NovelToon NovelToon
Cinta Terlarang Dengan Abang Tiri

Cinta Terlarang Dengan Abang Tiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Angst / Cinta Terlarang / Cintapertama
Popularitas:39.2k
Nilai: 5
Nama Author: mama reni

“Jika mencintaimu adalah dosa, biarkan aku berdosa selamanya.”

Sejak ayahnya menikah lagi, hidup Davina terikat aturan. Ia hanya boleh ke mana pun ditemani Kevin, abang tiri yang dingin, keras, dan nyaris tak tersentuh.

Delapan belas tahun bersama seharusnya membuat mereka terbiasa. Namun siapa sangka, diam-diam Davina justru jatuh pada cinta yang terlarang … cinta pada lelaki yang seharusnya ia panggil 'abang'.

Cinta itu ditolak keluarganya, dianggap aib, dan bahkan disangkal Kevin sendiri. Hingga satu demi satu rahasia terbongkar, memperlihatkan sisi Kevin yang selama ini tersembunyi.

Berani jatuh cinta meski semua orang menentang? Atau menyerah demi keluarga yang bisa menghancurkan mereka?
Sebuah kisah terlarang, penuh luka, godaan, dan cinta yang tak bisa dipadamkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab enam

"Apa kalian tidur bareng?" tanya Tia lagi. Dia tampak tak sabar menunggu jawaban dari tunangannya itu. "Kemarin kamu katakan sudah pulang, tapi kenapa tadi Tante bilang kamu menginap di hotel dengan Davina? Sebenarnya kalian ada hubungan apa?"

Kevin berjalan menuju sofa, lalu duduk dengan satu kaki terangkat di atas paha kaki lainnya. Dia duduk dengan tenang dan terkendali. Hanya matanya yang menatap lurus ke arah Tia, dingin, tajam, tapi sama sekali tanpa penjelasan. Keheningan itu membuat pertanyaan Tia terasa bergema di antara mereka, berat dan menyesakkan.

Tia menunggu, jantungnya berdetak cepat. Tapi Kevin tidak segera menjawab. Ia hanya menghela napas pelan, menatapnya seolah sedang menimbang sesuatu yang tak ingin diucapkan. Diamnya lebih menakutkan daripada kemarahan.

"Kenapa kau ingin tahu?” suaranya pelan, tapi cukup tajam untuk memotong udara di antara mereka. Nada datarnya membuat kalimat sederhana itu terasa seperti ancaman.

Tia terdiam. Sekejap, ia tak tahu harus menjawab atau mundur. Tatapan Kevin tidak berubah tetap menusuk dan tenang, seolah seluruh rahasia dunia ada di balik matanya yang dingin.

Senyum tipis muncul di sudut bibirnya, bukan senyum ramah, melainkan senyum yang membuat dada Tia terasa sesak. “Kau tak percaya padaku?” tanya Kevin lagi, kali ini lebih lembut, namun entah kenapa justru terdengar lebih berbahaya.

"Bagaimana aku bisa percaya? Kau bilang padaku sudah pulang sedangkan Tante bilang kamu menginap di hotel itu dengan Davina!" seru Tia.

Suara Tia pecah di udara yang sunyi. Getaran suaranya mengandung kemarahan, tapi juga ketakutan. Ia berdiri di hadapan Kevin, menatapnya dengan mata yang mulai berkaca. “Kau pikir aku tidak akan tahu? Semua orang membicarakanmu, Kevin! Apa aku harus dengar dari mereka kalau tunanganku tidur dengan wanita lain?”

Kevin tidak bergeming. Tatapan matanya tetap sama, datar, tajam, seperti pisau yang siap melukai kapan saja. Ia bersandar ke sandaran sofa, lalu menyilangkan kedua tangannya di dada. “Aku tidak suka dihakimi tanpa tahu kebenarannya,” ujar Kevin dengan tenang.

“Lalu jelaskan padaku!” seru Tia, suaranya meninggi. “Jelaskan kenapa kau di sana dengan Davina!”

"Kalau aku jelaskan pun,” ucap Kevin dengan suara pelan, “Kau tetap tidak akan percaya.”

