NovelToon NovelToon
Terobsesi Kamu

Terobsesi Kamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Kehidupan di Kantor / Obsesi / Duda
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Drezzlle

Vira, terkejut ketika kartu undangan pernikahan kekasihnya Alby (rekan kerja) tersebar di kantor. Setelah 4 tahun hubungan, Alby akan menikahi wanita lain—membuatnya tertekan, apalagi dengan tuntutan kerja ketat dari William, Art Director yang dijuluki "Duda Killer".

Vira membawa surat pengunduran diri ke ruangan William, tapi bosnya malah merobeknya dan tiba-tiba melamar, "Kita menikah."

Bos-nya yang mendesaknya untuk menerima lamarannya dan Alby yang meminta hubungan mereka kembali setelah di khianati istrinya. Membuat Vira terjebak dalam dua obsesi pria yang menginginkannya.

Lalu apakah Vira mau menerima lamaran William pada akhirnya? Ataukah ia akan kembali dengan Alby?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Drezzlle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bukan Sekedar Rumor

Tepat di depan gedung apartemen tempat mantan istrinya tinggal, William melihat Miranda baru saja keluar dari mobil. Di gendongannya, tampak putri kedua mereka yang berusia lima tahun.

“Miranda!” pekik William, berjalan dengan langkah lebar mendekat ke arah mantan istrinya yang mencoba kembali masuk kedalam mobil.

“Pa … pa … papa … huaaaa!” tangisan Anggi memanggil papanya, memecah keheningan malam. Miranda segera menutup pintu mobil, memasang seatbelt Anggi yang duduk di sampingnya. Lalu, menyalakan mesin mobil dan melaju keluar dari area apartemen.

“Miranda!!” teriak William, suaranya tercekat di tenggorokan. Ia berlari sekuat tenaga, namun sedan itu melaju semakin cepat. Napas William tersengal, ia menyerah dan kembali ke mobilnya.

Amarahnya membuncah. “Sialan!” umpat William, menyesali kegagalannya menemukan mobil Miranda yang telah menghilang. “Ke mana kau membawa putriku?” Ia mengusap wajahnya kasar—frustrasi.

William menatap layar ponselnya yang kini menampilkan lokasi Miranda. Sebelumnya, saat terakhir kali mereka bertemu dan William membawanya ke rumah sakit, dia sempat meretas ponsel Miranda untuk berjaga-jaga—menyimpan jejak-jejak yang bisa membantunya mengawasi keberadaan mantan istrinya yang sering membuat masalah.

Titik sinyal itu menuju ke Bandara, William menambah kecepatan mobilnya. Ia tidak mau Miranda membawa pergi jauh Anggi, putrinya. Tangannya meremas setir kuat-kuat. Membelah jalanan ibukota tengah malam yang tak pernah sepi.

Amarah mengendalikan dirinya saat ini, klakson mobil berulang kali ia bunyikan saat beberapa mobil menghalangi jalannya. Tanpa disadari saat ingin menyelip mobil lainnya, mobil lain dari sisi yang berlawanan juga dalam kondisi ugal-ugalan.

BRAK!

Suara hantaman mobil memekikkan telinga—bercampur dengan teriakan histeris.

Sementara, dua korban yang baru saja beradu moncong mobil, terjebak di dalamnya—keduanya ringsek. William berada di salah satu mobil itu. Napasnya tercekat, darah perlahan keluar dari pelipis.

Dug! Dug! Dug!

“Pak … Anda baik-baik saja?” suara ketukan jendela dan memanggil dirinya menggema—perlahan hilang bersamaan dengan kesadarannya.

.

.

Keesokan harinya, berita tentang kecelakaan yang dialami William tersebar di kantor. Suara bisik-bisik cemas mulai terdengar di antara meja-meja kerja, menggantikan suara mesin tik yang biasanya lebih jelas terdengar.

“Yang bener Pak William kecelakaan?”

“Iya kemarin malam…”

Raut wajah terkejut dan khawatir menghiasi wajah para karyawan, seolah tak percaya dengan berita yang baru saja mereka dengar. Pertanyaan demi pertanyaan muncul, mencari kejelasan tentang kondisi William dan bagaimana kecelakaan itu bisa terjadi?

Vira yang juga mendengar berita itu, hatinya mencelos. Ia segera menelepon William berulang kali—tidak ada jawaban.

“Vir … bukannya semalem Pak William telepon kamu mau bawain makanan?” tanya Lisa, sempat mendengar percakapan Vira dengan William di telepon semalam saat di apartemen.

