NovelToon NovelToon
Suami Yang Ku Benci

Suami Yang Ku Benci

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Anak Kembar / Keluarga
Popularitas:26.3k
Nilai: 5
Nama Author: Sasa Al Khansa

Masa lalu membuat Sapphira Mazaya membenci suaminya. Namun, demi kedua buah hatinya, ia terpaksa menikah dengan Kaivandra King Sanjaya, ayah dari kedua anak kembarnya.

Kaivan melakukan berbagai cara hingga Sapphira mau menjadi istrinya. Rasa tanggung jawab atas hadirnya sepasang anak kembar yang baru ia ketahui tujuh tahun kemudian membuat ia harus rela hidup dengan kebencian dari perempuan yang kini berstatus sebagai istrinya.

Akankah Kaivan mampu merubah rasa benci di hati Saphira padanya menjadi cinta kembali seperti di masa lalu? Serta memberikan kebahagiaan yang bukan sekedar sandiwara untuk kedua putra dan putrinya?

Happy reading 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SYKB 24 Tanda Di Leher

Suami Yang Ku Benci (24)

" Tolong temani Bunda, ya" pesan Kaivan.

" Iya, mas. Tapi, sudah di pastikan kebenaran beritanya kan?," tanya Saphira.

" Iya, Om Fahmi bilang Zura sedang di tangani saat ini. Ayah sudah menyusul kesana dengan Kay. Bunda belum tahu kalau Zura kecelakaan," jelas Kaivan.

Kini mereka sedang dalam perjalanan ke rumah Anin. Si kembar ada di kursi penumpang.

" Ya, Allah. Apa kondisinya parah?,"

" Entahlah. Belum ada kabar lagi." diam sejenak. " Sebenarnya, ayah minta mas menemani kalian saja. Tapi, mas khawatir pada Zura"

" Tidak apa-apa," saphira paham. " Mas pergi saja. Tidak perlu khawatir,"

Kata orang ikatan batin anak kembar itu kuat. Mungkin itu pula yang dirasakan oleh Kaivan.

" Aku harap Zura baik-baik saja."

"Aamiin,"

...******...

" Mas sedang apa?," tanya Saphira.

Sudah empat hari Kaivan tidak pulang. Setelah mengurus kepindahan Azzura yang akan melakukan pengobatan di kota lain, Kaivan melanjutkan dengan perjalanan bisnis ke luar kota bersama Sintya dan Desta.

" Mas sebentar lagi akan meeting. Nanti sore mas pulang. Mau titip sesuatu untuk oleh-oleh?," tanya Kaivan.

"Mm, mau bakpia. Kayaknya enak. Sama kue apa aja lah yang ada disana. Khasnya daerah sana," pinta Saphira di angguki oleh Kaivan.

" Ya, sudah. Nanti pulang dari pertemuan ini mas langsung cari pesanan kamu, ya."

Saphira senang. Mungkin ini bagian dari ngidamnya.

Sementara itu, Laura dan Jeni sedang bertemu.

" Ayo pesan sepuasnya, aku traktir," ucap Jeni pada Laura yang duduk di seberangnya.

" Ada perayaan apa nih? ," tanya Laura bingung.

" Mungkin ini pertemuan terakhir. Aku akan ke luar kota, bahkan luar pulau," jawab Jeni

" Kemana?,"

"Kota M,"

" Ada pekerjaan disana?," tanya Laura penasaran.

" Kamu tahu sendiri karirku sudah tamat," Jeni tersenyum kecut.

" Maaf. Aku ikut prihatin. Padahal itu impianmu,"

" Hmm. Mau bagaimana lagi." jawabnya pasrah. "Mereka tidak mau menggunakan aku lagi dan memilih aktris lain,"

Laura manggut-manggut.

" Oh iya, jadi ada urusan apa kamu kesana?," setahu Laura keluarga Jeni masih ada di kota tempat kelahirannya.

" Aku akan menikah," jawabnya pelan.

" Apa??? Serius???," Laura sampai melotot tak percaya.

Jeni mengangguk. Sebenarnya hanya nikah siri. Namun, ia takkan mengatakan hal itu.

