NovelToon NovelToon
Story Of April

Story Of April

Status: tamat
Genre:Menikah Karena Anak / Hamil di luar nikah / Teen School/College / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Tamat
Popularitas:643
Nilai: 5
Nama Author: Hyeon Gee

Aku pernah merasakan rindu pada seseorang dengan hanya mendengar sebait lirik lagu. Mungkin bagi sebagian orang itu biasa. Bagi sebagian orang masa lalu itu harus dilupakan. Namun, bagiku, hingga detik di mana aku bahagia pun, aku ingin kau tetap hadir walau hanya sebagai kenangan…

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hyeon Gee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Story 23

“Min Hee, kau siap?”

Gadis manis dengan gaun pengantin cantik itu tersenyum pada sesosok pria paruh baya, dan mengangguk tegas usai menghembuskan napas pelan.

“Apa Ayah tidak apa? Aku yang akan mengantarkannya ke altar kalau Ayah tidak kuat.”

Pria dengan setelan jas rapi berambut merah kecokelatan itu tampak membantu Sang Ayah yang melangkah berat dengan tongkatnya.

“Boleh Ayah saja?”

“Kalian berdua boleh mengantarku,” sahut Min Hee.

Dan pada akhirnya pernikahan yang di dampingi dua pria itu berlangsung khidmat. Sosok pria paruh baya yang tak lain adalah Ho Jun Su itu tersenyum haru, mendapati putrinya tersenyum bahagia padanya. Sementara, pria muda yang merangkulnya, Ho Min Gyu pun tampak sangat bahagia menyaksikan adik kembarnya menikah.

“Kau tidak ingin menikah seperti adikmu?” tanya Jun Su sambil memandangi langit malam.

“Nanti saja. Aku masih ingin menghabiskan waktu bersama Ayah tanpa harus memikirkan orang lain,” sahut Min Gyu.

“Tidak tertarik dengan teman sekantor atau temanmu di masa sekolah.”

“Tidak. Tidak ada yang satu pun yang menarik perhatianku.”

“Bagaimana tipemu?”

“Seperti Ibu.”

Jawabannya membuat Jun Su tersenyum melihatnya yang hanya tertunduk malu sesaat.

“Setiap anak laki-laki pasti berharap mendapat pasangan seperti Ibunya. Dan setiap anak perempuan pasti berharap mendapat pasangan seperti Ayahnya.”

“Kalau mereka jahat mungkin akan berbeda, ya. Hehe…”

Lagi, Jun Su tersenyum dan menggeleng sesaat.

“Tidak semua yang kita harapkan bisa kita dapatkan karena perencana terbaik adalah Tuhan. Namun, jika kau ingin, takdir pun bisa dirubah. Ada sebuah cerita yang masih sangat Ayah ingat sampai sekarang.”

“Apa?” tanya Min Gyu dengan sorot mata berbinar.

“Cerita tentang seorang pria yang berharap pada satu wanita yang dia pikir tidak akan bisa dia miliki.”

“Hmm, menarik. Ceritakan padaku.”

Bayang tentang masa lalu Jun Su tiba-tiba tergambar jelas dalam pikirannya. Jantungnya terasa berdebar kencang melihat gadis dengan kepang kuda itu berdiri di depan pintu. Dia berusaha abai dengan permainan playstation-nya walaupun dia tahu sekalipun gadis itu tidak mengalihkan pandangan dan tetap menatapnya.

“Apa?”

Suara Chang Yi yang terdengar lantang membuatnya berusaha menata perasaan dan sikap dalam waktu singkat.

“Itu…rambutnya…”

“Oh! Haha…dia saudara sepupuku. Ho Jun Su dan masalah rambut, itu gen Ibunya. Jun Su, kenalkan, ini Cha Seol Hee.”

Hampir, kalimat pujian itu hampir keluar dari mulutnya saat tangan mereka saling menjabat tetapi, lagi, Jun Su menahan diri melihat Chang Yi yang memandang Seol Hee seakan gadis itu telah menjadi dunianya.

“Jadi, ini cerita tentang cinta pada pandangan pertama?”

Pertanyaan Min Gyu membuyarkan lamunan Jun Su yang bercerita sambil membayangkan masa lalunya. Dia tersenyum pada Sang Anak yang mengunyah kacang dan tersenyum tipis.