Vira mengangguk, raut wajahnya tegang dan panik. “Iya … tapi aku tolak, aku pikir belum saatnya dia tahu lokasi apartemen baruku,” ujar Vira, tangannya masih sibuk mengirim pesan ke William berharap berita itu tidak benar.

“Katanya kritis … iya Pak Hendra baru aja kerumah sakit. Pak William kan keponakannya…” berita lainnya muncul.

Vira segera bangun dari kursi kerjanya, mencari tahu apa yang terjadi? Mendekat ke arah rekannya yang berhasil menggali informasi.

“Di rumah sakit mana?” timpal Vira.

Satu rekan menoleh ke arah Vira. “Yang aku dengar sih di Cempaka Putih, lah … kamu katanya calon istrinya kenapa nggak tahu?” ujar rekannya.

“Calon istri?” Vira tersentak, rekannya bahkan tahu berita tentang William melamarnya. “Siapa yang bilang?” tanyanya lagi.

“Lisa,” jawab mereka bersamaan. Lalu pandangan mata mereka semua beralih ke arah Lisa.

Orang yang menjadi peran utama dalam menyebarkan rumor sekaligus rahasia itu mengusap wajahnya kasar ketika namanya disebut.

“Astaga Lisa mulutnya …” Vira kembali ke meja kerjanya. “ Ck…” berdecak kesal melihat sahabatnya yang berpura-pura sibuk dengan mesin tik setelah menyebarkan rumor, hingga semua anak kantor tahu hubungannya dengan William.

“Sorry, sorry … kece-plo-san …” Lisa menunduk, menggigit bibir bawahnya—merasa bersalah.

“Hah … kamu nih,” gerutu Vira. Menarik napasnya panjang, sebelum kembali duduk menyelesaikan pekerjaan yang tertunda.

‘Apa kecelakaan itu terjadi setelah pulang ingin menemui ku semalam?’ pikirnya. Vira menggaruk tengkuknya, merasa sedih sekaligus bersalah.

Sore itu, seusai jam kerja, Vira bergegas keluar dari gedung kantor dan menuju tempat parkir. Ia segera mengemudikan mobilnya menuju rumah sakit.

Setibanya di sana, Vira dengan langkah gontai langsung menuju ruang informasi untuk mencari tahu kamar tempat William dirawat.

“William Sanjaya masih berada di ruang ICU,” ucap seorang petugas informasi.

Vira mengangguk, lalu pergi menuju ruang ICU. Disana, terlihat keluarga besar William menunggu di luar pintu ICU, membuat langkah Vira terhenti — canggung sekaligus penasaran.

Tapi, saat brankar keluar dari ruang ICU dan melihat pasien itu adalah William, Vira kembali melangkah. Ia mendekat memegangi guardrail brankar. Tanpa peduli reaksi keluarga William yang melihatnya dengan wajah terkejut.

“Siapa dia?” bisik-bisik keluarga William, yang berjalan di belakang perawat.

“Sa-sayang…” panggil William lirih, suaranya parau. Mata cokelat hazelnya yang tampak lelah menatap Vira, sementara jemarinya perlahan terangkat menyentuh punggung tangan Vira.

Vira mengangguk dalam diam. Matanya berkaca-kaca, namun langkahnya tetap mengikuti perawat yang akan memindahkan William ke ruang perawatan intensif.

“Aku tunggu di luar,” kata Vira saat William memasuki ruangan. Ia tahu, hanya anggota keluarga inti yang diperbolehkan masuk.

Vira berdiri, menyandarkan punggungnya ke dinding yang dingin. Kedua tangannya bertautan erat, sementara pandangannya menunduk. Doa-doa dipanjatkan dalam hati untuk kesembuhan William.

Ia juga menyadari tatapan keluarga William yang menyorot ke arahnya, jantungnya berdebar kencang—bingung memulai dari mana untuk memperkenalkan diri.

“Kamu…?” suara lirih seorang wanita mendekat. Membuat Vira melepaskan tautan tangannya lalu mengangkat kepala dan menatap wanita yang berdiri di sampingnya.

Seorang wanita sekitar berusia 60 tahun—mengenakan blouse hitam yang dipadukan rok midi krem, menatapnya dengan penasaran.

“Vira?” suara bariton yang familiar memotong pertanyaan wanita itu. Pak Hendra atasannya yang baru saja tiba, mendekat ke arahnya.

