NovelToon NovelToon
About Me (Alshameyzea)

About Me (Alshameyzea)

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Anak Genius / Anak Yatim Piatu / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Murid Genius / Teen School/College
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Febby Eliyanti

Saksikan perjalanan seorang gadis yang tidak menyadari apa yang telah disiapkan takdir untuknya. Seorang gadis yang berjuang untuk memahami konsep cinta sampai dia bertemu 'dia', seorang laki-laki yang membimbingnya menuju jalan yang lebih cerah dalam hidup. Yuk rasakan suka duka perjalanan hidup gadis ini di setiap chapternya.


Happy Reading 🌷
Jangan lupa likenyaa💐💐💐
Semoga kalian betah sampai akhir kisah Alsha🌷 Aamiin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febby Eliyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23. Bimbingan dari Langit

...Assalamualaikum guys!! Sebelum baca, bantu support yaa dengan follow, vote, like dan komen di setiap paragraf nya!! Karena support kalian sangat berarti bagiku💐Makasiiii!🌷...

...••••...

...🌷Happy Reading 🌷...

...•...

...•...

...•...

..."Setiap tantangan adalah pelajaran dan setiap kesabaran adalah kekuatan."...

...°°°°...

"Sheena..."

Suara itu terdengar lagi, begitu jelas di telingaku, menggetarkan hatiku dengan kelembutan dan kehangatan yang hanya dimiliki oleh sosok nenek. Pandanganku menyapu sekitar, nihil, tidak ada siapa-siapa disini. Air mataku mengalir deras, mengiringi panggilan itu dalam keheningan ruangan yang sunyi.

"Sheena..."

"Nenek... di mana, Nek?" suaraku gemetar, terputus-putus oleh kekosongan yang mendalam di dalam hatiku. Aku merasa hancur, terpuruk dalam rasa kehilangan yang tak terungkapkan. Tubuhku rapuh, seperti tak mampu lagi menahan beratnya duka yang menghimpit.

Aku bersimpuh lemas di tempat yang asing ini, meratapi kekosongan yang menyelimuti diriku tanpa ampun. Tanganku menutupi wajahku yang terasa hangus oleh kepedihan ini. Aku menangis dalam kesendirian yang menyayat hati, merindukan pelukan hangat nenek yang selalu menjadi penyejuk dalam badai kehidupanku.

"Nek.." ucapku sesenggukan

"Sheena mau ikut nenek.." ucapku lagi

"Sheena mau ikut nek.." aku terus menangis tanpa henti

Tiba-tiba seseorang mengulurkan tangannya. Aku mendongak, dia tersenyum padaku. Nenek? Dia beneran nenekku?

"Ini nenek, Sheena," ucapnya lembut. Aku refleks berdiri, menghapus air mataku, dan langsung memeluknya erat lagi, merasakan kehangatan yang begitu kurindukan.

"Ayo nak, katanya mau ikut nenek?" ucapnya lagi, penuh kehangatan.

Aku mengangguk terharu, tanganku memegang erat tangan nenek. Kami berjalan beriringan, merasakan kebersamaan yang begitu damai di setiap langkah.

"Kita kemana, nek?" tanyaku penasaran.

"Di suatu tempat," jawabnya lembut, "di mana hanya ada ketenangan di dalamnya."

Aku tersenyum, langkahku terus mengikuti langkah nenek. Tiba-tiba seseorang memegang tanganku satunya.

"Kamu gak boleh ikut, nak." ucapnya, menahan langkahku dengan tatapan tegas yang penuh dengan kebijaksanaan yang tak terbantahkan

"Lepasin, siapa kamu! aku mau ikut nenek!" desisku dengan nada putus asa, pandanganku penuh dengan kebingungan

"Kamu gak boleh ikut, nak." ucapnya lagi, seorang wanita paruh baya dengan wajah yang penuh dengan ekspresi kebijaksanaan dan kelembutan. Dari tatapan matanya, aku bisa merasakan pengalaman hidup yang mendalam.

"Kamu siapa! Ngapain ngelarang aku!" desakku, mencoba mencerna semua yang sedang terjadi.

