karna dalam pengaruh obat, membuat Ameena terpaksa menghabiskan malam dengan pria asing yang tidak dikenalnya.
Pria itu adalah Satria Wijaya, seorang kurir paket yang kebetulan akan mengantarkan barang ke hotel tempat Ameena menginap.
Kehidupan Ameena setelah malam itu berubah 180 derajat. Ameena terpaksa menikah dengan Satria karna telah tumbuh kehidupan baru dalam rahimnya.
Bagaimana kisah selanjutnya? ikuti terus kisah Ameena dan Satria ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di Luar Kendali
"Bangunlah, ini bukan salahmu." Satria tahu Ares tidak ada sangkut pautnya dengan sikap kurang ajar Daniel. Jadi ia tidak punya masalah apapun dengan sang asisten.
"Terima kasih tuan, anda sungguh murah hati." wajah Ares tertunduk menahan malu, tak habis pikir dengan apa yang baru saja Daniel lakukan pada atasannya.
"Hancur sudah! Masa depan keluarga Sentosa sudah tidak ada harapan lagi." lutut Daniel mendadak lemas mengetahui kenyataan tersebut.
"Tuan Satria, ini semua cuma salah paham. Tolong maafkan sikap lancangku tadi tuan." Daniel berlutut di hadapan Satria dengan wajah memelas.
"Apa yang kau lakukan Daniel? Kenapa kau berlutut kepadanya? Ayo cepat bangun!" Dera tidak terima calon suaminya berlutut di hadapan suami Ameena.
"Plak!" Daniel menampar Dera keras sekali.
"Daniel, kenapa kau menamparku?" Netra Dera berkaca-kaca.
"Dasar wanita jalang! Kalau bukan karna ulahmu mana mungkin aku berani membuat masalah di pesta penyambutan kembalinya tuan Satria Wijaya. Cepat berlutut dan minta maaf pada tuan Satria!" Daniel menarik Dera agar ikut berlutut bersamanya.
"Tidak mau! Sampai mati pun aku tidak akan sudi berlutut pada pria rendahan itu!" kukuh Dera.
"Lancang! Dasar wanita kurang ajar! Sikapmu itu bisa menghancurkan masa depanku tahu!" Daniel bersiap untuk menampar Dera lagi, namun Satria menghentikannya.
"Kalau kalian ingin bertengkar, tolong cari tempat lain saja, jangan mengganggu acaraku!" peringati Satria dengan rahangnya yang mengeras.
"Tuan, tolong jangan usir aku dari sini. Maafkan kelancanganku barusan, aku mohon beri aku satu kesempatan lagi." mohon Daniel.
"Aku sudah memberimu kesempatan Daniel, tapi kau sendiri yang telah menyia-nyiakannya. Jadi aku tidak mau berurusan lagi denganmu." ujar Satria.
"Ameena, aku mohon bujuk suamimu agar mau memaafkan aku. Walau bagaimanapun kita pernah ada hubungan di masa lalu, tidak adakah sedikit saja rasa pedulimu terhadapku?" Daniel beralih ke arah Ameena.
"Jika perusahaan Sentosa gagal bekerja sama dengan perusahaan Wijaya, maka sudah dapat dipastikan perusahaan keluargaku akan hancur. Jadi aku mohon bujuk suamimu agar mau menandatangani kontrak kerja sama ini." Daniel merendahkan harga dirinya untuk memohon pada Ameena.
"Maaf Daniel, tapi aku tidak bisa ikut campur. Semua urusan perusahaan ada di tangan suamiku." balas Ameena tanpa mau menatap ke arah Daniel.
"Aku mohon Ameena. Jika bukan demi aku, tolong lakukan demi ibuku. Bukankah kau dan ibuku memiliki hubungan yang cukup dekat. Kau tahu Ameena ibuku sedang sakit sekarang." Daniel tahu Ameena orang yang baik dan mudah tersentuh. Jadi pria itu berusaha mempermainkan emosi Ameena.
"Jika ibumu sakit bawa saja ke dokter, jangan mengatakannya pada istriku!" ucap Satria lantang.
"Ck. Kalian berdua itu sombong sekali!" pekik Dera. Wanita itu tak terima Ameena selalu lebih unggul darinya.
"Pengawal! Cepet seret mereka berdua keluar dari ballroom hotel ini! Dan pastikan mereka tidak bisa masuk lagi!" titah Satria.
"Siap! Laksanakan!" jawab beberapa orang penjaga keamanan serentak.
"Kak Ares tolong aku." mohon Daniel seraya meminta perlindungan pada sang kakak sepupu.
