Ceraikan Aku!

Rafael menatap wajah kakak kandungnya yang sedang menatap curiga pada hubungannya dengan Alisha. Dia menghela napas, lalu merentangkan sebelah tangannya ke belakang punggung Alisha. 

“Namanya suami istri, ada pertengkaran itu ‘kan wajar,” balas Rafael dengan santai. 

“Baru nikah beberapa bulan tapi sudah pisah ranjang? Itu bukan hal yang wajar Rafael. Bukankah seharusnya saat ini kalian itu sedang hangat-hangatnya?” tanya Alfaro yang masih tetap curiga. 

“Tahu apa sih Kakak soal pernikahan? Lagi pula, orang lain tidak berhak tahu masalah rumah tangga, meskipun itu keluarga sendiri,” jawab Rafael kesal. 

“Justru kakak ke sini karena tidak akan membiarkan kamu bertindak semena-mena pada wanita. Ingat El, hanya karena satu wanita yang bersalah, bukan berarti kamu bisa membalasnya melalui wanita lainnya yang sama sekali tidak bersalah.” 

Alfaro sudah mengetahui alasan pernikahan adiknya itu dari sang ibu. Sebagai kakak, tentu Alfaro tidak ingin adiknya menyakiti hati orang lain demi kepentingannya sendiri. 

Rafael semakin kesal karena dituduh bersikap semena-mena. Dia membanting sendok ke piring hingga menimbulkan suara dentingan yang khas. 

“Sebenarnya tujuan Kakak itu apa sih? Bukankah perusahaan di sini sudah menjadi tanggung jawabku sepenuhnya, untuk apa Kakak ke mari?” tanya Rafael dengan napas tersengal menahan amarah. 

Felix mendekat, khawatir jika bosnya kembali meledak. Akan tetapi, gerakannya terhenti saat melihat tatapan mata Alisha pada Rafael. 

“Kakak sudah menyelidiki semua El. Soal kecelakaan, pernikahan, perusahaan istrimu, bahkan soal Melinda. Kalau istrimu keberatan dengan pernikahan kalian, kakak sendiri yang akan membantunya lepas dari cengkeramanmu,” ucap Alfaro. Dia melirik Alisha yang kini menundukkan kepala. 

Alisha merasa rencananya akan semakin mulus untuk bercerai dengan Rafael. Entah apa pun tujuan Alfaro yang jelas itu akan menguntungkannya. 

“Aku tidak akan membiarkan siapa pun memisahkan aku dengan Alisha, termasuk Kakak.” Rafael mengepalkan tangan. Dia kini menatap Alisha, gadis itu pasti merasa di atas awan karena jalannya menuju perceraian semakin mudah, tetapi Rafael tidak akan membiarkannya. “Alisha, hari ini aku libur. Apa kamu ingin pergi ke suatu tempat?” tanya Rafael. 

Alisha menoleh pada Rafael saat merasa tangannya sedang digenggam laki-laki itu. Dia pikir, Rafael sengaja membuat kakaknya tidak curiga. 

“Tidak ada, aku ingin di rumah saja,” jawab Alisha. Dia mulai makan makanannya, begitu pun dengan Alfaro dan Rafael. 

Mereka makan dalam keheningan. Otak Rafael sedang memikirkan cara untuk menjauhkan kakaknya dari sang istri, sedangkan Alisha justru berpikir bagaimana caranya meminta bantuan pada Alfaro untuk melepaskan diri dari Rafael. Sampai akhirnya, mereka pun menyelesaikan sarapan dalam keheningan. 

*** 

*** 

*** 

Alfaro tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa dia akan pergi. Justru dia menyuruh pelayan di rumah Rafael itu untuk menyiapkan kamar. Tentu saja, hal itu mendapatkan protes dari sang adik. 

“Ya, nggak bisa begitu dong, Kak. Kakak di sini itu menjadi pengganggu hubungan aku sama istriku,” protes Rafael. 

“Pengganggu apanya? Di sini banyak pelayan ‘kan? Alisha saja tidak keberatan,” jawab Alfaro. Dia malah duduk santai dan menyalakan televisi. 

“Alisha. Ayo kita ke kamar!” ucap Rafael sambil memegangi tongkat yang Alisha pakai untuk membantunya berjalan. 

“Mau apa?” tanya Alisha bingung. 

“Ya, namanya suami istri, Nyonya. Masa’ Tuan harus jawab di sini,” sahut Felix berusaha membela Rafael. Dia tahu Rafael pasti ketar-ketir karena takut istrinya akan didekati kakaknya. 

Alfaro memperhatikan ekspresi Rafael dan Alisha. Namun, tiba-tiba Rafael menggendong Alisha dan membawanya ke kamar. Melihat itu, Alfaro ingin menghentikan kelakuan adiknya, tetapi Felix langsung mencegahnya. 

“Maaf Tuan, tetapi Nyonya Alisha adalah istri sah Tuan Rafael. Kita hanya orang asing untuk mereka. Meski terlihat aneh, tetapi yang mengerti masalah rumah tangga mereka ya hanya mereka sendiri. Sebaiknya kita membantu mereka menyelesaikan masalahnya, bukan malah menambah masalah.”