‼️Harap bijak dalam memilih bacaan‼️
CEO tampan dan dingin itu ternyata seorang psikopat kejam yang telah banyak menghabisi orang-orang, pria itu bernama Leo Maximillian
Leo menjadikan seorang wanita sebagai tawanannya, wanita itu dia jadikan sebagai pemuas nafsu liarnya.
Bagaimana nasib sang wanita di tangan pria psikopat ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 : Positif Hamil
...•••Selamat Membaca•••...
Maureen duduk di sofa dengan tenang sambil memainkan ponsel Leo, Leo yang sedang banyak pekerjaan memilih untuk tidak bertanya dulu pada Maureen, dia yakin kalau istrinya mengerti.
“Kamu tunggu di sini dulu ya sayang, aku ada rapat dengan klien sebentar, hanya satu jam saja.” Maureen mengangguk pelan, Leo mengusap kepala Maureen lalu keluar dari ruangannya.
Sebelum memulai rapat, Leo menghubungi Diandra menggunakan ponsel milik Maureen yang memang dia pegang. Karena Leo tahu, antara Alea dan Diandra, hanya Diandra yang sangat dekat dengan Maureen, mereka juga satu kelas.
Leo menanyakan perihal yang terjadi pada Maureen hari ini sehingga istrinya terlihat sedih, Diandra menceritakan apa yang terjadi tadi dan pembicaraan mengenai kehamilan.
Leo memulai rapat, hatinya sedikit lebih tenang karena telah membayangkan bagaimana membujuk istri tercintanya itu nanti.
Satu jam berlalu, Leo memasuki ruangannya dan melihat Maureen sudah tertidur di atas sofa sambil meringkuk, tangannya menjadi bantal dan tepat di dekat mata Maureen, sofa itu basah, Leo sudah bisa memastikan kalau istrinya baru saja menangis.
Leo mengambil ponsel yang tergeletak di dekat wajah Maureen lalu menyelimutinya dengan selimut tipis yang memang dia sediakan untuk Maureen, karena istrinya itu sering ke kantor.
Leo membuka ponselnya dan langsung menampilkan cara supaya bisa hamil. Leo mengusap dan mencium kening Maureen, sampai detik ini, dia tidak memberitahu Maureen mengenai kegugurannya waktu itu.
Selama ini mereka sudah menjalani pengobatan untuk Maureen agar rahimnya kembali kuat dan sehat.
Leo sibuk dengan pekerjaannya kembali hingga waktu menunjukkan pukul 5 sore, Leo membangunkan Maureen. Mereka bersiap pulang, sebelum itu, Leo membawa Maureen makan dulu di cafe.
“Jangan murung terus sayang, aku khawatir ngeliat kamu begini.” Leo berkata dengan lembut sembari mengusap pipi Maureen.
“Kalau aku nggak bisa kasih keturunan buat kamu, apa kamu akan meninggalkanku?” Maureen memberanikan diri untuk bertanya.
“Maureen, dalam hidup ini, kita nggak akan pernah lepas dari yang namanya masalah. Aku mengizinkan kamu untuk kuliah, selain untuk menunjang pendidikan kamu, juga supaya kamu tidak merasa terkekang denganku. Dalam dunia pertemanan, ngomongin ini itu, nggak akan pernah ada habisnya, sekarang ngomongin anak, setelah dapat anak, nanti ngomongin perkembangan anak, begitu aja seterusnya. Jangan setiap omongan orang yang didengerin sayang, cukup kamu lihat kehidupan kamu sekarang, bagaimana aku ke kamu dan bagaimana kita menjalani semuanya.” Leo menghela nafasnya, dia memegang tangan Maureen.
“Hamil ataupun tidaknya kamu, punya anak ataupun tidak kita nanti, aku akan tetap mencintai kamu. Target hidupku hanyalah kamu Maureen, bisa menikah denganmu adalah sesuatu yang sangat luar biasa bagiku, jika nanti kita memiliki anak, maka itu bonus,” lanjut Leo.
Maureen melihat sorot mata suaminya, tak ada kebohongan sama sekali di mata Leo, semua itu sangat tulus dari hati, Maureen menghapus air matanya, terharu mendengar jawaban dari suaminya itu.
“Begitu berharga aku bagimu?” tanya Maureen dengan mata yang berkaca-kaca.
“Sangat Maureen, sangat. Tak ada wanita lain yang mampu menandingi kamu di hatiku, sudah ya, jangan nangis lagi, selagi kita berusaha, tidak tutup kemungkinan kita akan memiliki anak.” Maureen tersenyum, dia berdiri lalu memeluk erat suaminya, tak peduli dengan pengunjung cafe yang lain.
...***...
Selesai mandi, Maureen mencari pakaian tidur yang nyaman, biasanya Leo yang menyiapkan namun tadi pria itu sangat sibuk dengan pekerjaannya.
Mata Maureen tertuju pada pembalut yang masih utuh di dalam lemari, dia kembali mengingat kapan terakhir membelinya.
“Inikan aku beli 2 bulan yang lalu dan masih utuh,” gumam Maureen.
