Hidup melarat dengan kebutuhan rumah tangga yang serba mahal serta kebutuhan anak juga sangat lah besar, mau bagai mana pun Hani mengatur uang maka tetap saja tidak akan cukup bila satu Minggu hanya tiga ratus ribuan saja.
Namun tak lama hidup nya berubah menjadi lebih baik, rumah pondok juga berganti dengan rumah megah yang luar biasa bagus nya.
apa yang sudah Hani lakukan?
Mungkin Hani melakukan pesugihan agar dia bisa kaya raya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24. Menghantui Ambar
Ambar duduk santai di teras sendirian karena hari ini Fathan pergi ke kota dan sampai malam pun belum kembali, karena mereka belum punya anak maka Ambar pun tidak punya teman, sejauh ini pun dia selalu berani karena rumah sudah di pagar rapat sehingga tidak akan ada apa-apa, maling pun tidak akan berani masuk rumah mereka.
Toh mereka mau masuk kampung mati saja berpikir sampai tiga kali jadi mana mungkin mau masuk rumah warga untuk mengambil barang yang ada di dalam rumah, kampung mati masih tetap saja ada rasa angker dan apa bila tidak punya nyali besar tidak akan berani mereka masuk daerah sini.
Untung nya sekarang sudah mulai ramai karena beberapa warga juga mulai punya rumah di sini, mereka menghidupkan kembali kampung yang telah lama mati karena kejadian yang begitu mengerikan di zaman itu. lagi pula iblis yang menjadi momok menakutkan telah insaf dan menjadi iblis yang baik hati, kalau kadang kala juga masih suka kumat apa bila pancing.
Tapi setidaknya sekarang Arini si kafan hitam telah menjadi iblis yang baik dan tidak sembarangan saja mengambil sikap, warga sini tidak perlu cemas untuk memikirkan kapan hitam. tapi hanya warga sini saja yang berani kalau warga kampung lain tetaplah tidak punya nyali untuk datang, jadi untuk sementara kampung ini tetap aman dari para rombongan maling yang kerap kali memasuki rumah untuk mengambil harta.
"Lapar, tumben tidak ada orang lewat yang berjualan ya." Ambar menatap jalanan yang terlihat sepi.
"Ah mau keluar cari makan pun malas, soalnya harus lewat kuburan yang seram itu." gumam Ambar lagi.
"Aku chat saja si Nur ya siapa tahu dia mau mau ke sini dan bisa sekalian aku minta bawakan bakso atau tekwan lah." Ambar baru ingat soal teman nya yang satu itu.
Baru saja Ambar akan berdiri untuk mencari ponsel nya yang ternyata ketinggalan di dalam rumah, di ujung tembok rumahnya sebelah kanan mendadak ia melihat sesuatu yang bergerak cepat. Ambar mulai merinding karena suasana rumah menjadi tidak enak, padahal tadi rasanya biasa saja namun setelah melihat sosok yang bergerak itu malah timbul perasaan takut di dalam hati.
"Apa itu tadi ya!" Ambar antara takut dan juga penasaran.
"Masa iya ada maling, tapi rasanya tidak pernah kok ada maling masuk daerah sini." Ambar cepat masuk ke dalam rumah karena takut ada yang mendatangi diri nya.
Sraaaaak.
Sraaaaak.
"Suara daun, apa yang bergerak sehingga suara nya sampai sekencang itu?!" bisa Ambar dengar bahwa itu tadi adalah suara daun yang di seret oleh langkah.
Blaaaap.
"Ah bangsat, kenapa pula harus padam listrik ini." pekik Ambar yang ketakutan.
Sraaaaak.
Sraaaaak.
"Di mana ini ponselku, aku harus menghubungi Fathan biar dia bisa minta tolong pada Pak RT." Ambar rasanya panik sekali karena takut ini memang maling yang akan masuk dalam rumah milik nya.
Tapi Ambar tidak bisa berjalan cepat karena keadaan begitu gelap, yang ada malah nanti kaki nya tertabrak oleh sesuatu. gerakannya pun meraba seperti orang buta akibat tidak nampak jalan, seingatnya tadi ia meletakkan ponsel di meja ruang tamu namun kenapa sekarang malah tidak ada di sana.
