Follow IG : renitaria7796
Zivana adalah seorang pelayan di Rumah besar keluarga Pradipta. Karena memiliki wajah yang sangat cantik, Zivana sengaja menyembunyikan kecantikan wajahnya. Dia tidak mau menjadi pusat perhatian laki-laki.
Suatu hari karena sebuah insiden, Zivana di kejar oleh seorang penjahat. Zivana di tolong oleh pemuda tampan bernama Sean Pradipta. Zivana tidak mengetahui jika Sean adalah majikannya.
Sean Pradipta mempunyai calon istri bernama Rissa. karena suatu insiden Rissa tidak hadir di acara pernikahannya bersama Sean. Untuk membantu agar reputasi Sean tidak hancur, Ziva lalu mengantikan Rissa menjadi istri dari Sean.
Namun Zivana tidak mengetahui ada rahasia besar yang telah di sembunyikan oleh Sean. Lalu bagaimana nasib pernikahan Sean dan Zivana di saat kehidupan masa lalu Sean dan Ziva muncul menghadang?
Season 2
Menceritakan kisah Angel anak dari Sean Pradipta. Angel menyukai Jimi sang asisten orangtuanya. Namun Jimi mempunyai kekasih dan akan segera menikah.
Bagaimana cara Angel menaklukkan hati Jimi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon renita april, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Eve membuka video yang di kirim oleh Desy. Video itu adalah rekaman kemesraan Sean dan juga Ziva. Eve terlihat geram dan marah. Dia sakit hati akan perlakuan Sean.
Eve memang bersalah karena telah menghianati Sean. Tetapi dia sudah meminta maaf. Bahkan Sean sudah membalasnya dengan dua kali lipat.
Sean menjalin hubungan kekasih bersama Rissa. Lalu sekarang Sean sudah menikahi Ziva. Apa Sean masih belum cukup menyakiti hatinya.
Eve mengerti betapa sakitnya saat wanita yang di cintai sudah di tiduri oleh sahabat sendiri. Namun itu juga bukan sepenuhnya kesalahan Eve. Sean terlalu sibuk dengan bisnisnya.
Sean tidak punya waktu untuk sekedar menemani dirinya. Di tengah kekosongan itu muncul Andreas sahabat Sean. Pria itu yang selalu menemani Eve.
Eve juga tidak sengaja bercinta dengan Andreas. Pada saat itu dia dalam pengaruh minuman beralkohol. Eve berpesta di dalam sebuah club malam. Lalu dia bertemu Andreas. Mereka sama-sama mabuk lalu melakukan perbuatan terlarang.
"Sean ... sampai kapan kamu akan melakukan hal ini," lirih Eve.
Eve menangis tersedu-sedu. Dia lelah dengan semua ini. Dia ingin lepas dari belenggu yang di buat oleh Sean. Namun suaminya itu tidak pernah ingin dia lepas. Sean terus menjeratnya dengan segala cara.
Angel melihat ibunya sedang bersedih merasa iba. Hampir setiap hari ibunya itu menangis. Sean jarang sekali berkunjung ke rumah mereka.
Angel tidak tega melihat ibunya menangis terus. Dia mengambil ponsel lalu menelepon Sean. Dia ingin daddynya itu menemani ibunya.
Sean tertidur dengan memeluk Ziva. Dia terganggu akan dering ponsel yang berbunyi. Ziva mengeliat karena terganggu akan suara telepon Sean. Secepatnya Sean meraih telepon itu. Dia juga mengelus-elus kepala Ziva agar tidur kembali.
Sean mengangkat telepon dari putrinya. "Halo Angel." ~ Sean.
"Dad ... kemarilah. Mom menangis, Angel mohon. Pulang ke rumah sekarang." ~ Angel.
"Oke ... Dad akan pulang." ~ Sean.
Sean mematikan sambungan teleponnya. Dia bangkit dari tempat tidur. Dia memakai jaket lalu meraih kunci mobil. Sebelum pergi Sean memberi kecupan di kening Ziva.
Sean keluar dari kamar menuruni anak tangga. Sean melangkah berjalan menuju pintu. Di depan pintu Sean bertemu Ken yang baru pulang.
"Sean ... kamu mau kemana?" tanya Ken.
"Kerumah Eve," jawab Sean.
"Sean ... kapan kamu akan menceraikan Ziva?" tanya Ken.
Sean berhenti melangkah. Dia menatap tajam adiknya itu. "Apa maksudmu?"
"Jangan menyakiti hatinya. Aku benar-benar menyesal telah menjebaknya dalam pernikahan palsu. Kamu mencintai Eve maka kembali padanya," tutur Ken.
Sean menepuk bahu kiri Ken. "Pernikahanku sah bersama Ziva. Aku dan dia sudah berjanji di depan altar pernikahan. Tidak ada kata palsu di dalam pernikahan kami."
