NovelToon NovelToon
Menikah Di Atas Perjanjian

Menikah Di Atas Perjanjian

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:14k
Nilai: 5
Nama Author: Merpati_Manis

Diputuskan begitu saja oleh orang yang sudah menjalin kedekatan dengannya selama hampir tujuh tahun, membuat Winda mengambil sebuah keputusan tanpa berpikir panjang.
Dia meminta dinikahi oleh orang asing yang baru saja ditemui di atas sebuah perjanjian.
Akankah pernikahannya dengan lelaki itu terus berlanjut dan Winda dapat menemukan kebahagiaannya?
Ataukah, pernikahan tersebut akan selesai begitu saja, seiring berakhirnya perjanjian yang telah mereka berdua sepakati?

Ikuti kisahnya hanya di lapak kesayangan Anda ini.
Jangan lupa kasih dukungan untuk author, ya. Makasih 🥰🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merpati_Manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tutorial

Setelah Bisma menjauhkan sedikit wajah, keduanya saling pandang kemudian. Jarak wajah mereka yang hanya beberapa inci saja, membuat Winda dapat merasakan hangatnya embusan napas Bisma dan itu semakin membuat dada Winda berdebar tak karuan.

Tatapan Bisma kemudian perlahan turun, menuju bibir Winda yang sedikit terbuka. Winda yang menyadari ke mana arah tatapan Bisma menggigit bibir bawahnya hingga membuat Bisma semakin tergoda. Seperti dituntun Winda, Bisma kemudian kembali mengikis jarak di antara mereka berdua.

Cup ...

Sebuah kecupan kembali mendarat dan kali ini di bibir Winda yang merah merekah. Untuk sesaat, keduanya terdiam. Mereka berdua sama-sama menikmati hangatnya pertautan tersebut.

"Manis," gumam Bisma setelah sedikit menjauhkan wajah.

Winda tersenyum tersipu malu.

Rona wajah Winda yang memerah, membuat Bisma menjadi semakin gemas pada istrinya itu. Lalu, laki-laki itu hendak kembali mengikis jarak. Namun, seruan Arsen menggagalkan semuanya.

"Ayah, Bunda. Apa yang kalian lakukan?"

Bisma buru-buru menjauh dari Winda setelah mengusap bibir istrinya itu dengan ibu jarinya. Sementara Winda merapikan rambutnya yang sebenarnya sudah rapi.

"Ayah tadi lagi mengobati jari Bunda, Sayang," jawab Bisma yang sudah dapat menguasai keadaan. Laki-laki itu tersenyum pada Winda kemudian meski senyumnya sangat samar.

"Jari Bunda kenapa?" Arsen yang serba ingin tahu segera mendekat.

Winda kemudian menunjukkan jarinya yang tertutup plaster. Lalu, menjelaskan pada Arsen kenapa jarinya bisa terluka.

"Lain kali, Bunda nggak usah masak saja, ya. Kalau mau makan, kita beli saja di restoran," kata Arsen setelah meniup-niup plester yang menutupi jari Winda.

"Kalau beli terus 'kan pemborosan, Sayang. Apalagi, makanan di restoran 'kan mahal."

"Jangan khawatir, Bunda. Uang Ayah 'kan banyak. Ayah bahkan nggak bisa menghitung berapa jumlah uangnya di tabungan. Ayah sampai minta bantuan Bos Nick untuk menyimpan uangnya," terang Arsen.

"Benar begitu 'kan, Yah?" Arsen kemudian menatap ayahnya.

Bisma hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Arsen. Sementara Winda melirik Bisma. Bisma yang menyadari tatapan Winda, pura-pura tak melihat.

Lalu, laki-laki itu menyibukkan diri menyiapkan makanan. Melihat hal itu, Winda buru-buru membantu Bisma.

Mereka bertiga kemudian makan bersama. Suara di meja makan itu didominasi oleh suara kecil Arsen. Sementara dua orang dewasa yang berada di sana, lebih banyak diam dan sesekali saling melempar pandang.

Malam harinya, Winda yang baru selesai menunaikan ibadah sholat Isya bersama Bisma, seperti biasa menyalami sang suami dan mencium punggung tangannya dengan takdzim. Jika biasanya Bisma tak membalas dengan memberikan kecupan di kening, kali ini laki-laki itu melakukannya hingga membuat Winda terkesima.

Bukan itu saja, Bisma juga menatap istrinya itu dengan tatapan dalam. Lalu memberikan senyum pada Winda meski sangat samar.

Hal manis yang dilakukan Bisma barusan, membuat Winda sepanjang mengaminkan doa suaminya senyum-senyum sendiri. Bahkan, senyum Winda tidak luntur meski dia sudah merebahkan diri di atas pembaringan. Beruntung, Winda di kamar sendirian karena seusai shalat tadi, Bisma pamit hendak mengerjakan sesuatu di ruang kerjanya.