“Besok kita lanjutkan ceritanya. Ayah ingin istirahat.”

“Oh! Baik. Hati-hati.”

Bergegas Min Gyu membantu Jun Su berdiri dan menggandengnya penuh sayang masuk ke dalam rumah.

...🌸🌸🌸...

♪ Kebetulan apapun baik, jika aku bisa melihatmu. Aku berjalan di jalan pertama kita bertemu. Sekarang kau telah memudar. Dan aku masih menunggumu…♫ ( U-Kiss Soo Hyun feat. Eun Young of Brave Girl - Story of April)

“Lagu yang sama lagi?” tanya Jun Su sembari menuang air putih ke gelasnya.

“Kapan kau akan pergi dari kontrakanku?” tanya Seol Hee tak peduli.

“Sampai jadi anak,” sahut Jun Su asal.

Ada senyum geli yang Jun Su tahan tatkala melihat lirikan sinis Seol Hee yang kemudian kembali fokus pada masakannya.

“Makan ini,” ujarnya sembari meletakkan semangkuk sup rumput laut di meja makan.

Kening Jun Su pun berkerut dan dia langsung menarik kursi, lalu duduk bersamaan dengan Seol Hee yang telah menyiapkan miliknya sendiri.

“Tadi malam ulang tahunmu, kan? Aku sampai muak mendengar dering tanda pesan dari ponselmu,” omel Seol Hee yang kemudian menyeruput supnya.

“Kau membuka ponselku?” tanya Jun Su yang lalu ikut menikmati supnya.

“Tidak. Pacarmu menelepon dan kemudian telepon mati. Lalu terlihat pesan-pesan itu.”

“Kau tidak risi?”

“Tidak. Biasa saja,” sahut Seol Hee ketus.

“Aku sudah menidurimu.”

“Anggap saja ini juga hiburan buatku.”

“Kau pernah melakukannya?”

“Iya.”

Sahutan Seol Hee yang masih fokus pada makanannya pun membuat Jun Su menatapnya lekat. Namun, dia yang tahu tetap abai.

“Bersamamu. Kau yang pertama kali meniduriku. Aku tidak pernah tidur bersama pria lain.”

“Tapi, kau tampak tidak terbebani?”

“Untuk apa membebani hidupku yang sudah tidak penuh dengan kebahagiaan lagi. Jalani saja. Nikmati. Itu juga sesuatu yang enak.”

Sejenak Jun Su menghela napas pelan, sempat ia kehilangan selera makan tetapi, melihat Seol Hee makan dengan lahap usai menyiapkan semua untuknya, ada rasa bersalah dalam dirinya.

“Aku akan menikahimu nanti,” ujarnya yang kemudian melahap nasi.

“Terserah. Tuhan, selalu memiliki cara untuk memberikan kejutan paling indah. Tapi, baru kali ini aku merasa semua tidak adil bagiku,” ucap Seol Hee lirih.

Lagi, Jun Su menatap Seol Hee yang masih menikmati makanannya.

“Apa yang tidak adil?” tanya Jun Su.

“Bahkan di saat aku bahagia pun aku tidak merasa bahagia.”

“Apa ukuran dari kebahagiaan seseorang? Menurutmu?” tanya Jun Su.

“Tersenyum bersama orang yang kusayang. Namun, ada titik di mana aku bisa merasa bahagia walaupun tanpa kehadiran orang itu.”

“Hmm,” sahut Jun Su seraya mengangguk pelan, “bagiku, bahagia itu bisa menikmati dunia walaupun aku sendirian. Bisa menyenangi sebuah kematian walaupun aku tahu itu mengerikan.”

“Apa kau benar-benar ingin merasakan kematian dalam kebahagiaan?” tanya Seol Hee dengan kening berkerut.

“Kalau boleh meminta. Menurutku itu bagus, hahaha…”

Karena yang tersisa hanya dia jadi, aku pun bahkan tidak bisa memilih ingin tertawa bersama siapa. Kosong itu, tidak nyaman. Hal yang lebih mengerikan daripada harus berdiri sendirian.

1
Mystorios _ Writer
Menarik
goyangi13: Terima kasih banyak kak 🙏🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!