Ajudanku, Si Dingin Pembuat Panas

“Kak, bisa bicara sebentar?” tanya Valen yang menghampiri Flo yang Tengah sarapan.

“nggak lihat kakakmu ini lagi makan” Flo yang sedang makan mendongak melihat kearah Valen.

“Iya, aku tahu kak Flo lagi makan. Tapi ini penting kak” ucap Valen.

“Apaan,” Flo menghentakkan sendoknya di meja, lalu menatap adiknya kesal.

“Kakak dan Vincent masih belum baikkan. Suasana nggak enak tahu nggak kak, udah Papa sikapnya begitu ditambah kakak sama Vincent nggak akur. Sebenarnya kalian ini kenapa sih” Valen mengutarakan kebingungannya, karena sikap Vincent pada Flo beberapa hari ini sedikit canggung dan tak lepas dari perhatiannya.

“Tanya aja sama kembaran lo sono, buruan makan kasihan yang masak tapi nggak kalian makan” tukas Flo lalu melanjutkan makannya.

“Aku harap kalau kalian ada masalah di selesaikan baik-baik kak” pinta Valen, dial alu menarik kursi di hadapan Flo dan langsung duduk untuk sarapan.

Flo hanya diam saja, dia asik dengan makanannya. Ia tak perduli adiknya yang satu lagi tak bicara padanya. “Memang gue pikir, dia nggak mau ngomong dulu gue juga ogah” batinnya sinis.

Beberapa menit kemudian Flo selesai sarapan dia langsung berdiri dan mengambil tab di kursi sebelahnya.

“kakak mau kemana?” tanya Valen saat melihat kakaknya itu yang akan pergi.

“kerjalah mau kemana lagi” jawab Flo sambil berjalan pergi,

“Kerja? Mau ke kantor katanya nggak mau kesana lagi” seru Valen karena Flo sudah berjalan agak jauh.

“Siapa juga yang mau ke kantor kalian, gue ada kantor sendiri ya” jawab Flo tanpa menoleh kearah adiknya. Ia berjalan keluar dengan menenteng tab di tangannya.

Saat sudah di luar ia melihat kearah Ares yang Tengah bicara dengan Yeris dengan perlahan Flo mendekat kearah pria itu. Langkah perlahannya dengan wajah cerahnya tak di sadari oleh Ares yang memang membelakangi dirinya saat ini. Dia meminta Yeris untuk diam agar Ares takt ahu.

Dan..

Grepp….

Tiba-tiba saja Flo memeluk Ares dari belakang, ia tak perduli security rumahnya melihat. Ares sedikit kaget dan langsung melepaskan tangan Flo yang memeluknya saat ini.

“Kenapa kamu? Ngapain peluk-peluk saya” ketus Ares berbalik menatap Flo tak senang.

“nggak pa-pa, pengen peluk aja masa nggak boleh” jawab Flo enteng,

“kau pergilah, aku mau bicara dengan Kapten Ares” usir Flo pada Yeris.

“Iya mbak, eh maksudnya non” jawab Yeris dan langsung pergi dari hadapan mereka berdua.

“Mau apa kamu?” Ares terlihat tak senang dengan Flo.

“Iih sok galak banget” ucap Flo sambil menoel dagu Ares.

“jangan sentuh saya, bisa jaga jarak dengan saya” kesal Ares.

“Kayak nggak pernah gue sentuh aja, lupa kejadian dua haru lalu. Ciuman ganasmu itu masih membekas” ucap Flo sambil menunjuk lehernya sendiri.

Ares terdiam, dia ingat dengan yang ia lakukan dua hari lalu. Flo yang melihat itu tersenyum tipis, dia tahu Ares ingat kelakuannya

“Sudahlah tidak usah di bahas, mau kemana kamu?” Ucap Ares mengalihkan pembicaraan.

“Mau ke kantor, ayo ikut” ucap Flo lalu berjalan pergi.

“Saya tidak bisa ikut, hari ini kamu di kawal Bripda Topan” jawab Ares dari tempatnya.

Flo yang sudah berjalan langsung berhenti, dia berbalik menatap Ares.

“kenapa? Kenapa kau nggak ikut. Kenapa aku di kawal orang lain? Kau ajudanku” Flo berjalan cepat kearah Ares menuntut penjelasan.

“Saya ada urusan” jawab Ares singkat.

