ISTRI RASA SIMPANAN

Hari ini tepat hari di mana Elena beserta temannya menerima surat kelulusan. Semua gembira ketika mereka di nyatakan lulus. Elena menjadi siswi dengan nilai paling tinggi dan terbaik dari para temannya yang lain.

Dean, Raka sudah memilih mendaftar di kampus yang mereka pilih. Dean dan Raka menghampiri Elena yang terlihat asik bercanda bersama Bela.

"Elena... selamat, kamu menjadi siswi dengan nilai terbaik," ucap Raka.

"El... selamat yah," ucap Dean.

"Terima kasih, Dean, Raka," ucap Elena.

"El... kamu sudah pilih kampus untuk melanjutkan kuliah?" tanya Dean.

"Kamu... harus satu kampus sama kita Elena. Biar kita bisa sama-sama terus," ujar Raka.

"Baiklah... aku akan ikut kalian," ucap Elena.

Dean sangat bahagia akhirnya Elena mau ikut satu kampus bareng dia dan Raka. Dean akan mempunyai kesempatan untuk terus bersama Elena. Dean yakin suatu hari nanti Elena akan menerima cintanya. Mereka saling mencintai tapi Dean tidak tahu mengapa Elena tidak bisa bersamanya.

Raka juga bahagia Elena mau satu kampus dengan dia dan Dean. Itu artinya Raka bisa menjaga Elena dari Kevin. Setidaknya Raka bisa tahu perkembangan hubungan antara Kevin dan Elena. Ingin rasanya Raka memberitahu Dean jika Elena itu sudah bersuami. Raka ingin Dean bersatu dengan Elena.

Raka tahu betul perasaan Dean kepada Elena. Selama hampir lima tahun, sejak kelas dua SMP sampai sekarang Dean tidak mengubah perasaanya pada Elena. Banyak yang mendekati Dean tetapi hanya Elena yang di cintai Dean.

Raka berharap saat Dean tahu kebenaran tentang Elena, maka Dean akan menerimanya dengan lapang dada. Bukan berarti Raka ingin Elena bercerai dengan Kevin. Tetapi melihat perilaku Kevin yang seperti itu, Raka yakin tidak lama lagi Elena akan pergi meninggalkan Kevin.

"Bela... kamu ingin kuliah di mana?" tanya Raka.

"Aku... akan ikut Elena," ucap Bela.

"Bela... akan kuliah bareng kita," sahut Elena.

"Itu artinya, kita bisa sama-sama terus," ucap Dean.

Mereka bertiga tertawa bersama. Kevin, Amel dan Natalia menghampiri mereka. Kevin sebagai siswa terbaik kedua setelah Elena. Raka tidak suka akan kehadiran Kevin dan juga Amel. Raka mengubah sifatnya pada Kevin sejak kejadian di villa Dean.

Elena bergeser sedikit menjauh dari Dean. Elena teringat akan perkataan Kevin pada saat mereka bertengkar. Sejak pertengkaran itu Elena menjaga jarak pada suaminya. Elena hanya sedikit bicara pada Kevin.

Kevin memasang wajah datar saat melihat Elena dan Dean. Sejak pertengkaran terakhirnya dengan Elena, Kevin menyibukan diri dengan belajar lebih giat tentang bisnisnya bersama Doni. Kevin pergi pagi sekali dan pulang saat Elena tertidur.

Kevin seakan menghindar dari Elena. Kevin tidak ingin saat dia mendekati Elena maka hanya rasa sakit yang di berikannya. Elena sama sekali tidak terkejut akan perubahan Kevin. Itu sudah biasa bagi Elena, Kevin sering mengabaikan dirinya. Jadi ketika Kevin tidak berada di dekatnya itu sudah menjadi hal biasa.

"Kevin... selamat, loe terbaik kedua," ucap Dean.

"Terima kasih," ucap Kevin.

"Gimana kalau kita pada ngobrol di cafe," Amel.

"Boleh juga," ucap Dean.

Dean menarik tangan Elena agar ikut bersamanya berjalan beriringan ke parkiran mobil. Tetapi Elena menolaknya, Elena berjalan beriringan dengan Bela. Dean sedikit heran dengan perubahan sikap Elena. Biasanya Elena mau jika Dean hanya memegang tanganya. Raka yang melihat Elena menolak Dean, sangat paham akan situasinya. Di antara mereka ada Kevin, tidak mungkin Elena membiarkan Dean menyentuhnya.

