Dia menyukai hujan. Namun tidak semua tentang hujan bisa ia terima. Ia tidak suka kehujanan. Ia pun tidak suka kedinginan. Ia hanya suka ketenangan dibalik berisiknya tiap tetes air hujan yang luruh ke bumi. Sama halnya dengan hujan. Dia menyukai Raka. Namun ia menyukai semua tentang Raka . Tentang cara tersenyum yang justru lebih tenang dari berisiknya air hujan. Tentang mata yang jauh lebih teduh dari langit abu sehabis hujan. Ia hanya mengikuti alur hati yang jatuh cinta. Ia tidak menolak ataupun menahan perasaan itu. Ia menikmati semua cinta dan luka yang ia peroleh dari jatuh cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon .Esperanza., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 24
"Halo Sekar, mau nonton bareng nggak?" Raka sudah berada di rumah Sekar lagi keesokan harinya. Kali ini ia tidak datang pagi-pagi melainkan sore hari.Ia ingin mengajak Sekar menonton film horor di bioskop. Sekar awalnya menolak karena ia sedang malas keluar tetapi karena mengingat Raka akan sekolah jauh maka ia memutuskan untuk pergi ke bioskop .
"Tapi kamu tunggu dulu ya Ka,aku mau siap-siap dulu" gadis itu masih mengenakan pakaian rumahan sehingga ia menyuruh Raka menunggunya bersiap-siap. Raka duduk di teras rumah Sekar.Tempat yang beberapa bulan ini menjadi tempat andalan Raka untuk menikmati kehidupan.Ia selalu memikirkan banyak hal di tempat itu.Pemandangannya tidak bagus hanya jalan raya dan pohon besar di seberang jalan dan halaman rumah Sekar yang dipenuhi rumput serta sebuah pohon yang sempat Sekar panjat kemarin. Namun anehnya ditempat itu Raka bisa tenggelam dalam pikirannya entah memikirkan apapun itu.Ia sedang gelisah dengan perasaannya.Raka takut jika meninggalkan Sekar untuk mengejar impiannya akan membuat ia kehilangan gadis itu.Gadis yang sangat sulit ia dapatkan kini harus ia lepaskan.
"Udah Ka,ayo berangkat" suara Sekar memecahkan lamunan Raka. Ia langsung menoleh menatap Sekar yang selalu sederhana namun cantik.Hanya sedikit menambahkan lipstik gadis itu sudah terlihat berbeda.Raka selalu kagum degan kecantikan yang Sekar miliki.Setelah itu mereka berangkat ke bioskop.Selama menonton,Sekar kebanyakan menutup matanya.Ia tidak menyukai genre horor tetapi ia tetap setuju ketika Raka mengajak nya menonton film horor tersebut.Alhasil kini ia hanya mengintip di balik sela-sela jari tangannya. Raka tertawa terbahak-bahak melihat Sekar yang judes ternyata penakut kelas kakap.
"Hahahhahah aduh perut aku sakit tau nggak " ujar Raka memegang perutnya karena lelah menertawakan Sekar ketika mereka usai menonton film tersebut.Sedangkan Sekar cemberut sepanjang jalan karena Raka justru menertawakannya dibanding minta maaf telah mengajaknya menonton film itu.
"Nggak lucu Ka,lagian film nya yang kesereman"protes Sekar tak mau kalah
"Udahlah Kar,aku udah liat kok ekspresi muka kamu yang ketakutan itu"
"Perasaan kamu senang banget deh Ka, sengaja ya?" Sekar mulai bertanya dengan penuh selidik membuat Raka harus menghentikan tawanya demi membuktikkan bahwa ia memang tidak tahu perihal Sekar yang tidak suka genre horor.Masalah itu berakhir dengan baik ketika mereka menghabiskan waktu di mall untuk sekedar melihat-lihat dan membelikan Sekar ice cream membuat gadis itu berhenti berceloteh. Ketika puas mengelilingi mall itu mereka hendak pulang namun Raka kebelet, jadi ia menunggu Sekar menunggunya di parkiran saja karena ia tidak akan lama.Sekar tidak banyak bertanya lagi ia menenteng kresek jajannya dengan satu tangan yang masih memegang ice cream.Ia berjalan menuju parkiran tanpa banyak bertanya.Raka terus memperhatikannya untuk memastikan gadis itu tiba dengan selamat di parkiran.Saat Sekar sudah menunggu di parkiran baru lah Raka pergi ke toilet. Saat kembali dari toilet ia tidak sengaja berpapasan dengan Sena yang habis belanja baju untuk persiapan kuliah katanya.Mereka jadi membicarakan banyak hal karena Sena juga akan kuliah di tempat yang sama dengan Raka.