Tia membeku. Air matanya mulai menetes, tapi ia tak peduli. “Setidaknya biarkan aku mendengar kebohongan itu langsung dari mulutmu, bukan dari orang lain.”

Senyum tipis itu muncul lagi di bibir Kevin. Ia berdiri perlahan, langkahnya mendekat ke arah Tia. Setiap langkah terdengar jelas di lantai yang dingin. Begitu jarak mereka hanya sejengkal, ia berhenti. Tatapannya menunduk sedikit, tepat ke arah wajah Tia yang bergetar menahan tangis.

“Aku sudah pulang, tapi Davina menghubungiku. Kepalanya pusing. Dia minta aku menemaninya!"

“Tapi kenapa harus di hotel? Kau bisa bawanya pulang!” potong Tia cepat.

"Keingintahuanmu jangan melampaui batas, Tia. Kau bukan siapa-siapa! Papa dan Mama saja tak keberatan!" seru Kevin dengan suara datar.

"Mungkin mereka percaya padamu karena mengira kau tak akan macam-macam. Tapi, aku tau isi kepala seorang pria saat berdua dengan wanita," ucap Tia masih dengan suara tinggi.

"Jangan samakan isi pikiranmu denganku! Dia itu adikku!"

"Cuma adik tiri. Kalian masih bisa ...."

"Bisa apa?" tanya Kevin memotong ucapan Tia. "Kalau kau keberatan melihat kedekatanku dengan Davina, kita batalkan saja pertunangan ini!"

Tia terdiam. Dia menunduk menahan amarah. Tak mau pria itu melihat perubahan wajahnya. Dia memainkan jemarinya karena gugup. Tak mungkin dia membatalkan pertunangan yang telah lama diimpikan ini.

"Jika tak ada perlu, pulanglah. Aku mau istirahat!" usir Kevin.

Tia berdiri tanpa sepatah kata pun. Dia meninggalkan rumah itu dengan perasaan kesal. Dalam hatinya berkata, "Akan aku buktikan kalau ucapanku itu benar adanya!"

**

Malam telah menjelang. Davina yang telah berpakaian rapi keluar dari kamarnya. Dia ingin makan malam bersama kedua orang tuanya.

Saat dia keluar dari kamar, bertepatan dengan Kevin yang juga keluar dari kamarnya. Dia menatap ke arah Davina dengan intens.

Tanpa di duga, dia menarik tangan Davina dan membawa masuk ke kamar milik adik tirinya itu. Gadis itu ingin meronta, tapi tenaganya tak seimbang dengan sang abang.

Sampai di kamar dia mendorong tubuh Davina ke ranjang. Gadis itu tampak ketakutan.

"Abang mau apa?" tanya Davina dengan gugup.

"Kenapa ...?" Bukannya menjawab pertanyaan Davina, Kevin justru bertanya balik.

"Ada Papa dan Mama. Nanti mereka tau," ucap Davina.

Kevin naik ke ranjang. Dia lalu mendekati Davina. Jarak mereka saat ini hanya sejengkal.

"Kenapa sekarang kamu takut? Kemarin kamu begitu pasrah menyerahkan dirimu!" seru Kevin.

"Bang ... aku ...."

"Duduk! Buka bajumu!" ucap Kevin dengan suara datar.

Davina duduk dan membuka bajunya. Dengan gugup dia berkata, "Bang ... kamu mau apa?" Kembali Davina bertanya.

Kevin lalu berjalan ke arah meja rias, mengambil bedak dan mendekati Davina lagi. Dia lalu memberikan bedak ke leher gadis itu.

"Apa kau ingin Papa dan Mama tau kalau kita telah melakukan hubungan? Lehermu masih banyak tanda merahnya," ucap Kevin.

Davina akhirnya pasrah setelah mendengar maksud dari Kevin. Dia tadi takut kalau abang tirinya itu melakukan sesuatu pada dirinya lagi.

Kevin menutupi leher Davina yang banyak memiliki tanda merah dengan bedak. Setelah itu dia memberikan pada adik tirinya itu.