Semuanya sudah menuju mobil masing-masing dan melajukan ke cafe tujuan mereka.

selang beberapa menit mereka telah sampai di cafe. Jarak cafe dan sekolah mereka sangat dekat, jadi tidak butuh waktu lama untuk sampai.

Kevin dan kawan-kawan memesan meja panjang yang bisa untuk delapan orang. Mereka telah duduk di posisi masing-masing. Dean tentu saja harus dekat dengan gadis yang di cintainya. Natalia cemburu Dean mendekati Elena. Mereka memesan makanan dan juga minuman kepada pelayan cafe. Setelah pesanan mereka datang, mereka makan dengan lahap.

"Dean... kamu ingin kuliah di mana?" tanya Natalia.

"Aku kuliah di kampus X," ucap Dean.

"Kami berempat disini akan kuliah di tempat yang sama," ucap Raka.

"Itu artinya, kita semua akan satu kampus," ucap Amel.

"Kalian... mendaftar di kampus X juga?" tanya Bela.

"Iya... kami bertiga akan kuliah di sana," ucap Natalia.

Mereka berbincang dan bersenda gurau bersama. Mereka menghabiskan waktu dengan mengenang saat mereka di sekolah dan bicara mengenai masa depan mereka bersama. Hanya Elena yang seperti meratapi nasibnya sendiri. Menikah muda, bisakah dirinya meraih masa depan yang cerah.

Elena pulang ke apartemennya, seperti biasa hanya ada dia sendiri. Kevin tidak tahu entah kemana. Kevin juga tidak lagi memberitahu apa yang di lakukannya di luar pada Elena. Kevin tidak lagi memberitahu jika ke kantor atau pergi menemui Amel.

Elena membersihkan dirinya setelah itu pergi memasak makan malam. Walaupun Kevin akan makan atau tidak masakkannya, tetap Elena akan memasak. Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Tetapi Kevin belum juga pulang. Elena membereskan makanan yang sudah di tatanya di meja makan.

Sudah beberapa hari Elena tidak makan malam bersama dengan Kevin. Bukan hanya makan malam tapi sarapan juga tidak lagi bersama. Kevin pergi pagi dan pulang saat larut malam. Mau jam berapa pun itu Kevin tetap pulang ke apartemennya. Tidak sekali pun Kevin pergi menginap di luar. Kevin tetap ada menemani Elena tidur di sampingnya.

Elena berdiri di balkon kamarnya, membiarkan angin malam menerpa wajah cantiknya. Elena menatap lampu-lampu kota dari atas balkon kamar. Elena kaget ada tangan yang melingkar di pinggang rampingnya.

Elena melepas pelukan tangan Kevin, tetapi pelukan itu terasa sangat erat. "Lepaskan Kev."

Kevin semakin mengeratkan pelukannya. "Please... sebentar saja, aku merindukan kamu."

Kevin membalik tubuh Elena agar bisa menatap wajahnya. "Maaf... El, aku minta maaf," lirih Kevin.

Kevin memeluk Elena lalu mencium kening El. Elena hanya diam lalu melepas pelukan Kevin dan kembali masuk dalam kamar. Kevin meraih tangan Elena, lalu memeluknya kembali.

"Sudah berapa kali kamu minta maaf Kev, tetapi kamu selalu mengulangi perbuatan kasarmu itu," ucap El.

Kevin meraih wajah Elena, di tatapnya wajah yang selalu bersedih itu. "Aku tahu Elena, aku salah. Tapi kita tidak harus seperti ini, kan?"

Kevin mengecup kedua punggung tangan Elena. "Kasih aku kesempatan, kali ini saja."

Elena mengangguk dan Kevin terlihat bahagia. Akhirnya Kevin bisa memperbaiki hubungannya dengan Elena. Kevin mengeluarkan kalung berlian pink yang telah di pesannya pada Doni.

Kevin memasangkan kalung itu di leher Elena. "Kalung ini hadiah ulang tahunmu yang belum sempat aku berikan."

Kalung itu terpasang indah di leher jenjang Elena. Kalung berbentuk minimalis dengan mata kalung yang langka. Elena terlihat cantik dengan kalung itu.

Tbc

Dukung Author dengan vote, like dan juga koment.