuju Rita,
"Nggak ngak aku nggak mau kak!" Ara mengelengkan kepala nya brutal,
"Ngelawan lo!? Pegang tangan nya!" suruh Lista, Rita segera mendekati Ara tapi sebelum itu dia mendorong kasar tubuh Keyla yang ada di depan Ara ke samping.
"HUWAAA BUNDAA... ARA NGAK MAU DI HUKUM HIKSS.." tangis Ara menggelegar memenuhi lapangan, membuat orang yang ada di sebelah Ara reflek menutup mulut eh telinga mereka dengan tangan, suara nya uh sangat merdu dan bisa mengakibatkan gendang telinga bergetar seperti tersengat aliran listrik 20 W.
Bercanda,
Ara menangis kejer, diri nya sudah seperti tersangka yang telah mencuri benda berharga sekarang padahal dia tidak melakukan apa pun! Keyla langsung mencoba menghentikan tangisan Ara, dan menenangkan sang sahabat.
"Eh itu pada ngapain mereka pada ngegerombol? Apa ada pembagian sembako di sekolah?" tanya Yogi dari atas rooftop,
Yoga menjitak kepala Yogi dengan kesal, "Yakali di sekolah ada pembagian sembako! Makan gratis aja kita kagak dapet bodoh!"
"Ya selow lah! Sakit ege!"
"Eh tunggu deh tuh cewek kayak ngak asing sih?" tanya Yogi,
"Lah iya itu kan cewek yang tadi di gudang kan ya? Dia kayak nangis nggak sih? Coba lo lihat El lo— lah sia Gabriel kemana??" heran Yoga saat menoleh ke belakang tidak mendapati sosok sahabat satu nya.
"Lah dia ngilang kemana?" tanya Yogi,
"Susul," ucap Kenno dan langsung pergi meninggalkan rooftop,
"Lah?"
.
.
...----------------...
"Awas!" ucap seseorang dari belakang mereka dengan suara dingin namun penuh emosi di dalam nya, membuat mereka segera menyingkir memberika jalan.
Dia berjalan ke kerumunan dengan wajah datar namun mata nya menyorot tajam, seperti sudah siap melahap tubuh manusia mentah - mentah membuat mereka ketakutan tak terkecuali anggota OSIS.
"Baby?"
Ara yang mendengar pangilan itu yang terasa tidak asing langsung menoleh ke arah orang yang memangil nya. Seketika mata nya melotot dengan sempur na,
"Dia kak! Tadi dia yang tanda tangan di buku aku!" ucap Ara dengan menuding orang yang baru saja membuka suara,
Lista dan Rita langsung membalikkan badan nya mengikuti orang yang di tunjuk oleh Ara, "Ga— Gabriel" gagap mereka berdua,
Yaps, dia adalah King Gabriel sang penguasa sekolah dan Most wanted SMA GALAKSI, tampan, jenius, dan tentunya sang Crazy rich.
Dia dan ketiga teman nya tadi tengah pergi membolos di rooftop sekolah yang mengarah ke lapangan langsung, dan tentu nya mengawasi semua gerak - gerik adik kelas nya yang menarik untuk di perhatikan tentu nya.
Hingga Yogi mengatakan hal yang membuat nya emosi dan langsung turun dari rooftop menuju ke arah lapangan, entah apa yang membuat seorang Gabriel yang acuh tak acuh dengan keadaan sekitar kini menuju ke arah Lapangan ah lebih tepat nya ke arah segerombolan siswa.
"Sutss.. Diam baby," Gabriel mendekap tubuh kecil Ara ke dekapan hangat nya dengan Ara yang masih terisak kecil, mata tajam seperti elang nya tengah menyorot tajam ke arah Lista dan Rita siap menerkam, membuat Lista dan Rita langsung memundurkan langkah nya,
Tak lama kemudian Genta dan Bagas datang ke kerumunan dari arah selatan, "Ada apa ini kumpul - kumpul!?" tanya Bagas dengan bingung.
"Bastard!"