《Terdapat ****** ******》
Harap bijak dalam membaca.....
William dan Nozela merupakan sahabat sejak mereka masih kecil. Karena suatu kejadian tak disengaja membuat keduanya menjalani kisah yang tak semsestinya. Seiring berjalannya waktu, mulai tumbuh benih-benih cinta antara keduanya.
William yang memang sudah memiliki kekasih terpaksa dihadapkan oleh pilihan yang sulit. Akankah dia mempertahakan kekasihnya atau memilih Nozela??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Addryuli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 24
Me : salah kirim bang?
Nozela masih melihat room chatnya dengan William, sahabatnya itu baru saja mengirimnya foto mirror selfi di sebuah gym. William bertelanjang dada dan hanya memakai celana pendek saja. Seolah sengaja pamer otot pada Nozela.
"Anaknya Jimy udah gila."
Nozela menyalakan hairdryernya lalu mulai mengeringkan rambutnya, namun tiba-tiba ponselnya bergetar. Dia melihat panggilan video dari William.
"Tck, ngapain sih?"
Nozela mengangkat panggilan itu, matanya terbelak saat William tengah mengangkat barbel menghadap ponselnya.
"Lo ngapain anjr?" Tanya Nozela.
"Olahraga."
"Iya tahu, terus ngapain video call gue Liam?"
"Gue bosen nggak ada yang nemenin."
"Kenapa nggak telpon Clarissa?"
"Nggak diangkat."
Sambil mengeringkan rambutnya, Nozela diam-diam memperhatikan William. Dia kagum dengan bentuk tubuh sahabatnya yang kekar itu, dada bidangnya, absnya. Bahkan matanya tak sengaja menatap sesuatu menonjol diantara paha William itu.
"Ojel, mata lo." Batin Nozela.
"Mau kemana lo, tumben hari minggu udah seger aja?"
"Gue mau jalan sama Luna. Mau nonton sih."
Nozela meletakkan hairdryernya lalu menatap ponselnya. Disana, William tengah menenggak air mineral membuat jakunnya naik turun. Keringat membanjiri wajah serta tubuhnya yang atletis.
"Liam, lo sengaja ya?" Tanya Nozela.
"Sengaja apa?"
"Ya, tujuan lo telpon gue telanjang dada gitu buat apa kalo nggak sengaja mau pamer."
"Enggak tuh, gue cuma pengen aja di temenin."
Nozela mencebikkan bibirnya. "Hilih, alesan lo."
Nozela mengedipkan matanya beberapa kali saat William dengan santai mengelap keringatnya menggunakan handuk.
"Itu dada sama perut rasanya gimana ya? Keras kah?" Batin Nozela.
"Mesum."
"Apa kata lo?" Tanya Nozela.
William terkekeh. "Tatapan lo mesum."
"Sembarangan lo kalo ngomong."
"Emang iya kan. Dari tadi lo lihatin tubuh gue mulu, pengen pegang?"
William sengaja mengelus dada hingga ke perutnya sambil menatap Nozela dengan tatapan menggoda.
Nozela memebelakan matanya. "Lo." Tunjuknya.
Tut.
Nozela mematikan sambungan teleponnya, dia kemudian mendekatkan wajahnya ke cermin besar di depannya. Wajahnya mulai memerah kali ini.
"Ojel, lo beneran mesum." Ucapnya sambil memegangi kedua pipinya yang memerah.
○
○
Pukul sepuluh pagi, Nozela sampai di mansion Jasper. Dia menghentikan mobilnya di halaman rumah kemudian keluar dari mobil. Nozela masuk ke dalam rumah lalu mencari keberadaan Aluna.
"Eh non Ojel, cari non Luna ya?"
Nozela mengangguk. "Iya bik."
"Bentar ya, saya panggilkan."
Nozela memilih duduk di ruang tamu sambil menunggu Luna. Dia berbalas pesan dengan Leon dan pamit jika ingin pergi menonton dengan Aluna. Lima menit kemudian, Luna keluar dari lift.
"Ayo kak." Ajaknya.
Nozela mengagguk lalu keluar dari mansion Luna. Nozela mengemudikan mobilnya menuju Mall. Sebelumnya Luna sudah memberitahunya jika mereka akan menonton film barat terbaru.