"Serius Sen?"
"Iyah Ka,gue lolos beasiswa di sana"
"Wah keren banget,gue ada temannya dong"
"Hehehe iya Ka gue juga senang bisa lolos disana karena bisa dekat sama lo jadi nggak ribet cari temannya" Raka mengangguk mengiyakan ucapan Sena.Mereka larut dalam pembicaraan dunia kuliah yang memang sangat nyambung karena keduanya sama-sama mengenal tempat itu. Sena meminta Raka untuk menemaninya berbelanja karena ia datang sendirian.Raka tidak keberatan sekalian membahas kuliah mereka nanti karena kebetelun mereka satu fakultas jadi enak bahasnya.Sena menjelaskan ini itu sambil melirik barang yang ia butuhkan.Raka mendorong troli dengan menyimak penjelasan Sena. Sementara itu Sekar sudah kepanasan di parkiran ia sudah lelah berdiri jadi ia duduk di sebuah bangku yang disediakan. Sudah banyak yang menggombalinya membuatnya mual ingin muntah.Sekar menatap garang para lekaki buaya itu namun tidak mempan.Jadi ia hanya menunduk memainkan ponselnya dengan wajah yang masih cemberut.
Raka benar-benar lupa dengan Sekar yang masih menunggunya di parkiran sementara hari sudah mulai gelap.Sena mengajak Raka untuk makan malam sebentar, Raka sudah menolak namun Sena ngotot ingin makan malam dengan Raka maka Raka menurutinya.Sekar yang kesal menunggu terlalu lama dan Raka yang tidak menjawab teleponnya sudah kesal.Ia bahkan sudah masuk kembali ke dalam mall itu dan mencari di toilet namun hasilnya nihil.Ia tidak dapat menemukan Raka .Sekar mencari di beberapa tempat yang mungkin Raka kunjungi namun hasilnya sama saja.Alhasil ia pulang dengan taxi sementara kresek jajan yang ia beli bersama Raka tadi ia gantung di stang motor lelaki itu.Demi apapun ia sangat kesal dengan Raka.Ia mematikan ponselnya agar Raka tidak mengganggunya malam ini.Sekar pulang dan langsung beristirahat dikamarnya,ia tidak ingin lagi mengingat kejadian tadi.Sementara Raka yang sedang makan dengan Sena melihat anak kecil yang sedang makan ice cream.Seketika tubuhnya kaku, Raka baru mengingat bahwa ada Sekar yang menunggunya di parkiran.Raka buru-buru pamit dengan Sena yang semakin kebingungan melihat kelakuan Raka yang tiba-tiba panik seperti itu.
"Kenapa sih Ka?"
"Nggak Sen,gue balik duluan ya ini udah gue bayarin semua kok "
"Ya nggak bisa gitu lah Ka,gue balik sama siapa?"
"Taxi aja ya,gue harus banget balik sekarang" Belum sempat Sena mengeluarkan protes, Raka sudah beranjak dari hadapannya dengan muka yang kelihatan tegang.Sena kesal dengan Raka.Urusan penting apa yang membuat laki-laki itu tega meninggalkan dirinya sendirian di tempat umum seperti ini.Sena menghela nafas berat dan memutuskan untuk pulang saja daripada harus duduk sendirian di tempat itu.Sementara Raka sudah seperti orang linglung di parkiran karena terus celingak-celinguk kesana kemari mencari keberadaan Sekar.Melihat kresek di stang motornya membuat Raka semakin panik apalagi nomor Sekar tidak dapat dihubungi.Raka mengutuk dirinya sendiri. Kenapa bisa ia lupa dengan Sekar yang notabene sebagai pacarnya dan malah asyik berdua dengan Sena.Raka terus mencari dan mencoba bertanya dengan beberapa orang di sekitaran situ namun tidak ada yang mengenalnya karena itu orang-orang baru sedangkan yang tadi bersama Sekar juga sudah kembali untuk makan malam.
"Maafin aku Kar " gumam Raka yang kini mengendarai motornya menuju rumah Sekar siapa tau gadis itu telah pulang.
Sekar sudah curiga Raka akan kerumahnya jika tidak kunjung menemukannya. Maka dari itu Sekar meminta ibunya untuk bilang jika ia sudah tidur jika Raka mencarinya. Ibu Sekar melakukannya dengan sangat baik sehingga Raka hanya bisa menghela nafas berat dan pulang dengan keadaan gelisah karena tak kunjung minta maaf dengan Sekar.