Luna terjebak dalam pernikahan kakaknya dengan william, pria itu kerap disapa Tuan Liam. Liam adalah suami kakak perempuan Luna, bagaimana ceritanya? bagaimana nasib Luna?
silahkan dibaca....
jangan lupa like, komen dan vote
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momy ji ji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 8.
Luna dan dion tengah menikmati momen dengan begitu mesra bertiga.
Luna bermain dengan Reina kecil juga Dion di sebuah taman dekat jalan. sementara Dion mentraktir Ibu dan Anak mungilnya itu jajanan dan beraneka cemilan lainnya.
“Ibu Luna dan ayah Dion kapan menikahnya?” tanya Reina.
Sang gadis kecil yang selalu manja pada luna dan memanggil Luna ibu sejak dia bisa berbicara.
Reina kecil membenamkan wajahnya di dada Luna sembari merengek manja minta kedua orang tuanya itu menikah.
“Uhuk… uhuk,” luna tersedak air minumnya mendengar ucapan Reina yang begitu tiba-tiba.
“Hemm, sayangku yang imut. ayah Dion mengatakan apa pada Reina.” Selidik luna sambil menggelitik perut gadis mungil yang usianya baru lima tahun itu.
Dan meminta jawaban pada Dion dari sorot matanya, bisa-bisa Dion berkata yang tidak-tidak pada Reina.
Dion mengelak dan terkekeh pelan.
Melihat canda tawa Luna dan Reina, Dion merasa bahagia dan terharu.
Ia selalu menyukai apa adanya luna. dan kehangatan yang mereka dapatkan dengan adanya Reina di dalam hubungan mereka.
“Ahaha… ibu luna berhenti, pelut Reina geli.” Oceh gadis kecil Reina menghentikan tangan luna di perutnya. "Ibu gelii....ih geli ibu," Tuturnya sambil tertawa.
"Baiklah, jujur pada Ibu. ayah Dion mengatakan apa pada Reina?" Luna mencium Reina
dan bertanya lagi padanya.
"Tapi kata ayah Dion
ini rahasia, Ibu Luna ga boleh tahu, katanya suprise kan tidak boleh diceritakan." Kata Reina dengan kedua tangannya menangkup pipi Luna lalu kemudian berlari ke arah Dion dan berbisik sesuatu disana.
Dion menangkap tubuh Reina dan memeluknya sambil mendengarkan bisikan yang terdengar begitu imut. Dion melirik Luna yang sedang menatap curiga, Ia melemparkan senyum penuh misteri pada Luna.
"Ayah Dion, ini rahasia kita kan? Ibu Luna gak boleh tahu yah?" Tanya Reina memastikan.
"Iyaaa rahasia ayah Dion dan Reina okeyy." Balas Dion balik berbisik mengikuti Reina.
"Oteyy, ayah Dion mau melamar Ibu Luna minggu depan jadi?" Tanya Reina penasaran dan begitu antusias.
Gadis kecil itu selalu mengingatnya dan mulai belajar menghitung hari, ayah Dion sudah berjanji padanya. kalau kedua orang itu menikah, maka dia akan ikut ke rumah mereka dan selalu berada dekat tanpa jauh-jauhan lagi.
"Jadi... Reina bantu ayah Dion, sepakat?" Dion mengangkat jari kelingking nya di depan wajah Reina kecil.
Reina mengangguk senang lalu bersilang jari dengan pria yang dianggap sebagai orang ayahnya itu dan berkalik menghampiri Luna.
Saat ketiga orang itu memanjakan waktu bersama. Liam yang duduk di kursi belakang sedang fokus mengecek beberapa email di ponselnya.
Dimitri mengemudi pelan melintasi jalan tersebut karena banyak orang tua dan anak-anak menyeberang jalan. jadinya dia memelankan laju kendaraan.
Dimitri menangkap sosok yang terasa familiar. lalu berhenti seketika dan memanggil Liam.
"Tuan... sepertinya saya melihat Nona." Kata Dimitri meneliti postur wanita itu agar tidak salah dan pakaian yang dikenakannya pun sama persis dengan yang Luna pakai.
"Hemm, dimana?"
Liam menoleh ke arah yang Dimitri tunjukkan.
"Mungkin saya salah Tuan, tampaknya mereka seperti satu keluarga yang lagi bersenang-senang." Kata Dimitri pada Tuan Liam.
Ya, wanita itu tidak mungkin nonanya. masa iya, diam-diam Nona Luna memiliki suami lain dan juga seorang anak seumuran 5 atau 6 tahun besarnya.
Kalau demikian, mungkin saja Tuannya berstatus suami selingkuhan sang Nona. karena pria yang disana sudah lebih dulu.
maka keduanya dinyatakan satu sama dan tuannya kalah telak.
"Luna tidak punya anak sebesar itu, wajah anak itu tidak mirip Luna." Kata Liam acuh.
"Nanti anakku dan Luna suatu saat akan sebesar itu, mulai sekarang jangan menyamakan yang Lain mirip dengan Luna. mengerti?" larang Liam lalu menyuruh Dimitri melanjutkan perjalanan.
"Baik Tuan, saya mengerti." Jawab Dimitri
"Tuan tidak ingin menyuruh orang diam-diam menjaga Nona dari jauh?" Tanya Dimitri lagi.
Dia tidak ingin menjadi sasaran jika sang Nona berbuat sesuatu yang salah diluar sana ataupun seseorang menyakiti istri tuannya itu.
"Nanti kupikirkan, wanita itu sedikit patuh meski sedikit pembangkang. lama-lama dia bakal takluk dan jatuh cinta padaku."
"Baik Tuan."
"Tidak ada yang bisa menolakku, Luna juga begitu."
Dimitri merasa Tuannya sungguh percaya diri sekali, padahal Nona Luna jelas menolaknya sedari awal.
Hanya bisa di dalam hatinya, Dimitri mana mungkin berbicara langsung. dia pasti di suruh lembur berkepanjangan, bisa mati berdiri kalau itu terjadi.
Kemudian Ia mengemudi mobilnya karena ingin bertemu seorang klien setelah ini untuk membahas proyek pembangunan mall di sudut ibu kota.
***
"Luna, kita antar Reina pulang dulu. aku sebentar lagi ingin menemui klien yang tiba-tiba mengajukan jadwal temu kita." Kata Dion pada Luna dan mendapat anggukan wanita itu.
"Baiklah." Luna menggendong Reina dan masuk ke dalam mobil, begitupun dengan Dion.
Bersambung....