Ken melepas tangan Sean dari bahunya. "Kamu tidak mencintai Ziva. Jangan karena kecantikan Ziva, kamu memanfaatkan dirinya. Lepaskan Ziva sebelum dia tahu segalanya."
Ken merasa bersalah telah membuat Ziva masuk ke dalam kemelut rumah tangga Sean. Dia menyesal telah membujuk Ziva untuk menikahi Sean. Andai waktu bisa terulang lagi. Ken tidak akan memilih Ziva untuk mengantikan Rissa.
Sean hanya diam akan penuturan dari Ken. Dia langsung saja masuk ke dalam mobil dan berlalu dari sana.
Mobil Sean melaju membelah jalanan yang sepi. Hari memang sudah larut malam. Beberapa menit berlalu Sean sampai di rumah Eve.
Dia keluar dari dalam mobil dan langsung masuk ke dalam rumah. Di sofa ruang tamu sudah ada Angel yang menunggu. Angel segera memeluk daddynya.
"Akhirnya Daddy pulang," ujar Angel.
Sean mengecup kening Angel. "Daddy sudah datang. Sekarang waktunya kamu tidur."
Angel mengangguk. "Oke ... selamat malam, Dad."
"Selamat malam, my Angel," balas Sean.
Sean menaiki anak tangga menuju kamar tidur Eve. Dia membuka pintu kamar lalu masuk ke dalam. Eve melihat pintu kamarnya terbuka. Dia hanya diam dan mengalihkan pandangan wajahnya.
Sean duduk di tepi ranjang sebelah istrinya. Dia mengelus rambut indah Eve. Sean memeluk Eve dengan erat.
"Jangan bersedih lagi. Aku sudah datang kemari," ujar Sean.
"Sean ... apa masih kurang cukup, kamu menyakiti diriku?" tanya Eve.
"Aku sudah memaafkan kamu. Namun aku masih tidak bisa melupakan kejadian itu. Aku sangat membencinya. Aku ingin melupakan bayang-bayang itu," lirih Sean.
Sean membawa wajah Eve agar menatap wajahnya. Sean memperhatikan wajah yang penuh dengan kesedihan itu. Sungguh dia juga merasa bersalah telah menyakiti hati istrinya.
Selama dua tahun Sean telah memberi luka pada Eve. Istri yang sangat dia cintai. Wanita yang pertama kali mengisi hatinya. Eve adalah cinta pertama Sean. Selamanya akan seperti itu. Eve akan menjadi wanita yang selalu dia cintai.
Sean mengecup bibir Eve. Dia merebahkan tubuh istrinya itu di atas kasur. Sean membuka jaket serta pakaian yang dia kenakan. Sean mulai menindih Eve.
Namun bayangan Ziva terlintas di wajahnya. Sean mengosok-gosok matanya. Dia menatap Eve sekali lagi. Sean kembali ingin mencium Eve. Lagi-lagi wajah Ziva yang dia lihat.
Sean bangkit dari tubuh istrinya. Dia memakai kembali pakaian yang telah di buang ke lantai. Eve terlihat heran melihat Sean.
"Sean ... kamu kenapa?" tanya Eve.
"Maaf Eve ... aku harus pulang," ucap Sean.
Sean keluar dari kamar dan menuruni anak tangga. Dia segera keluar dan masuk ke dalam mobil. Sean menyalakan mesin mobil dan berlalu dari kediaman Eve.
Eve merasa kesal akan hal ini. Sean sudah lama tidak memberinya nafkah batin. Eve tidak mengerti apa yang terjadi pada suaminya itu. Sean seperti melihat hal aneh pada dirinya.
Eve bercermin di depan meja rias. Dia memperhatikan wajahnya secara seksama. "Tidak ada apa-apa di wajahku. Lalu ... kenapa Sean seperti melihat orang lain di wajahku ini."
Eve merasa pusing sendiri memikirkanya. Biar saja Sean seperti itu. Nanti dia akan cari tahu sendiri lewat mata-matanya.
Sean masuk ke dalam kamarnya. Dia merasa lega karena Ziva masih tertidur pulas. Sean menganti pakaiannya dengan pakaian tidur. Sean merebahkan dirinya di samping Ziva.
Sean menatap wajah polos itu yang tertidur lelap. Memang tidak di pungkiri oleh Sean. Ziva mulai masuk ke dalam hati dan pikirannya.
"Apa kamu tidak ingin, aku menyentuh wanita lain?" gumam Sean menatap wajah Ziva.
Bisa-bisanya ingin bercinta bersama Eve malah terbayang-bayang dengan wajah Ziva. Sean memeluk serta memberi kecupan kecil di wajah sang istri.
Ziva membuka matanya. "Belum tidur?"
"Ini mau tidur, kamu tidur lagi yah," kata Sean.
Ziva mengangguk dan memejamkan matanya. Sean memeluk erat istri cantiknya itu. Sean memejamkan mata lalu ikut terlelap tidur.
TBC
Dukung Author dengan vote, like dan juga koment.
top lah 👍😍😍😍