Sedangkan keadaan sudah begitu mendesak karena suara berisik tadi kian mendekat saja, pintu rumah yang telah ia kunci pun mulai bergerak seolah di dorong dari luar, keringat dingin membasahi tubuh wanita ini akibat rasa takut yang begitu besar.
"Di mana ponselku tadi kenapa sekarang tidak ada di meja ini?!" Ambar agak berteriak karena dia panik.
Blaaaaap.
"Hah!"
Di tengah rasa takut nya, malah mendadak saja lampu kembali menyala terang, Ambar pun bisa menarik nafas lega karena dia bisa melihat keadaan sekitar rumah, rasa takut yang sejak tadi bergelayut di dalam hati perlahan mulai pudar karena keadaan telah menjadi terang benderang.
"Siapa itu?!" Ambar malah melihat sesosok bayangan yang berkelebat menuju kamar.
"Gila, dari mana dia masuk?!" Ambar bergegas mencari pemukul agar bisa melihat siapa yang sedang masuk ke dalam kamar.
"Awas kau ya, berani sekali masuk ke dalam rumahku maka akan habis ku bantai." geram Ambar yang lebih mempertahan kan harta.
Namun saat di ikuti menuju kamar ternyata sama sekali tidak ada apa-apa, malah pintu kamar juga dalam keadaan tertutup rapat sehingga tidak mungkin di masuki orang karena tadi juga dikunci oleh Ambar. Ambar menoleh ke sana kemari untuk memastikan di mana orang itu berada saat ini, karena rasanya tidak mungkin salah lihat.
"Di mana dia?" batin Ambar dengan perasaan cemas.
"Tadi aku melihat kok ada orang yang lewat daerah sini dan mau masuk kamar." yakin Ambar dengan penglihatan nya.
Blaaaap.
"Aaaah!" Ambar menjerit keras karena listrik kembali padam.
"Aku tidak mau di tinggal lagi seperti ini, lebih baik aku di kamar saja." Ambar ingin membuka pintu kamar namun ternyata dia lupa meletakkan kunci di mana.
Sreeeett.
Ambar tegang seketika saat tubuh nya di belit oleh sesuatu yang terasa begitu dingin dan juga besar, mana baunya juga begitu amis dan anyir. membayangkan saja membuat Ambar begitu ketakutan, entah apa yang sedang membelitnya ini dia pun tidak tahu karena mendadak saja datang nya.
"Tolooooong, lepaskan aku!" Ambar menjerit keras karena dia ketakutan.
"Jangan pernah ganggu istriku lagi apa bila kau masih sayang dengan nyawamu!" teringat suara laki-laki yang begitu dekat dengan telinga Ambar.
"Kau siapa, jangan ganggu aku!" pekik Ambar karena dia merasa tidak pernah mengganggu istri dari pria ini.
"Sekali lagi kau mengusik nya maka akan kupastikan kau akan menjadi budak di istanaku!" ancam Nolan dengan suara yang begitu angker membuat jantung Ambar seolah ingin lepas.
"Eeegkk!" Ambar tidak bisa mau menjawab karena nafas terasa begitu sesak karena lilitan yang semakin kencang.
Ekor Nolan membeli tubuh wanita ini karena dia bertanggung jawab penuh atas Hani, siapapun yang telah mengusik Hani maka dia akan mengusiknya kembali. seperti inilah cara kerja nya iblis apa bila sudah terlibat kontrak, karena Hani mampu memberikan tumbal maka Nolan pun berusaha untuk menjaga nya juga.
"Camkan ucapanku baik-baik apabila kau masih ingin bernyawa!" tugas Nolan membuat Ambar tak sanggup lagi untuk sadar.
Setelah Ambar pingsan maka langsung di lepaskan begitu saja lilitan dari tubuh wanita ini, Nolan berkelebat pergi dari rumah yang cukup mewah, setelah kepergian Nolan barulah lampu menyala terang dan menampakkan Ambar yang tergeletak begitu saja karena pingsan.
Selamat siang menjelang sore ya besti, jangan lupa like dan komen kalian semua ya.
ini udah lah ga bantu malah ngatain pula ..😤🤬
Kasian indri dihantui tono