“Urusan? Urusan apa? Kau hanya ingin menghindar dariku kan? Kenapa takut jatuh cinta denganku”

“jangan berkhayal, saya pergi du..” ucap Ares lalu akan pergi,

“Nggak, pokoknya tetap ikut denganku” Flo menarik tangan Ares, Ares menghempas tangan Flo.

Flo langsung berhenti menatap Ares,

“Urusan apa sampai kau tidak mau mengawalku hari ini” bentak Flo, dia menatap penuh tanya pada Ares.

“jangan keras kepala, saya bilang tidak bisa ya tidak bisa. Kau di kawal orang lain” ucap Ares, dia lalu berjalan begitu saja. Tapi Flo tak menerima alasan itu, dia kembali mengejar Ares tapi sialnya ia malah terjatuh karena heelsnya.

“Augghh.” Dia terduduk dengan lutut yang membentur semen lebih dulu.

Ares langsung berbalik melihat Flo yang merintih kesakitan. Ia mengusap wajahnya kasar sebelum menghampiri Flo.

“Kalau jalan pakai mata, bisa-bisanya jatuh” ucap Ares sambil mengulurkan tangannya pada Flo.

Flo mendongak menatap uluran tangan Ares, dia menatap sinis Ares yang hanya menatap datar.

Flo menerima uluran tangan Ares, ia akan berdiri tapi kembali merintih kesakitan.

“Augh, aughhh sakit, nggak-nggak bisa diri” ucapnya kesakitan. Dia kembali terduduk ke posisinya tadi.

“Gendong,.” Ucapnya manja sambil mengulurkan kedua tangannya pada Ares.

Ares membuang muka jengah, dia membuang nafas dalam-dalam. Lalu dengan terpaksa dia menunduk dan menggendong Flo.

Tentu Flo kesenangan, Perempuan itu tersenyum puas karena rencananya berhasil. Benar ia bohong kesakitan, mana mungkin hanya jatuh seperti itu ia merasa sakit.

Dengan diam, serta wajahnya yang datar Ares menggendong Flo membawa Perempuan itu berjalan ke teras. Flo sendiri mengalungkan tangannya ke leher Ares.

Cuppp..

Tanpa di sangka Flo mencium leher Ares, membuat Ares berhenti melangkah dan menatap Flo yang ada di gendongannya saat ini.

“kenapa? Nggak suka aku cium di leher. Apa mau aku cium di bibir mu” ucap Flo menantang saat Ares menatapnya.

“Jangan melakukannya lagi, kalau sampai kau melakukan lagi saya turunkan” tukas Ares mengancam.

Jelas ancaman itu tak mempan untuk Flo, dia malah semakin berani dengan mencium bibir Ares. Lagi-lagi Ares berhenti, dan menatap dingin pada Flo.

“Saya peringatkan sekali lagi kalau kamu masih…?”

“Masih apa? Masih menciummu?” ucap Flo seperti menggoda.

Ares habis kesabaran, ia langsung menurunkan Flo. Tapi dengan perlahan Ia menurunkannya.

“Bisa jalan kan? Jalan sendiri” ucap Ares kemudian dan menurunkan Flo.

“hehehe tahu aja sih ganteng”

Setelah menurunkan Flo, Ares lalu akan pergi tapi Flo kembali menahannya.

“Eits, mau kemana ayo temenin saya” ucap Flo menahan lengan Ares.

“Sudah saya bilang, hari ini saya tidak bisa” tegas Ares sambil melepaskan tangan Flo dari lengannya.

“Aku nggak perduli, ayok” ucap Flo tetap dengan keinginannya. Ia menarik Ares pergi ke mobilnya.

“kalau sampai kau tidak masuk, jangan salahkan aku kalau aku tidak pulang hari ini” ancam Flo saat Ares hanya diam saja tak segera masuk kedalam mobil.

Ares mengepalkan tangannya, dengan pandangan dingin yang ia tujukan untuk Flo.

“Ya sudah mau kemana?” ucapnya akhirnya.

“nah gitu dong sayang” ucap Flo lalu mengecup pipi Ares sebelum masuk kedalam mobil.

Ares berbalik menatap kesal Flo,

“bisa tidak, tidak usah mencium saya” protesnya.

“Nggak bisa” jawab Flo lalu masuk kedalam mobil. Ares juga ikut masuk kedalam mobil membanting pintu mobil itu dengan keras sebagai wujud dari rasa kesalnya.

***