NovelToon NovelToon
Takdir Yang Telah Di Tentukan

Takdir Yang Telah Di Tentukan

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Riris Sri Wahyuni

dikisahkan ada seorang gadis desa bernama Kirana, ia adalah gadis yang pintar dalam ilmu bela diri suatu hari, ayahnya yaitu ustadz Mustofa menyuruh Kirana untuk merantau ke kota karena pikirnya sudah saatnya ia untuk membiarkan putrinya itu mempelajari dunia di luar desa

Kirana memenuhi permintaan sang ayah dan pergi ke kota yang jaraknya tak terlalu jauh dari kampung halamannya. dan di sinilah Kirana mulai di hadapkan dengan situasi yang menguji keberanian serta kesabarannya, pertemanan, Cinta segitiga sampai akhirnya ia bertemu dengan takdir yang memang telah di putuskan untuk dirinya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riris Sri Wahyuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di traktir es krim

sementara itu, Kirana berhasil mengalahkan semua preman yang tadi hendak menyakiti Tina. Kirana segera berlari menghampiri Tina untuk menanyakan keadaannya.

"kamu nggak papa kan? " Tina mengangguk pelan pela, "iya kak, Terima kasih karena kakak telah membantuku tadi. " Kirana tersenyum dan mengangguk, "iya sama-sama. ayo sekarang kita berangkat mengaji! " Keduanya pun berjalan menuju masjid dan setibanya di sana, Reyhan ternyata masih menunggu mereka.

"apa yang terjadi? " tanya Reyhan sambil berjalan menghampiri keduanya.

"Maaf kak, tadi waktu Tina mau berangkat ke masjid ada beberapa preman yang hendak menangkap Tina. tapi, untung aja kak Kirana datang dan ngebantuin Tina tadi. " Reyhan mengangguk-angguk wajahnya tetap tenang tetapi sorot matanya berubah serius.

"yasudah, ayo kita mulai saja! " ajak Kirana.

Reyhan menatap Kirana sejenak, lalu memastikan Tina benar-benar baik-baik saja. Setelah yakin, ia menghela napas pelan dan tersenyum tipis. “Baiklah, kalau begitu kita mulai saja. Anak-anak pasti sudah menunggu dari tadi.”

Kirana mengangguk, lalu menepuk lembut kepala Tina. “Kamu duduk dulu di sana, ya. Nanti ikut latihan lagi kalau sudah tenang.”

Tina menurut, sementara Reyhan dan Kirana berjalan ke tengah lapangan kecil di samping masjid, tempat mereka biasanya melatih anak-anak. Beberapa anak sudah berbaris rapi, mengenakan pakaian sederhana, wajah mereka antusias menunggu latihan dimulai.

“Baik, semuanya siap?” seru Reyhan dengan suara lantang namun lembut.

“Siap, Kak!” jawab anak-anak serempak.

Kirana tersenyum melihat semangat mereka, lalu berdiri di samping Reyhan. “Hari ini kita belajar cara bertahan kalau ada yang mau narik atau nyerang dari belakang, ya. Tapi ingat, bela diri itu bukan buat nyakitin orang, melainkan buat melindungi diri dan orang lain.”

Anak-anak mengangguk patuh. Reyhan pun mulai menunjukkan gerakan dasar langkah kuda-kuda, cara menangkis, dan melepaskan diri dari pegangan tangan lawan. Gerakannya mantap dan tegas, sementara Kirana memperagakan versi lembutnya, menyesuaikan untuk anak-anak yang masih kecil.

“Kalau ada yang belum bisa, jangan takut salah,” ujar Kirana sambil menuntun seorang anak kecil memperbaiki posisinya. “Yang penting kalian berani mencoba.”

Reyhan memperhatikan cara Kirana melatih, matanya memancarkan kekaguman. Ia melihat betapa sabarnya gadis itu mengajari anak-anak, bahkan ketika mereka salah berkali-kali. Ada kelembutan yang berpadu dengan ketegasan hal yang jarang ia temui.

Tak lama, latihan berlanjut ke permainan refleks. Kirana berdiri di tengah sambil memegang bola kecil. “Sekarang kita latihan kecepatan, ya. Siapa yang bisa tangkap bola ini sebelum jatuh, dapat hadiah es krim dari Kak Reyhan!”

“Eh? aku?” Reyhan spontan menoleh, membuat anak-anak tertawa. Sementara Tina menatapnya sambil tersenyum geli. “Iya dong, kan Kak Reyhan pelatih juga.”