"Kamu harus kembali." sahutnya dengan suara yang hangat namun teguh

"Benar nak, kamu harus kembali." tiba-tiba seorang laki-laki muncul, sepertinya mereka seumuran, aku melihat mata lelaki itu penuh dengan kearifan dan keputusan.

"Enggak, aku mau ikut nenek!" Aku berusaha keras menepis tangannya, tapi tenagaku terlalu lemah dan rapuh.

"Kalian siapa!" Teriakku dengan suara yang penuh keputusasaan, berusaha melepaskan diri dari genggamannya, tapi justru aku merasa tangan nenek yang terlepas dari genggamanku.

"Nek! Tunggu Sheena!" teriakku dengan penuh harapan, melihat nenek terus melangkah tanpa berhenti. Aku menoleh ke arah dua orang yang sempat memegang tanganku, namun mereka sudah menghilang. Aku kembali menoleh ke arah nenek, dan kini nenek pun sudah tak ada. Aku merasa bingung, bertanya-tanya, sebenarnya aku berada di mana? Air mataku kembali jatuh.

"Sheena..." seseorang memanggilku lembut, tapi itu bukan suara nenek.

"Sheena..." Suara itu semakin jelas, penuh dengan kehangatan dan kekhawatiran.

Mataku membuka perlahan, dikelilingi oleh cahaya redup yang menyelimuti ruangan. Di samping ranjangku, dalam gemerlap cahaya lembut, aku melihat seorang laki-laki yang tertidur pulas. Wajahnya menampakkan kelelahan yang mendalam. Laki-laki itu... Tanganku berusaha menjangkau rambutnya, namun tubuhku terlalu lemah untuk menggerakkan jari-jari ini. Meski dalam keadaan rapuh, aku tak menyerah. Dengan segenap kekuatan yang tersisa, aku berusaha melafalkan namanya, berharap bisa menyentuh hatinya meskipun dengan suara lirih.

"Keenan.." suara ku lemah dan bergetar, penuh dengan harapan dan kesedihan.

"Sheena..."

Keenan, makasih sudah selalu ada. Makasih banyak sudah mau menjagaku, keenan.

Tak terasa, air mataku mengalir.

"Sheena..."

"Sheena..."

Keenan, kenapa kamu terus memanggil namaku dalam tidurmu?

"Sheena..." Suaranya terus melantun dalam ruangan, seolah dia mengulangi namaku dalam mimpi, padahal tubuhnya masih tenggelam dalam lelap.

"Keenan..." bisikku sekali lagi, suaraku nyaris tenggelam dalam kesedihan, berharap agar dia bisa merasakan kehadiranku di dunia nyata meski dalam keadaan terlelap.

Tanpa memperhatikan sekeliling, seluruh perhatianku hanya tertuju pada laki-laki di sampingku. Keenan, dia ternyata selalu ada untukku, menunggu dengan sabar hingga akhirnya tertidur di sini, lelah dan tak berdaya. Aku berusaha keras untuk menggerakkan tanganku, dan ketika akhirnya tanganku berhasil menyentuh lembut rambutnya, rasanya seperti menemukan kembali bagian dari diriku. Namun, kebahagiaan itu segera sirna. Rasa sakit yang menyengat di kepalaku melanda dengan tiba-tiba, memaksa mataku terpejam kembali dan meninggalkan rasa hampa yang mendalam, seolah semua usaha dan harapan terenggut dalam sekejap.

"Eh? Aku berada di tempat ini lagi?" gumamku, membuang napas kasar meski dengan rasa takut yang membayang.

"Nak..." Suara lembut memanggilku. Aku menoleh, mereka lagi?

"K-kalian sebenarnya siapa?" Suaraku bergetar saat aku melihat mereka tersenyum padaku.

Tiba-tiba, wanita itu melangkah maju ke arahku. Aku merasa hendak mundur, namun pandanganku terpaku pada kecantikannya. Ibu ini cantik sekali, wajahnya tampak tidak asing bagiku, seolah pernah kulihat dalam mimpi atau kenangan yang samar.

"Nak... selesaikan tugasmu dulu, baru kamu boleh pulang," ucapnya lembut, suaranya penuh kehangatan yang menenangkan.

