NovelToon NovelToon
Rebirth: Moon Sword

Rebirth: Moon Sword

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Time Travel / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Huacheng Imut

Gu Yinchen, dijuluki sebagai Kultivator Pedang Bulan oleh Raja Iblis yang menyerangnya bersama dengan ribuan orang dari lima sekte ternama. Julukan itu diberikan usai Gu Yinchen mati setelah jantungnya berhasil dihancurkan oleh Raja iblis.

mungkinkah Gu Yinchen akan kembali demi membalaskan dendam rekan seperguruannya dan kelima tetua Sekte yang mati sia-sia demi membunuh Raja iblis yang memiliki lima jantung?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Huacheng Imut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB. 23 - KOTA WUQING

Keduanya berdiri di depan papan nama kota yang ternyata sama seperti yang ada dalam ilusi mereka. Kota Wuqing. Bedanya, kota itu bukanlah kota yang tertinggal. Ada begitu banyak penduduk di dalamnya bahkan ada yang sengaja keluar masuk kota dengan membawa barang yang diangkut oleh kereta kuda.

Di bibir perkotaan, berderet sejumlah penginapan dengan papan nama yang berada di atas pintu masuknya. Sementara di sisi yang lain, berdiri beberapa restoran dan rumah bordil yang paling ramai dikunjungi. Gu Yinchen hafal betul beberapa tempat yang ada di kota Wuqing. Seingatnya, kota Wuqing memiliki gunung yang sudah tidak aktif selama ribuan tahun dan gunung besar itu selalu ditutupi oleh awan. Mereka menyebutnya gunung Junbai. Dan di sanalah, Sekte awan berdiri.

Selama perang dengan Raja iblis, satu-satunya penerus sekte awan mati lebih dulu darinya. Begitu juga dengan murid-murid tingkat tiga lainnya yang mati lebih banyak dibandingkan dengan Sekte lainnya. Sekte Awan dan kedatangan Raja iblis, seolah menjadi gerbang pembuka kehancuran dunia.

Aku penasaran apakah Sekte awan bisa membangun kekuatannya kembali sama seperti sekte Matahari?

”Luka bakar yang dialami anak muda ini cukup parah bahkan hampir mengenai tulangnya. Jika terlambat diobati, lukanya bisa membusuk lebih cepat.” ucap seorang tabib yang memeriksanya.

Sejak keduanya masuk ke kota Wuqing, Qing Luan langsung mengambil kamar yang ada di bibir kota, di lantai dua yang cukup sepi. Qing Luan juga meminta pada pemilik penginapan untuk memanggil tabib terbaik mereka datang dan mengobati satu-satunya murid pribadinya. Tidak sampai 30 menit mereka menunggu, tabib tua dengan janggut putih dan beberapa bagian rambut yang mulai beruban datang. Dia langsung tahu bagian mana yang harus dia periksa saat ini. Ternyata itu adalah luka bakar yang ada di bagian lengan dan kaki Gu Yinchen yang sebentar lagi akan membusuk.

”Anak muda. Kamu sungguh hebat bisa menahannya sampai sekarang. Saya selalu menemukan anak yang tidak henti-hentinya menangis karena duri yang menusuk jari mereka terkecuali Anda yang bisa menahan luka bakar parah seperti ini. Apakah Anda sudah terbiasa menahan luka Anda sendiri?” tanya tabib sembari mengobati lukanya.

Gu Yinchen terdiam sejenak. Lukanya memang sakit tetapi, dia sudah lupa bagaimana caranya menangis semenjak perang berakhir. Bahkan ketika dia terpaksa kehilangan satu tangannya sementara luka yang ada di bagian kakinya juga hampir membusuk, dia tidak memiliki waktu untuk menangisinya karena musuhnya masih sanggup berdiri tegak di atas mayat-mayat saudaranya.

”Ahaha! Ini hanya luka kecil. Sebelumnya aku pernah terkena luka yang sangat parah tetapi aku tidak menangis.” jawab Gu Yinchen dengan santainya. Meski begitu, jawabannya berhasil membuat Qing Luan dan tabib tua itu merasa terheran bahkan tidak bisa mempercayainya.

Memangnya luka separah apa yang dulu pernah didapatkannya selain luka bakar yang hampir membusuk? Bahkan seorang ahli bela diri sekalipun, tidak akan bisa berjalan jika mereka memiliki luka yang sama.

”Tuan. Anda memiliki murid yang sangat terampil ya.” ucap tabib tua itu apa adanya.

Qing Luan tertawa kecil. Sebenarnya dia juga tidak percaya Gu Yinchen terlihat biasa saja saat terluka seperti ini.

Ketika tabib itu telah kembali ke rumahnya dan sempat menyarankan agar Gu Yinchen tidak banyak bergerak. Qing Luan memesan beberapa makanan untuknya sementara dia pergi menuju suatu tempat. Gu Yinchen tak bisa memakan semua makanan itu lebih dulu sebelum Qing Luan yang memakannya. Tetapi, Qing Luan sendiri sudah memberitahu padanya ”Makanlah lebih dulu. Aku akan segera kembali.” dan saat itu tanpa ragu Gu Yinchen menghabiskan satu persatu piring di atas mejanya.