Maureen dan Leo menonton televisi di ruang keluarga sambil memakan cemilan goreng pisang yang Maureen buat sore tadi.
“Sayang, aku udah 2 bulan nggak halangan,” ujar Maureen, Leo menatap Maureen dan mengingat kembali.
“Iya juga ya, selama dua bulan ini aku nggak ada halangan tuh nyentuh kamu.” Maureen semakin memperkuat hatinya, kalau memang selama dua bulan terakhir, dia selalu berhubungan dengan Leo.
“Kok kamu baru kepikiran sekarang?”
“Tadi pas nyari baju, aku liat pembalut yang aku beli dua bulan lalu masih utuh dalam lemari.”
Mereka saling pandang seakan satu pikiran dan tersenyum.
“Aku beliin testpack ya,” tawar Leo.
“Bareng aja yuk, sekalian kita kulineran, ini kan malam minggu,” ajak Maureen.
“Boleh, ayo.”
Mereka berdua bersiap keluar, Maureen sudah mengenakan jaket cantiknya, begitupun Leo, mereka kali ini keluar menggunakan sepeda motor.
Tujuan utama mereka adalah apotik, Maureen membeli lima buah testpack, dia tidak sabar untuk melakukan tes. Mereka lanjut cari jajanan, ya palingan yang Maureen inginkan adalah bakso.
Mereka mampir di warung bakso pinggir jalan, Maureen dengan senyum bahagia duduk di mejanya menunggu pesanan datang.
“Aku lupa ambil kunci motor, bentar ya,” kata Leo yang dibalas anggukan oleh Maureen.
Leo keluar dan benar saja, kunci motor masih nyangkut, dia mengambil kunci itu dan tidak sengaja melihat Kania sedang ada di dalam mobil.
Leo menyipitkan matanya, dia ingin memastikan kalau itu beneran Kania atau bukan. Dan ketika wanita itu menoleh ke arah jendela mobil, Leo bisa memastikan kalau itu Kania.
Kania sedang duduk di pangkuan seorang pria berusia kurang lebih 50 tahunan, mereka terlihat sangat mesra bahkan Leo bisa melihat, Kania tengah mencium pria itu penuh nafsu.
“Cih, dasar jalang, untung saja istriku bukan dia,” gumam Leo lalu masuk ke dalam warung itu.
“Ada yang?” tanya Maureen, Leo tersenyum dan mengangguk.
“Semoga saja ini sesuai dengan harapan kita ya, aku benar-benar berharap jika aku hamil,” harap Maureen sambil mengelus perutnya.
“Semoga saja, makan dulu yuk, nanti di rumah bisa langsung di tes.”
Mereka memakan bakso itu dengan lahap, hanya 20 menit mereka di sana lalu pulang karena Maureen ingin melakukan tes di rumahnya.
Leo memasangkan helm Maureen lalu mengecup singkat sudut bibir istrinya itu, dia mengenakan helmnya juga dan melesat pergi dari tempat itu, kemesraan singkat mereka tadi terlihat jelas oleh Kania dari dalam mobil.
“Harusnya aku yang ada di posisi Maureen, sial sekali, keberuntungan tidak berpihak padaku,” gerutu Kania dengan tangan mengepal.
“Kita main di mana sayang?” tanya pria tua itu pada Kania sembari mengelus paha terbuka Kania.
“Hotel aja yuk om, aku lagi males main di club, butuh suasana tenang,” ajak Kania.
“Oke, kalo di hotel, om mau sampai puas ya, bukan hanya sekali pelepasan saja,” goda pria itu sambil mengendus leher Kania.
“Iya om, aku bakalan layani om sampai puas, tenang aja.” Kania melumat bibir pria itu, lenguhan mereka membuat sopir yang membawa mobil tidak nyaman, kelakuan bosnya itu sangat tidak sopan.
“Jika istrinya tau, pasti sudah dibunuh mereka,” batin sopir pria tua tersebut yang begitu jengah melihat kelakuan majikannya.
...***...
Maureen begitu bahagia, dia langsung memeluk Leo dengan erat karena hasil dari testpack itu yang menunjukkan dua garis merah.
“Aku hamil, aku senang sekali Leo, kita bakalan punya anak.” Leo menciumi wajah istrinya dan memeluk erat Maureen.
“Mulai hari ini, aku akan semakin menjaga kamu, ke manapun kamu pergi, harus bersamaku, mengerti.” Maureen mengangguk senang.
...•••BERSAMBUNG•••...
...Hai sahabat, masih ada yang baca cerita ini nggak? Tinggalin jejak kalian ya, kasih bintangnya, biar semangat untuk melanjutkan cerita ini. ...
...Jangan pelit-pelit ya 😉...
...Next update akan berisi bab yang full 21+ kalian tinggalkan jejak ya 😍...
...Visual tokoh bisa kalian cek di :...
...Tiktok : vebigusriyeni...
...Instagram : vebigusriyeni02...
...🌬🌬🌬...
...~LEO MAXIMILLIAN~...
...
...
...~MAUREEN CHULPAN~...
...
.........
campur aduk, semua jadi satu 🥺🥺🥺