Tugas? Aku berusaha memikirkan dengan cepat. Tugas apa yang dimaksud ibu ini? Tugas sekolah? Rasanya aku sudah menyelesaikan semua, dan terakhir kali aku ingat, di sekolah sedang dalam waktu free class.

Wanita itu tersenyum lembut, matanya penuh dengan kebijaksanaan. "Pikirkan ini baik-baik. Dalam perjalanan hidupmu, ada tiga pertanyaan besar yang harus kamu jawab."

Aku mengerutkan kening, bingung. "Tiga pertanyaan besar? Apa saja?"

Wanita itu menjawab dengan tenang, "Yang pertama... darimana kamu berasal."

"Yang kedua... untuk apa kamu hidup."

"Dan yang terakhir... kemana kamu akan pulang."

Aku terdiam, merenung dalam-dalam, mencoba memahami setiap kata-kata ibu itu yang seperti memanggilku untuk menjelajahi kedalaman makna dalam hidupku.

"Nak, kalau kamu berhasil menjawab semua pertanyaan tadi, dunia seolah terbuka untukmu, dengan cara yang sama sekali baru. Seperti embun pagi yang menghilang saat matahari terbit, keraguan dan kebingungan memudar, digantikan oleh kedamaian dan pemahaman yang dalam.

Bayangkan seorang peziarah yang telah lama berjalan di padang pasir, mencari oasis yang hanya ada dalam legenda. Ketika akhirnya ia menemukan air yang jernih dan sejuk, ia tidak hanya memuaskan dahaganya, tetapi juga menemukan bahwa seluruh perjalanan yang penuh dengan penderitaan dan keraguan itu memiliki tujuan. Setiap langkah, setiap butir pasir yang menyiksa kakinya, kini memiliki makna yang jelas.

Dalam menjawab pertanyaan tentang tujuan hidup, manusia menemukan ketenangan batin yang tak terlukiskan. Setiap pagi yang mereka hadapi, setiap malam yang mereka lalui, penuh dengan rasa syukur dan pemahaman. Mereka tidak lagi terombang-ambing oleh arus kehidupan yang tak tentu arah, tetapi berdiri kokoh, mengakar pada makna yang mereka temukan.

Hubungan dengan sesama manusia pun berubah. Ketika seseorang memahami tujuan eksistensinya, ia menjadi lebih lembut, lebih pengertian. Seperti pohon yang akarnya dalam, mereka memberikan naungan dan perlindungan bagi mereka yang berada di sekitarnya. Hubungan yang dulu rapuh dan penuh konflik, kini menjadi kuat dan harmonis.

Jika kamu bisa menemukan jawaban atas pertanyaan besar ini, maka hidupmu akan menjadi lebih mendalam dan penuh makna. Kamu akan merasa lebih dekat dengan Sang Pencipta, merasakan kehadiran-Nya dalam setiap hembusan angin, setiap tetes hujan. Doa-doa kamu tidak lagi hanya kata-kata yang diucapkan dengan bibir, tetapi menjadi percakapan hati yang tulus dan penuh cinta.

Ketika badai kehidupan datang, kamu yang telah menemukan jawaban ini akan tetap berdiri teguh. Seperti mercusuar di tengah lautan yang bergelora, kamu akan memancarkan cahaya ketenangan dan kepastian. Kamu akan paham bahwa setiap ujian adalah bagian dari perjalanan yang harus dilalui, dan di balik setiap kesulitan, ada pelajaran yang berharga.

Dengan pemahaman yang mendalam tentang makna hidup, kamu juga akan merasa terpanggil untuk berbagi kebijaksanaannya dengan dunia. Kamu akan menjadi seperti mata air yang tak pernah kering, mengalirkan pengetahuan dan cinta kepada siapa saja yang haus akan pemahaman.

Perasaanmu akan terhubung dengan alam semesta, lebih kuat. Kamu akan melihat ke langit malam yang bertabur bintang, bukan hanya sebagai fenomena alam, tetapi sebagai bagian dari tarian kosmis yang mereka ikuti. Setiap bunga yang mekar, setiap burung yang bernyanyi, semua menjadi bagian dari simfoni kehidupan yang agung.

