"Aduh.... sakit woi! turun ga kamu!" ucap seorang gadis cantik dengan pakaian sederhana dan tingkah yang bar bar nya, menghadang seorang pengendara motor yang baru saja menyerempet nya hingga jatuh ke sawah.
"Sorry." ucap seorang pria dengan wajah yang tertutup helm mahal, dan mengeluarkan suara yang membuat gadis itu tertegun.
wajah nya yang kotor, akibat terjatuh di sawah, membuat nya seakan lupa, bahwa dia baru saja di senggol oleh orang di depan nya. tapi gadis itu malah melamun dan tak sadar untuk bersikap tegas.
Pria itu menatap heran, dan langsung pergi tanpa berkat apa apa lagi, sepertinya memang pria itu memiliki urusan yang lebih penting saat itu.
"Aisshh, dasar goblok, apa yang kamu pikirkan Selin, dia yang nabrak kamu, malah dia yang pergi. woi, liat ya kalau kamu balik lagi, tak cincang kamu jadi gulai!" pekik nya yang mencak mencak seperti seekor monyet. untung saja kondisi di sawah begitu sepi, dan kebetulan saat itu tengah hari, jadi aman tak membuat Selina malu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putrinw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.12
"Huft, akhirnya tugas nya selesai juga." Selin menoleh ke arah jam dinding menunjukkan pukul 4 sore. sudah waktunya dia bersiap untuk pergi bersama dengan teman masa kecil nya yang baru kembali dari kota.
Ting.... Sebuah pesan masuk, membuat Selin menoleh langsung ke arah ponsel nya itu.
tak lama kemudian, Telpon nya berdering, dengan segera Selin melihat panggilan yang ternyata dari teman masa kecil nya itu.
"Halo besti ku, yang cantik, bohay dan menggemaskan. Dimana kah dirimu." pekik desi dengan suara cempreng nya itu.
"Halo juga sahabat ku, suara kamu ga berubah ya. Udah tinggal di kota, tetap aja cempreng!" tanya Selin sambil terkekeh kecil. Sudah lama sekali Desi tidak pulang, sebab gadis itu kerja di kota sebagai produksi di salah satu PT. karena berhubung perusahaan mengalami penurunan, Desi terpaksa di pecat karena menjaga stabilitas keamanan dan laporan pembukuan. Itulah sebab nya, desi pulang kampung, sekaligus merasakan rindu di kampung halaman nya itu.
"Hahah, ga mungkin berubah dong. Itu kan dari ciri khas Desi yang cantik ini."
"Cih, iya iya anaknya ayah udin memang cantiik." puji Selin untuk sahabat nya itu.
Desi yang mendengar pujian itu, langsung terkekeh kecil. Dia tau sahabat nya pasti sudah merindukan nya.
"Aku udh siap ini, mau otw ke rumah kamu ya." sahut desi dengan menunjukkan outfit nya Hari ini.
"Wih, cantik banget anaknya ayah udin, dan ibu Ratih."
"Ya jelas dong, emang anaknya ayah Dimas aja yang cantik. anaknya ayah udin juga ga kalah cantik."
Kedua nya memang Suka lupa waktu bila sedang berkumpul. Dengan adanya Desi, Selin merasa begitu semangat untuk keluar dan pergi kulineran berdua. tapi Dimas selalu memberikan batasan untuk putri nya agar tidak pulang telat dan tak melanggar batasan waktu yang telah di tetapkan.
memang Dimas menjaga putri nya sebisa mungkin, dari pergaulan bebas anak anak jaman sekarang. Sebab dia merupakan dokter, jadi tau sepak terjang para pasien yang hamil diluar nikah.
Setelah selesai mandi, Selin langsung bersiap siap dengan pakaian terbaik nya. Dengan penampilan dan riasan yang sederhana, membuat gadis itu benar benar sangat cantik.
"Parfum ku mana ya?" gumam nya saat melihat ekspresi arah meja hias nya tidak ada parfume kesukaan nya.
"Minta Buna deh." gumam nya yang langsung berjalan keluar menuju ke kamar Buna nya itu.
"Bunaa.....yuhu, dimana Buna berada."
"Ya Allah, punya anak kayak titisan simpanse." gerutu Buna yang heran dengan tingkah Selin yang begitu aktif. padahal dia selalu heran, tingkah Selin benar benar membuat nya suka geleng geleng kepala. Apalagi anak gadis nya itu, Suka sekali jerit jerit saat di rumah.
padahal dia tak sadar, bahwa Selin adalah duplikat dirinya. Bisa dibayangkan Ayah Dimas harus bersikap lembut dan penyabar di depan anak dan istri nya.
"Buna, minta minta parfume dong!" ucap nya sambil cengengesan.
"ya Allah Selin, Buna kira kamu kenapa kenapa tadi. rupanya cuman mau masuk minta parfume!" kesal Buna
"Heheh, iya Bun. Mau jalan jalan sama Desi."
"Wah, udh pulang si desi rupanya. Pantes kamu girang banget."jawab. buna sambil
"iya dong, bisa jalan jalan sama besti aku. emang Mbah uty aja yang bisa jalan sama besti nya."
"Kayak di kasih ayah aj kamu. Tau sendiri, ayah kamu itu mode posesif nya gimana." jawab Buna sambil terkekeh kecil.
"iss, Buna. Jangan gitu dong. bantu ngomong juga dong. Biar ayah izinkan juga. Selin bosen di rumah terus." ucap nya sambil bermanja manja di lengan Buna nya itu. Agar diizinkan pergi bersama sahabat masa kecil nya.
"Ya udah, ambil di laci lemari itu. Parfume Buna baru beli kemarin. Tinggal pilih aja."
"Yey, makasih Buna sayang."
kebiasaan Ana dan Selin benar benar seperti duplikat. Ana suka mengoleksi parfum yang menurut nya wangi, begitu juga dengan Selin. Berhubung beberapa hari ini dia sibuk, maka dia lupa membeli beberapa keperluan pribadi nya.
"Assalamualaikum, Bunda ana. Desi yang cantik ini datang." teriak gadis itu yang datang langsung memeluk ana seperti ibu nya sendiri.