"Lain kali hal seperti ini kamu perhatikan sendiri. Jangan semua diingatkan dulu. Kamu bukan anak kecil lagi!" seru Kevin.

Setelah mengucapkan itu, Kevin lalu berjalan keluar, dia langsung menuju ke ruang makan. Di meja telah duduk papa dan mamanya.

"Mana Davina?" tanya Mama saat melihat Kevin hanya sendirian.

Kevin menarik kursi untuk duduknya. Pria itu masih tampak tenang sebelum akhirnya menjawab, "Mungkin masih di kamar!"

Beberapa detik kemudian tampak Davina muncul. Dia lalu menarik kursi yang berada di samping Kevin.

"Duduklah, ada hal yang ingin Papa katakan!" seru sang papa.

Kevin tampak terkejut, begitu juga dengan Davina. Mereka penasaran apa yang akan papanya katakan.

"Apa yang ingin Papa katakan?" tanya Davina.

"Makanlah dulu!"

Mendengar perintah Papa Robby, mereka semua langsung makan. Tak ada yang membantah.

Setelah semua menyelesaikan makan malam, barulah Papa Robby bicara.

"Davina, sekarang usia kamu sudah dua puluh empat tahun. Bukan anak-anak lagi. Tidak mungkin selamanya kamu bergantung dengan Kevin. Apa lagi dia telah bertunangan. Papa berencana menjodohkan kamu dengan anak sahabat Papa!"

Mendengar ucapan Papa Robby, Kevin tampak sangat terkejut. Begitu juga dengan Davina. Dia langsung memandangi abang tirinya itu. Tak menyangka sang papa akan mengatakan hal tersebut.

1
Ida Nur Hidayati
solysi terbaik ke dokter dan memang Kevin harus sepenuhnya bertanggung jawab. hadapi bersama apapun yang terjadi
LB
berani berbuat berani bertanggung jawab ya Kevin, lelaki sejati harus begitu.
kalau sudah salah jangan menambah kesalahan lagi.
berani menghadapi apapun resikonya.
Ida Nur Hidayati
tanda tanda kamu hamil Davina...
tega niat ibunya Kevin, Davina suruh nanggung sendiri akibatnya
Sri Gunarti
di gangung 🤦‍♀️
Sri Gunarti: gantung
total 1 replies
Teh Euis Tea
hebat kevin wlupun jauh dia databg untuk tangung jawab, masalah hrs di tanggung ber2, jgn takut kevin davina apapun resikonya kalian jgn menyerah
shenina
pinisirinn... lanjut mam..
Ervina Ardianto
Apa ini novel alurnya mau dipercepat ya?
🌷Vnyjkb🌷
👍👍gitu dong, mslah d hadapi brsma, jgn ada drama davi pergi, atau ortu yg campur tangan berlebihan, malah bikin kusut mslah
semangatttt kev dg penuh tggjawab, abaikan sementara mamamu itu, yg egois🤭 aslinya ibu tiri sdh Nampak
Nar Sih
seperti nya bnr kmu hamil vina,dan mungkin ini awal dri penderitaan mu juga jauh dri kevin ,moga aja dia tau klau kmu hamil dan mau tanggung jwb
Mutia
Davina apa bodoh, gak tau resiko bakal hamil...
anju hernawati
tetaplah tegar davina dengan apa yang sudah terjadi padamu ......
olyv
woww menyalah mama tiri 🔥🫢👊
sunshine wings
Testpack dulu Davina dan kasi tau keputusannya pada bang Kevin kemudian pikirkan solusinya sama² ya sayang.. ❤️❤️❤️❤️❤️
sunshine wings
Pasti bang Kevin akan tanggungjawab..
sunshine wings
Apa Davina hamil ya? ❤️❤️❤️❤️❤️
sunshine wings
jangan sampe menyesal papa..
sunshine wings
Kok gitu sih pa.. Dengan mengorbankan perasaan dan kebahagiaan anak².. Fahamilah biar sedikit daripada papa kehilangan dua²nya sekaligus..
sunshine wings
Nikahkan aja pa..
sunshine wings
bikin iri aja bang 😍😍😍😍😍
sunshine wings
❤️❤️❤️❤️❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!