Dan ketika kematian mendekat, kamu akan menyambutnya dengan tenang. Seperti seorang pelaut yang kembali ke pelabuhan setelah perjalanan panjang, kamu akan merasa siap untuk melanjutkan perjalanan berikutnya. Kamu akan tahu bahwa kematian bukanlah akhir, tetapi awal dari petualangan baru dalam pelukan Sang Pencipta."

Aku memperhatikan dengan seksama setiap ucapan ibu itu, mencoba memahami apa maksud dari setiap kata-katanya. Ibu itu menjelaskan dengan penuh sabar, dari pancaran matanya, aku bisa melihat kebaikan yang tak terhingga dalam dirinya.

"Begitulah nak, ketika kamu bisa menjawab pertanyaan besar dalam hidupmu, duniamu akan dipenuhi dengan kedamaian, cinta, dan kebijaksanaan yang tak terhingga. Kamu akan menemukan bahwa hidup, dengan segala liku dan misterinya, adalah perjalanan yang penuh makna dan keindahan." Seorang laki-laki yang bersama ibu itu ikut bicara

"Tapi, untuk menemukan keindahan itu, kamu perlu melewati ujian-ujian dari sang Pencipta. Salah satu ujian kecil itu mungkin seperti sebuah keputusan untuk mengenakan hijab. Di lingkungan yang belum sepenuhnya menerima, tatapan sinis dan komentar miring menjadi tantangan sehari-hari. Dengan keteguhan hati, kamu harus bisa menjelaskan kepada mereka bahwa hijab adalah wujud ketaatan dan perlindungan diri. Ujian ini, meskipun berat, tapi akan menguatkan mu dan menambah kedalaman iman dalam dirimu.

Karena setiap ujian yang dihadapi dengan sabar, akan membawa kita lebih dekat kepada Ilahi. Kita akan belajar bahwa setiap rintangan adalah kesempatan untuk tumbuh. Dalam keteguhan, kita akan menemukan dukungan yang tak terduga, dan bahkan bisa menginspirasi orang lain.

Hidup itu memang tak akan selalu mudah, nak. Selalu ada ujian yang harus dihadapi. Kamu harus bisa memetik setiap pelajaran berharga di balik setiap kejadian. Bukankah kamu pernah bilang bahwa hidup adalah sebuah perjalanan yang tak pernah berakhir? Setiap hari membawa peluang baru untuk tumbuh dan berkembang. Karena belajar adalah kunci untuk membuka pintu menuju potensi yang tak terbatas dalam hidup?" tambahnya

Eh? Darimana dia tau?

Laki-laki itu tersenyum padaku, "Ketahuilah nak, dunia ini, dengan segala keindahan dan kerumitannya, akan selalu menjadi misteri bagi mereka yang mau berpikir. Seperti samudera yang tak bertepi, ia menyimpan rahasia yang hanya dapat diungkap oleh hati yang berani bertanya dan jiwa yang bersedia menyelam ke kedalaman.

Dalam setiap matahari terbit dan terbenam, dalam setiap daun yang jatuh dari pohon, ada cerita yang menunggu untuk ditemukan. Bagi mereka yang mau berpikir, dunia bukan sekadar tempat untuk hidup, tetapi sebuah teka-teki raksasa yang setiap potongannya menyimpan pelajaran dan makna.

Setiap hembusan angin membawa bisikan dari masa lalu, setiap tetes hujan adalah cermin dari perasaan dan emosi yang pernah dirasakan oleh manusia. Bintang-bintang di langit malam bukan hanya cahaya yang jauh, tetapi tanda-tanda dari misteri alam semesta yang abadi. Mereka yang mau berpikir, menyadari bahwa setiap fenomena, betapa pun kecilnya, memiliki tujuan dan arti yang mendalam.

Hidup adalah perjalanan panjang yang dipenuhi dengan pertanyaan tanpa akhir. Setiap langkah yang diambil membawa kita lebih dekat pada pemahaman, meskipun kita tahu bahwa kita mungkin tidak akan pernah menemukan semua jawaban. Namun, dalam pencarian itu sendiri, ada keindahan yang tak ternilai. Ada kebijaksanaan dalam ketidakpastian, dan ada kebahagiaan dalam setiap upaya untuk memahami.