"Mas tidur di sini, 'kan?" tanya Winda sembari menepuk ruang kosong di sampingnya ketika Bisma baru saja menginjakkan kaki di kamar. Winda sangat yakin jika mulai malam ini, suaminya itu pasti tidak akan lagi tidur di sofa seperti kemarin-kemarin, mengingat apa yang telah mereka berdua lakukan tadi.

"Iya."

Meski jawaban singkat yang dia dapatkan, setidaknya Winda sangat bersyukur karena Bisma sudah mau mengeluarkan suara dan tak lagi menggumam seperti biasanya. Dan yang terpenting bagi Winda, ekspresi suaminya itu tak lagi datar. Wajah kaku Bisma sudah bisa tersenyum meski samar.

Winda yang tengah berdebar beringsut, lalu menyandarkan punggung pada sandaran ranjang. Wanita itu terus menatap ke arah pintu kamar mandi, di mana tubuh tinggi tegap Bisma menghilang di balik pintunya. Dan ketika pintu itu terbuka, debaran di dada Winda semakin cepat saja.

Susah payah Winda menelan saliva ketika Bisma berjalan mendekat ke arahnya. Tatapan Winda pun tertuju pada bibir seksi Bisma yang tengah tersenyum padanya. Untungnya, Winda sudah mengganti lampu utama dengan lampu tidur sehingga Bisma tak 'kan menyadari semburat merah di wajahnya gara-gara dia teringat dengan kecupan suaminya tadi ketika mereka berada di dapur.

"Sudah malam, kenapa belum tidur?" tanya Bisma sembari merebahkan tubuh. Laki-laki itu kemudian menggunakan kedua tangannya sebagai bantal dan menghadap langit-langit kamar.

"Belum bisa tidur," jawab Winda yang kemudian merebahkan dirinya kembali.

Tadinya Winda pikir, Bisma tidak akan langsung tidur dan akan mengajaknya ngobrol terlebih dahulu. Itu makanya Winda menunggunya sambil duduk. Tapi ternyata, Bisma malah langsung merebahkan diri.

Hening. Tak ada lagi yang bersuara. Keduanya yang sama-sama menghadap ke langit-langit kamar pun, sepertinya belum dapat memejamkan mata.

Winda pikir, setelah kejadian di dapur tadi suaminya akan mencair. Tapi ternyata tidak. Bisma masih tetap sama. Sulit untuk dia raih.

Merasa serba canggung, Winda kemudian memberanikan diri memiringkan tubuhnya menghadap Bisma. "Mas," panggil Winda.

"Ya," balas Bisma tanpa menoleh sedikit pun pada Winda.

"Kita ini 'kan, sudah menikah. Sudah resmi menjadi pasangan suami istri."

"Lalu?"

"Ya, selayaknya pasangan suami-istri, Mas. Masak suami istri tidurnya jauhan."

Bisma menghela napas panjang. Lalu, dia julurkan lengannya di atas kepala Winda. Masih tanpa menoleh ke arah Winda, dia tepuk pangkal lengannya.

Winda yang mengerti isyarat dari Bisma tersenyum lebar. Buru-buru dia pindah posisi dan menggunakan pangkal lengan Bisma sebagai bantal sebelum suaminya itu berubah pikiran. Winda kemudian merapatkan tubuhnya dan dia peluk tubuh Bisma dengan erat, seolah takut jika ditinggalkan.

Dengan posisi seintim itu, Winda justru semakin tak dapat memejamkan mata. Debaran di dadanya juga semakin kencang saja, lebih kencang dari tadi ketika dia membayangkan kecupan yang tiba-tiba diberikan Bisma.

Ehem.

Winda berdeham pelan. Berharap, Bisma mengerti apa yang dia inginkan.

"Kenapa? Masih belum bisa tidur?" tanya Bisma. Tangan Bisma kemudian bergerak pelan, mengusap-usap dengan lembut rambut Winda yang panjang.

"Tidurlah. Jangan berpikir macam-macam dulu," lanjut Bisma yang seolah dapat membaca pikiran Winda.

"Mas, aku keinget yang tadi," kata Winda. Tangannya yang tadi melingkar di perut rata Bisma, kini mulai berani mengusap-usap dada Bisma yang masih tertutup kain piyama.

"Yang mana?" tanya Bisma setelah membuang kasar napasnya karena ulah tangan Winda yang melukis di dadanya.

"Mas memintaku untuk berjanji. Janji apa, Mas?"

"Besok aja, ya. Aku ngantuk."

"Kenapa nggak sekarang aja, Mas? Kalau sekarang, kan, aku bisa mempertimbangkannya semalaman ini," desak Winda sambil mendongak, menatap Bisma.