"Semua ini di luar kendaliku! Salahmu sendiri yang selalu membuat masalah dan merendahkan orang!" Ares menyayangkan kejadian ini.
"Awas kau Ameena, aku pasti akan membalasmu!" ancam Dera, namun tak membuat Ameena bergeming sedikitpun. Jessy yang juga berada di samping Ameena mencoba menenangkan sang sahabat agar tak terpengaruh akan kejadian ini, apalagi sampai merasa kasihan pada Dera.
Suara gaduh kembali terdengar dari para tamu undangan yang sibuk merutuki perbuatan Daniel dan Dera.
"Semuanya mohon maaf atas gangguan kecil ini, pesta akan segera dilanjutkan." Ares mencoba mengembalikan suasana agar kembali kondusif.
"Setelah tuan Satria Wijaya selesai melakukan konperensi pers, kalian boleh makan dan minum sepuasnya. Akan ada penyanyi ibu kota juga yang akan menghibur kalian." Ucapan Ares membuat suasana kembali tenang.
"Silahkan tuan." Ares mempersilahkan Satria untuk segera memulai konperensi persnya.
Suara gemuruh tepuk tangan menyambut Satria yang kini sudah duduk di kursi kebesarannya dengan didampingi sang istri tercinta.
***
***
"Bruk!" para penjaga keamanan menghempaskan Daniel dan Dera dengan kasar ke atas lantai. Setelah itu mereka berjaga di depan pintu ballroom hotel agar Dera dan Daniel tidak bisa masuk lagi.
"Dasar tidak sopan! Badan kalian saja yang besar, tapi beraninya berbuat kasar sama perempuan!" Dera tak terima diperlakukan seperti tadi.
Daniel yang sudah hilang harapan hidup memilih tidak peduli dengan tindakan Dera, dengan langkah gontai pria itu berjalan meninggalkan Dera yang masih sibuk memaki-maki para penjaga keamanan tersebut.
Dera baru menghentikan tindakannya saat menyadari sang kekasih sudah meningggalkannya cukup jauh.
"Daniel, kau mau kemana? Kenapa meninggalkan aku?" tanya Dera setelah berhasil menyusul pria itu.
"Pergilah! Aku sedang ingin sendiri!" Daniel menepis tangan Dera yang baru saja akan menyentuhnya.
"Tidak bisa begitu dong! Kita datang ke tempat ini bersama-sama, pulangnya juga harus sama-sama. Mana boleh kau meninggalkan aku sendirian!" Dera bergelayut manja di tangan kekar Daniel.
"Kau itu tuli ya! Aku bilang aku ingin sendiri! Jangan ganggu aku, aku sedang pusing!" hardik Daniel. Dera terdiam seketika setelah mendapat kemarahan dari pria yang dicintainya.
"Daniel, kenapa kau melampiaskan kemarahanmu pada Satria dan Ameena kepadaku? Ini tidak adil!" bibir Dera mengerucut.
"Kalau bukan karnamu! Semuanya tidak akan serunyam ini!" Daniel mencengkram rahang Dera dengan kasar.
"Andai saja kau tidak mencari masalah dengan Satria dan Ameena. Pasti kontrak kerja sama antara perusahaan Sentosa dan Wijaya tidak akan dibatalkan." ucap Daniel penuh nada tekanan.
"Jadi kau menyalahkan aku?" Dera tak terima.
"Harusnya kau menyalahkan Satria dan Ameena karna telah menipu kita. Seandainya aku tahu suami Miskin Ameena itu adalah CEO dari perusahaan besar, mana mungkin aku bersikap seperti tadi!" ucap Dera tanpa rasa bersalah sedikitpun.
"Argghhh!" Daniel yang sudah kesal memilih meninju tembok untuk melampiaskan amarahnya. Setelah itu Daniel meninggalkan Dera tanpa peduli lagi walau wanita itu terus memanggil namanya.
"Daniel, jangan tinggalkan aku! Bagaimana dengan pernikahan kita? Ingat besok kita harus fitting baju pengantin." teriak Dera, namun sia-sia karna Daniel telah luput dari pandangannya.
"Ini semua gara-gara Ameena!" tangan Dera terkepal erat.
"Kenapa sih dia selalu lebih beruntung dariku! Sekarang malah menikah dengan CEO kaya lagi!" Dera menghentakan kakinya dengan kesal.
"Jangan salahkan aku jika aku berbuat kejam kepadamu Ameena!" Dera tersenyum smirk saat otak liciknya mulai menyusun rencana untuk mencelakai Ameena.
Bersambung.