Bagi mereka yang mau berpikir, dunia adalah kanvas besar yang dipenuhi dengan warna-warni yang memikat. Mereka melihat melampaui yang tampak di permukaan, menggali lebih dalam untuk menemukan inti dari segala sesuatu. Mereka mengamati, merenung, dan bertanya, tanpa takut pada jawaban yang mungkin mereka temukan, atau bahkan pada ketidakmampuan untuk menemukan jawaban sama sekali.

Dunia ini, dengan segala misterinya, adalah panggung besar di mana setiap manusia memainkan perannya. Dalam setiap interaksi, setiap keputusan, ada kemungkinan untuk belajar dan berkembang. Mereka yang mau berpikir memahami bahwa hidup bukanlah tentang mencapai tujuan akhir, tetapi tentang menikmati perjalanan dan menghargai setiap momen yang diberikannya.

Setiap hari membawa peluang baru untuk mengungkap misteri, untuk memahami sedikit lebih banyak tentang dunia dan tentang diri sendiri. Dalam proses berpikir, mereka menemukan bahwa dunia ini, meskipun penuh dengan teka-teki, adalah tempat yang penuh dengan keajaiban dan keindahan yang tiada habisnya. Dan dalam pencarian tanpa akhir ini, mereka menemukan bahwa berpikir adalah kunci untuk membuka pintu menuju kebijaksanaan yang tak terbatas." ucap laki-laki itu

Belum sempat aku melontarkan pertanyaan, ibu itu telah menjauhiku, dia mensejajarkan posisinya dengan laki-laki yang bersamanya. Mereka saat ini berdiri berdampingan. Mereka tersenyum padaku.

"Dengarkan ini baik-baik nak." Ibu itu kembali berbicara

"Dalam perjalanan memahami dunia dan diri sendiri, ada satu nasihat berharga yang perlu diingat, dalam membaca buku, jangan berhenti di tengah jalan. Setiap buku adalah perjalanan penuh makna, di mana setiap bab dan halaman menyimpan kunci untuk pemahaman yang utuh. Membaca hanya setengah jalan sama dengan meninggalkan kisah yang belum selesai kau akan kehilangan keindahan dan pelajaran yang baru terasa di akhir.

Ketika kau mulai membaca, seakan kau membuka jendela ke dunia baru, menyelami lautan pengetahuan yang tak terbatas. Setiap bab adalah petualangan, setiap halaman adalah petunjuk, dan setiap kalimat adalah jejak yang membawamu lebih dalam ke inti buku itu. Membaca hanya setengah jalan bagaikan meninggalkan puisi di tengah bait, mengabaikan melodi di tengah nada. Kau akan kehilangan keindahan yang terungkap hanya saat akhir, ketika semua elemen cerita bersatu dalam simfoni yang harmonis.

Menyelesaikan buku bukan sekadar tentang mencapai akhir dari sebuah teks, tetapi tentang meresapi setiap detail yang ditawarkan oleh penulis. Memahami benang merah yang menyatukan setiap bagian. Setiap akhir adalah puncak dari perjalanan, membuka wawasan dan makna baru yang hanya bisa ditemukan ketika kamu menyelami keseluruhan kisah. Bacalah hingga akhir, dan biarkan setiap halaman membentuk gambaran utuh dalam dirimu."

Untuk kesekian kalinya, aku mengerutkan keningku.

"Simpan baik-baik pertanyaan itu, nak. Jangan biarkan ia tenggelam dalam kebisingan dunia. Sebab pertanyaan yang kau simpan di dalam hatimu adalah harta karun yang akan menemukan tempatnya pada waktunya. Sampaikanlah pada dia yang telah Tuhan siapkan khusus untukmu, yang akan memahami setiap rahasia di balik pertanyaanmu, dan akan memberikan jawaban dengan penuh kebijaksanaan. Jangan ragu, karena setiap pertanyaan memiliki waktu dan tempatnya untuk dijawab, dan pada akhirnya, semua akan terjawab dalam pelukan takdir yang indah." ucap ibu itu

"Kembalilah, nak, dan lanjutkan pencarian puzzle takdirmu itu," ujar lelaki itu, sambil menunjuk ke arah belakangku. Aku menoleh, bertanya-tanya, kembali ke mana? Namun, ketika aku menoleh lagi ke arah mereka, heh? Mereka telah lenyap sekali lagi.