Vira tersenyum tipis, lalu sedikit membungkuk canggung, sebagai isyarat salam dan perkenalan dirinya.

“Siapa dia Hendra?” tanya wanita itu.

“Dia adalah bawahan William, Savirani,” kata Hendra, memperkenalkan Vira.

“Apa yang kamu lakukan disini?” tanya Hendra.

Vira menggigit bibir bawahnya—bingung.

“William memanggilnya sayang…” timpal wanita itu.

“Apa?” Hendra terkejut, matanya membulat dan mulutnya terbuka lebar mendengar kabar itu. “Ka-kamu…?” kalimatnya menggantung.

Sebelum Pak Hendra memberikan pertanyaan lain Vira segera memperkenalkan dirinya secara langsung. “Maaf, sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri. Saya Savirani, junior di tim Pak William,” Vira memberanikan diri.

Wanita itu menatap Vira, mencoba mencerna situasi canggung ini. “Jadi, kamu… kekasih putraku?” tanyanya, menegaskan bahwa ia adalah ibu William.

Bersambung…

1
suryani duriah
para pria strong semua🤭tapi kalo udah cinta jd hello kitty😁😁lanjuuut👍👍
Drezzlle: tepatnya prianya gila semua 🤣🤣🤣
total 1 replies
jeung eli
si albi belum move on rupanya
jeung eli
buset di selingkuhin di tinggalin sama pacar.
tapi di cintai sama bos gaskeun lah 😍
Jun
Pilihannya gak waras semua 🤣👍👍
NyonyaGala
lancar banget tu mulutnya ya pak Will bilang calon suami, tapi itu vira aslam gara gara kami suka nyuruh lembur tau 😭 mending tobat kata gua mah jadi bos ngeselin
NyonyaGala
auw aku mulai kepincut duda 35 tahun ini. pick up linenya rawr bgt😍
suryani duriah
hadeeh pak suryo benar2 sayang putrinya tapi dlm bentuk strong🤭dudkil ditabok pdhl udah pd bgt😁😁gimana kalo adyl ketahuan pasang kamera bisa tambah runyam🤣🤣lanjuut yg lbh g1l4 biar tambah seru👍👍👍
Drezzlle: 😒😒 lebih gila nanti warga Konoha masih mau nggak bacanya 🤣🤣
total 1 replies
Bahri Ali
Lah William aja di tolak 🙏
Drezzlle: mau nyoba nglamar nggak 🤭
total 1 replies
kalea rizuky
q ksih bunga deh soalnya bagus moga ampe akhir bagus dan g bertele tele ya thor
jeung eli
itu bapa tau
jeung eli
ujug ujug diam tanda setuju 🤣🤣
jeung eli
🤭🤭rasanya ingin risign kalo ketemu mantak satu kerjaan
suryani duriah
titisan robert pak suryo😁alby kalo keluar dr ruang pak jend udah jd dendeng🤭🤣🤣lanjuuut👍👍
Drezzlle: Enak tinggal tambah nasi. 🤣 Tinggal William ikutan jadi dendeng atau nggak
total 1 replies
mawar Cian
tambah seru 👍👍👍
Bahri Ali
serem juga pak suryo👍
Drezzlle: mau daftar jadi calon mantu nggak? 😒
total 1 replies
NyonyaGala
ahahaha kedengeran si bos dudkill deh. lemburnya dibayar pake uang apa pake cinta nih 🤣
NyonyaGala
si dudkill asal lamar aja emang udh naksir apa cuma trik biar vira ga resign? 🤭
Rahmat Zakaria
olalal ternyata keluarga loreng kalau di usik kaya macan yg tidur di ganggu ya
Drezzlle: Terimakasih sudah mampir kak 🙏

Keluarga mana yang terima kalau anaknya di gosting kak sama pecundang 😒🤭🤭
total 1 replies
suryani duriah
papanya vira jendral hadeeh alby mampuus dah🤭enggak ikutan yaa soalnya orang militer... pokoknya bahaya kyk ngadapin robert🤣🤣lanjuut👍👍
Drezzlle: Bapaknya kaya Robert 🤣🤣 jadi kangen Robert tapi mau nerusin nggak laku tuh novel
total 1 replies
suryani duriah
seram bgt alby😁ikut aja apa maunya othor🤣🤣lanjuut lanjuuut👍👍
Drezzlle: lebih seram William 😒 cuma belum ke tahap itu ajA
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!