Melihat ketampanan sang suami dari jarak sedekat ini, Winda yang tadinya menggebu-gebu ingin tahu dia harus berjanji apa, tiba-tiba tersenyum. Lalu, tangan nakalnya yang tadi melukis di dada Bisma, naik ke atas dan meraba rahang kokoh suaminya yang ditumbuhi bulu-bulu kasar nan rapi itu.

Tangan Winda semakin nakal saja. Bukan hanya mengusap rahang, tapi kini sudah berani meraba bibir Bisma.

"Aw!" Winda menjerit kecil karena tiba-tiba Bisma menahan jarinya, lalu menggigitnya dengan gemas.

"Kok, digigit?" protes Winda dengan bibir cemberut.

"Karena jarimu nakal," balas Bisma dengan tatapan berbeda.

"Tidakkah kamu sadar, apa yang kamu lakukan tadi telah membangunkan sesuatu? "

"Membangunkan apa?"

"Benar, kamu ingin tahu?"

Winda yang belum menyadari maksud dari ucapan suaminya itu mengangguk.

"Apa kamu tidak akan menyesal jika dia menuntutmu untuk menidurkannya kembali?"

Menidurkannya kembali? Maksud Mas —"

Winda menjeda ucapannya ketika tiba-tiba dia teringat sesuatu, lalu tatapannya turun menuju perut Bisma dan terus turun. Seketika, kedua bola mata Winda membelalak sempurna kala tatapannya menangkap jika ada yang sudah berdiri tegak, di balik kain celana piyama Bisma.

"Bagaimana cara menidurkannya kembali, Mas?" tanya Winda gugup. "Aku cari dulu tutorialnya di goog —"

"Tidak perlu! Aku yang akan membimbingmu," sergah Bisma sedikit geram karena istrinya yang nakal itu ternyata masih polos.

bersambung ...

***

Maaf, ya, semua. Rencana mau update semalam, lha, kok, mau ngedit malah ketiduran gara-gara nyari tutorial gak ketemu 😁

1
Zayyin Arini Riza
Ternyata Lisa manusia ular....
Semoga Bisma segera menyadari, biar gak usah bertanggungjawab atas dasar janji kepada orang tua Lisa.
Sonya Kapahang
Nah kan.. pura² gila doang niy si Lisa..
Jgn smp deh Bisma kelamaan percaya sm perempuan ulet kadut modelan Lisa begini.. Cepet kebongkar deh kelakuannya.. 😡😡😡
Nar Sih
nah lo nih moga,,ini istri nya ronald yg dtg buat tangkap bsh kebohongan juga perselingkuhan mereka ,lisa,,dsr perempuan sinting yg pura,,gila lanjut kak thorr lgi seru ,,nya👍🥰
Atik Marwati
mungkin Arsen anak dari sdaranya Bisma yang meninggal
CintaAfya
masih penasaran siapa mama Arsen yg sebenarnya.. apakah mama Arsen sudah meninggal atau masih hidup.. bnyk pertanyaan yg bermain di pikiran.. semoga terungkap segala masa lalu Bisma
Mulaini
Masih di buat penasaran sama author dan Bisma dan jangan-jangan mereka pada lagi kerja sama nih buat penasaran hehehe...
Hafifah Hafifah
yah g sabar deh nunggu lanjutannya
Hafifah Hafifah
jangan" mamanya arsen udah meninggal nih
Hafifah Hafifah
cie cie cie seneng nih ye lw sibisma g akan pernah kembali ama mantan
Hafifah Hafifah
padahal udah g sabar deh nunggu penjelasannya si bisma🙊🙊🙊
Murni Zain
Mbak Hind... please jangan buat sembuh s Lisa tu ya' ☺ aku takut dia jd ngerecokin Rt Bisma dn Winda. 🙏🙏🙏
🤎ℛᵉˣ𝐀⃝🥀OMADEVI💜⃞⃟𝓛
eih penasaran ni thor gimana lanjut
Zaskia Natasya
lanjut kak diusahain up doubel dong/Good//Good/
Sonya Kapahang
Mudah²an Lisa ga ngerecokin hubungan Bisma sm Winda..
Zayyin Arini Riza
Mbak Hind.... jangan lama update nya ya.... penisirin nih sama si misterius mas Bisma.
Nar Sih
mulai terungkap msa lalu bisma ,seperti nya suami mu udah mulai ada rsa pada mu winda ,kak thorr masih penasaran dgn mama arsen nih...lanjut kakk👍
Yulafti Sandra
lanjut dong thor
Zayyin Arini Riza
Sedikit demi sedikit mulai terkuak jati diri Bisma...
Zaskia Natasya
lanjut kak semangatttt/Rose/
Naning Erwina
Makasih jg udh Up Kak Hind...
Semangat terus Kak.... qt selalu nungguin Bisma-Winda Up lg...❤🌹
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!