"Sheena..."

Panggilan itu kembali bergema di telingaku. Aku berusaha berlari ke arah suara tersebut, namun langkahku terhenti saat melihat seseorang yang duduk bersila di depanku. Perlahan, aku mendekat kepada laki-laki berpakaian putih itu. Mataku membesar ketika aku menyadari seorang wanita muda terbaring di hadapannya. Wanita itu tampak sangat mirip denganku. Jantungku berdetak kencang, keringat dingin mulai membasahi tubuhku. Aku belum sempat melihat wajah laki-laki itu, tiba-tiba ada yang memanggilku lagi.

"Sheena..."

Aku menoleh ke belakang, mencari sumber suara itu dengan penuh harapan.

"Sheena, sadarlah."

Suara itu semakin jelas, membisik lembut di telingaku.

"Aku mohon, Sheena, sadarlah."

"Buka matamu, Sheena..."

Aku membuka mataku dengan perlahan, merasakan napasku yang berat. Dunia di sekelilingku terasa seperti bergerak lambat, menunggu kesadaranku pulih sepenuhnya.

Tubuhku terasa lemah, seolah-olah setiap gerakan memerlukan usaha yang luar biasa. Suara-suara di sekelilingku terdengar seperti gema jauh, dan setiap suara membangkitkan rasa kaget yang menyentuh benakku. Perlahan-lahan, aku bisa membedakan suara-suara itu, bisikan lembut dokter, suara mesin yang berdetak monoton, dan yang paling menyentuh, suara seseorang yang tampaknya sangat dekat dengan hatiku.

Ketika pandanganku semakin jelas, aku melihat seorang laki-laki yang wajahnya tak ingin kulihat dalam keadaan penuh kesedihan. Keenan.. tangisan mengalir dari matanya, seakan setiap tetes air matanya adalah ungkapan dari kerinduan dan kepedihan yang mendalam, saat ia melihatku akhirnya membuka mata.

Selain Keenan, aku juga melihat Aline, Kafka, Abhi, dan Nevan di sekelilingku. Wajah mereka bercampur antara kelegaan dan kepedihan mendalam saat melihatku akhirnya tersadar.

Namun, air mataku menetes perlahan, meluncur di pipiku. Hatiku terasa hampa. Kenapa orang tuaku gak ada di sini? Mengapa hanya teman-temanku yang menungguku?

...BERSAMBUNG...

#alshameyzea

#alsha

#keenan

#aboutme

#fiksiremaja

#arshaka

#rey

 

Assalamualaikum guys!! Bantu support yaa dengan vote 🌟 dan komen di setiap bab nya!! Makasiiii!🌷💖

Mari kepoin cerita kami juga di ig: @febbyantii._

Salam kenal dan selamat membacaa. Semoga betah sampai akhir kisah Alsha! Aamiin.💖

Komen sebanyak-banyaknya disini 👉🏻 👉🏻 👉🏻

Eh? Kalian mau kasih saran dan kritikan? Boleh banget, disini yaaa👉🏻👉🏻👉🏻👉🏻👉🏻

Thanks udah mau bacaa bab iniii sampe akhir💐

1
Sodiri Dirin
jujursi ceritanya bikin binggung tp bagus 🤔
_flowvtry: Makasii kaaa🥹🥹🥹🌷
total 1 replies
Sodiri Dirin
up tor jangan lama2,,sejujurnya aku ngrasa binggung sama ceritanya kaya GK nyambung lompat2 GK jelas tp seneng aja bacanya 🤗
_flowvtry: makasii kaaa, update terbaru ada di aplikasi wp kaa🙏🏻😭
total 1 replies
lilyflwrsss_
kerennnn bangett, alurnya bener-bener ga ketebak.
jd pengen baca terus menerus.
ditunggu updatenya kaak
_flowvtry: makasiiii kaaaa huhuu🥹🥹❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!