Sampai di Mall, mereka menuju lantai tiga dimana letak bioskop berada. Nozela dan Luna menukarkan tiket mereka.
"Masih tiga puluh menit lagi kak. Temenin aku beli aksesoris dulu yuk."
"Ayo."
Mereka menuju stand aksesoris, Nozela menghampiri pernak pernik rambut yang begitu lucu di matanya.
"Bagus banget."
Nozela mencoba jepit rambut berbentuk kepala hello kitty, dia melihat pantulan wajahnya dicermin lalu tersenyum.
"Ih, kok lucu."
Nozela melepasnya lalu memasukkan ke dalam keranjang, dia mengambil beberapa dengan motif yang berbeda. Setelah mendapatkan apa yang dia mau, dia segera pergi ke kasir.
"Beli apa Lun?"
Luna memperlihatkan beberapa kalung dan gelang serta beberapa gantungan kunci. Selesai membayar mereka kembali ke bioskop.
"Tumben nggak jalan sama pacar kakak?"
Nozela menggeleng. "Dia lagi pemotretan."
"Wih, pacar kakak model?"
"Iya, hebat kan gue bisa dapet cowok model."
"Temen sekelas?"
"Iya." Jawab Nozela.
Kurang lebih dua jam mereka berada di dalam bioskop, kini Nozela dan Aluna berada di restoran Jepang yang ada di Mall itu untuk makan siang.
Nozela dan Luna tengah menikmati shabu-shabu yang mereka pesan.
"Enak banget."
Luna mengangguk. "Iya kak, jadi pengen nambah."
Nozela tertawa. "Lo badan kecil makannya banyak ya."
Drrtt
Drrtt
Ponsel Nozela bergetar, dia melihat nama Leon yang menghubunginya. Segera Nozela mengangkat panggilan itu.
"Halo Le."
"Halo sayang, udah selesai nontonnya?"
"Udah, ini lagi makan sama Luna."
"Aku sebentar lagi sampai situ. Kamu di mana?"
Nozela membelakan matanya. "Hah? Beneran?"
"Iya, ini udah deket."
"Aku lagi di restoran Jepang."
"Oke. Kalo gitu sampai ketemu nanti."
"Iya."
Tut.
"Pacar kakak mau kesini?" Tanya Luna.
"Iya nih, nggak papa kan?"
Luna tersenyum. "Nggak papa kali kak santai aja."
Tak lama kemudian Nozela merasakan tepukan di pundaknya, dia menoleh mendapati Leon di belakangnya sambil membawa buket bunga mawar putih.
"Le." Ucap Nozela lalu berdiri.
Leon memeluk Nozela dengan erat di restoran itu, banyak pengunjung yang tersenyum melihat kejadian itu.
"Kamu pasti capek kan, duduk dulu." Ucap Nozela.
Leon mengangguk lalu duduk di samping kekasihnya.
"Kenalin Le, ini Aluna adiknya William." Ucap Nozela.
Aluna tersenyum sambil mengulurkan tangannya. "Hai kak, aku Aluna."
Leon menjabat tangan Aluna. "Leon, pacarnya Nozela."
"Mau makan, aku pesenin ya?" Tanya Nozela.
"Nggak usah sayang. Ini aja, kayanya enak." Ucap Leon.
Nozela tersenyum, dia mengambil daging lalu memasukannya ke dalam kuah panas. Meniupnya sebentar lalu mengarahkan ke mulut Leon.
Nozela menyuapi Leon dan dirinya sendiri hingga makanan mereka habis.
"Aku ke toilet bentar ya." Pamit Nozela.
"Mau di temenin?" Tawar Leon.
"Nggak usah, cuma bentar kok."
Nozela segera keluar dari restoran itu lalu mencari toilet, saat sedang berjalan tergesa tiba-tiba dirinya tak sengaja menabrak seseorang.
Brugh!
Barang belanjaan orang itu terjatuh di lantai.
"Aduh, maaf gue nggak sengaja."
Nozela membantu memunguti paper bag milik orang yang dia tabrak tadi.
"Nggak papa. Makasih ya."
Nozela mengangguk. "Sekali lagi maaf ya."
Laki-laki itu tersenyum lalu mengangguk. Setelahnya Nozela langsung pergi.
"Cantik banget, bodynya juga oke." Gumamnya kemudian tersenyum miring.