Qing Luan kembali memasuki hutan yang sama di luar kota Wuqing. Sedikit lebih jauh dari gerbang masuk kota Wuqing, dia mendapati seekor burung merpati yang terbang di atas kepalanya kemudian turun dan mendarat di lengannya yang ramping.

Pada kaki merpati putih itu, terselip sebuah surat yang ditulis oleh pemiliknya. Semenjak menemukan kota Wuqing, Qing Luan sudah mengetahui ada sebuah pesan yang datang dari sekte Matahari. Namun, dia mengurungkan keinginannya untuk segera membuka suratnya sampai dia bisa membawa Gu Yinchen ke tempat yang lebih aman.

Surat itu berasal dari Bao Yueri yang menyampaikan kabar yang selama ini terjadi di Sekte Matahari. Tidak ada lagi monster yang menyerang sekte semenjak mereka pergi. Malah semua tampak kembali seperti semula sebelum Gu Yinchen datang dan mengundang banyak monster yang menyerang mereka. Qing Luan merasa penasaran, apa yang membuat monster-monster itu datang dan menyerang mereka semenjak Gu Yinchen datang? Bahkan dalam setiap perjalanannya, dia tidak henti-hentinya bertarung dengan monster dan hampir kalah berkali-kali.

Gu Yinchen, nama yang sama seperti orang yang telah menghancurkan satu jantung Raja iblis. Apakah monster-monster itu juga menjadi dendam begitu mereka mendengar namanya? Tapi seseorang, bisa saja memiliki nama yang sama kan? Tidak mungkin satu nama dimiliki oleh satu orang. Dan juga, Gu Yinchen yang telah menghancurkan jantung Raja iblis telah mati 50 tahun lalu. Gu Yinchen yang sekarang ini adalah Gu Yinchen yang masih kecil dan bukannya seorang ahli pedang yang namanya sudah terkenal.

Apa yang menjadi tujuan mereka?

Qing Luan menuliskan sebuah balasan kemudian burung merpati itu mengantarnya kembali ke Sekte Matahari. Namun, usai merpati itu pergi, dia dikejutkan dengan serangan yang datang dari entah asalnya. Sebuah panah, melesat dan menancap tepat di pohon yang berdiri di belakangnya. Nyaris saja menembus kepalanya.

Sekali menyadarinya, Qing Luan sudah tahu kalau tuan rumah dari wilayah ini telah turun gunung untuk menyambut tamunya.

”Apa yang dilakukan Guru besar Sekte Matahari datang ke wilayahku? Kamu bahkan tidak memberi kabar kalau kau akan datang berkunjung.” ucap seorang laki-laki bertubuh tinggi dan kekar yang berjalan menghampiri dengan lima orang berseragam sekte awan yang mengekorinya.

Qing Luan menatapnya. Dari sosoknya, dia sudah tahu betul siapa sosok laki-laki dengan tubuh kekar dan rambut hitamnya yang dikuncir kuda. Pedangnya besarnya digendong di punggung sementara tangannya memegang sebuah busur yang baru saja digunakan. Namanya adalah Wang Le.

”Saya meminta maaf petinggi Wang. Keadaannya cukup darurat. Saya tidak memiliki pilihan lain selain berteduh di wilayah Anda.” ucap Qing Luan dengan sopan.

”Oh, memangnya apa yang terjadi sampai Anda berhenti di tempat kami?” tanya Wang Le.

Qing Luan menatapnya dengan serius kemudian menjawab, ”... Satu-satunya murid saya, terluka setelah kami di serang oleh monster ular tingkat tiga. Dia bisa memberikan ilusi yang sangat nyata bahkan aku sendiri tidak menyadarinya.”

Wang Le mengangkat alisnya. Jarang sekali monster tingkat tiga mendatangi wilayahnya bahkan hampir tidak pernah. Dan kali ini, dia juga baru mendengar kalau monster juga bisa menyerang pada siang hari.

”Luan, ini sungguh tidak biasa. Harusnya, monster tidak berani menyerang di siang-siang begini. Raja iblis pun juga telah kembali dan tidak muncul lagi sejak 50 tahun yang lalu. Apa yang sampai membuat monster tingkat tiga merangkak pergi ke dunia manusia dan menyerang kalian?” jelas Wang Le penasaran dan tidak bisa mempercayainya.

Ini bukanlah kali pertama mereka di serang oleh monster tingkat tiga. Sudah berkali-kali keduanya bertarung dengan mereka bahkan Qing Luan sendiri terkejut melihat monster yang tiba-tiba menyerang. Dia tak ingin melibatkan Gu Yinchen dalam kejadian ini namun, dia sendiri tidak bisa mengelak keanehan yang terjadi semenjak dia menerima Gu Yinchen masuk ke dalam sektenya.

Pasti ada penyebab lain kenapa monster tiba-tiba menyerang.

”Luan. Mungkinkah ini karena anak yang kau bawa itu?”

1
Maz Tama
pantau
Buang Sengketa
bulan dan matahari. makin kuat la mc nya
Seorang Penulis✍️
Jangan lupa mampir ya kak di Novel Saya PERJALANAN YANG CHEN DIDUNIA LAIN
Ivy
Semangat terus kak🔥Mampir juga ke karya baruku "Story of Elementalist" makasih🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!