Reyhan hanya menggeleng sambil tersenyum kecil. “Baiklah, kalau begitu siap-siap, ya!” katanya, pura-pura pasrah.

Latihan sore itu penuh tawa. Suara semangat anak-anak berpadu dengan angin sore yang lembut, menciptakan suasana hangat di sekitar masjid. Saat matahari mulai tenggelam, Reyhan menepuk tangan, memberi tanda latihan selesai.

“Oke, cukup untuk hari ini. Jangan lupa salat magrib, ya. Pertemuan hari ini cukup sampai di sini dan besok insyaallah kita lanjut lagi,” ucapnya.

Anak-anak bersorak gembira, lalu berlari ke tempat wudhu. Kirana berdiri di samping Reyhan, menatap mereka dengan senyum bangga.

“Mereka cepat sekali belajar ” katanya pelan.

Reyhan mengangguk, lalu menatapnya. “Mungkin karena mereka punya guru yang nggak cuma ngajarin teknik, tapi juga kasih teladan.”

Kirana tersenyum malu, menunduk sedikit. “Bukankah, itulah yang seharusnya dilakukan oleh seorang guru? .” katanya sambil menatap balik Reyhan. Reyhan mengangguk-angguk tanda setuju.

"den! aden mau pulang jam berapa? " pak Ujang tiba-tiba memanggil, Reyhan menoleh dan ternyata pak Ujang sudah berada di belakangnya.

"pak Ujang duluan aja nggak papa, Reyhan mau sholat magrib dulu. "tutur Reyhan.Pak Ujang mengangguk dan ia pun berjalan menuju mobilnya dan pulang ke rumah.

"kau bawa motor? " Kirana tiba-tiba bertanya

"nggak, nanti aku pulang jalan kaki aja nggak papa kok. "

"Oh, "

keduanya masuk ke dalam masjid dan bersiap untuk melaksanakan shalat magrib..setelah shalat usai, Kirana beserta anak-anak putri berniat untuk pulang ke rumah tetapi mereka terkejut ketika melihat Reyhan yang masih terlihat duduk sambil berbincang dengan anak-anak TPQ yang laki-laki. Kirana beserta anak putri akhirnya memutuskan untuk ikut bergabung, ia sendiri penasaran dengan apa yang tengah Reyhan sampaikan kepada anak-anak tersebut.

"kalian belum pulang? " tanyanya.

"iya kak. " Fikri menimpal pertanyaan Kirana. "kak Reyhan hendak membelikan kita semua es krim hari ini. " Kirana menoleh ke arah Reyhan yang juga ikut melihat ke arahnya. sebelum sempat bicara, Tina terlebih dahulu menggoda keduanya.

"wah, wah kak Reyhan kelihatannya setuju dengan saran kak Kirana tadi. "

Reyhan sempat terdiam mendengar ucapan Tina. Senyum tipis muncul di wajahnya, meski dari sorot matanya tampak ada sedikit rasa malu yang ia sembunyikan dengan tenang. Anak-anak lain mulai terkikik pelan, membuat suasana masjid yang tadinya khidmat berubah menjadi hangat dan penuh canda.

Kirana menghela napas pelan, lalu menatap Tina dengan tatapan lembut tapi tegas.

“udah, nggak boleh gitu."ujarnya sambil tersenyum kecil. Nada suaranya tidak marah, tapi cukup untuk membuat Tina menunduk malu.

Anak-anak lain langsung terdiam, namun beberapa masih menahan tawa. Reyhan pun ikut tersenyum melihat cara Kirana menegur anak-anak tanpa membuat suasana menjadi kaku.

“Sudah, jangan godain Kak Reyhan, ya,” kali ini berkata dengan nada lembut, “kalau kalian mau es krim, antrinya yang tertib. Kalau ribut, Kak Reyhan batalin traktirannya.”

“Jangan, Kak!” seru anak-anak bersamaan sambil tertawa kecil.

"yaudah, ayo kita pergi sekarang! " ajak Reyhan

"OKE! " Jawab anak-anak dengan serempak

Reyhan kemudian berdiri dan menatap Kirana dengan senyum menenangkan. “kamu nggak mau ikut? .”

1
knovitriana
update
knovitriana
keren Thor
knovitriana
update Thor jangan lupa mampir
Johana Guarneros
Aku bener-bener kagum, teruslah menulis thor!
kawaiko
Aku sangat penasaran! Kapan Thor akan update lagi?
Riris Sri Wahyuni: Udah update nih, ayo buruan baca dan berikan komen kamu 🙏😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!