" Iya. Tapi, maaf aku tidak bisa mengundangmu. Karena tidak membuat perayaan besar-besaran. Hanya keluarga inti saja,"

" Oh begitu," jawab Laura sebenarnya ia pun tak masalah jika tidak di undang.

" Lalu soal Kaivan bagaimana?," tanya Laura penasaran. Setahunya Jeni masih berusaha mendekati Kaivan.

" Sudah tidak ada kesempatan. Dia sudah benar-benar jatuh cinta pada wanita itu. Aku tidak punya celah sama sekali," jawab Jeni sendu.

" Ya, sudah. Mungkin memang bukan jodohnya,"

Karena aku yakin akan jadi jodoh Kaivan. Batin Laura

" Ya, lagipula calon Suamiku juga orang hebat," jawabnya bangga.

" Aku percaya. Wanita secantik kamu pasti banyak yang suka,"

Jeni tertawa saja.

Walaupun pada akhirnya harus menjadi istri simp@nan, tapi ia tak punya pilihan. Yang penting ia masih bisa hidup enak walaupun dengan menyembunyikan statusnya.

Lagipula siapa juga yang mau mempublikasikan hubungan dengan laki-laki yang pantas jadi ayah kan?

" Ayo, kita makan sepuasnya!!," seru Jeni. Walaupun hanya bisa makan siang bersama, Jani akhirnya tak masalah.

Laura masih harus bekerja setelah ini.

...******...

" Mas yakin mau ke kantor?," tanya Saphira

Wajah Kaivan sedikit pucat. Badannya pun panas. Efek kurang istirahat karena perjalanan ke luar kota. Baru semalam sampai rumah.

" Mas ada pertemuan penting. Tidak bisa di wakilkan. Paling nanti istirahat di kamar pribadi saja,"

Kaivan pun inginnya istirahat. Tapi, ia tidak bisa meninggalkan pertemuan penting ini. Jadinya ia berencana istirahat di kamar pribadinya yang ada di ruang kerjanya.

" Ya, sudah nanti siang setelah mengantar anak-anak ke rumah Nenek Najma, aku akan ke kantor,"

Rutinitas si kembar adalah mendatangi rumah nenek buyutnya. Mereka senang menghabiskan waktu bersama si kembar.

" Di antar Mbak Puspa kan?,"

" Iya. Kan aku tidak boleh bawa mobil sendiri,"

Saphira sebenarnya lebih senang membawa kendaraan sendiri. Tapi, suaminya melarang. Jadinya ia selalu meminta antar pada Mbak Puspa yang di beri tugas untuk mengantar jemput anak-anak panti.

" Mau vitamin dulu, boleh?," pinta Kaivan.

" Mas simpan dimana vitaminnya?," tanya Saphira yang memang tidak melihat suaminya membawa benda yang di maksud.

Tanpa aba-aba, Kaivan mencium istrinya dengan rakus.

" Mas... Ih..," Saphira terengah-engah karena ulah suaminya.

Ser@ngan tiba-tiba itu membuat Saphira tidak bisa bernafas.

" Ini vitaminnya, sayang ," jawab Kaivan sambil mengusap bibir istrinya yang basah karena ulahnya.

Saphira sendiri tidak bisa marah. Hormon kehamilan membuatnya justru lebih menginginkan hal itu. Namun, ia malu jika meminta lebih dulu.

" Sebenarnya mas sudah ingin meminta lebih. Tapi, takut kebablasan,"

" Bisa di tunda nanti, mas ," jawab Saphira malu.

" Iya, nanti kita lakukan semalam suntuk. Anak-anak akan menginap kan malam ini?,"

" Mas sedang sakit. Harusnya banyak istirahat. Bukan malah mengajak bergadang,"

" Kalau untuk yang satu itu mas kuat, sayang,"

Blusshh

" Udah ah, berangkat sana!!." usir Saphira.

Kaivan hanya terkekeh melihat wajah merona sang istri yang menggemaskan.

" Ingat ya, sayang. Malam ini tidak akan ada ampun,"

"Astaghfirullah..."

...******...

Seperti yang sudah di janjikan setelah mengantar anak-anak ke rumah nenek buyutnya, Saphira di antar ke kantor Kaivan.

" Nanti, Mbak langsung pulang saja ya. Phira pulang dengan Mas Ivan,"

" Siap, Mbak Phira,"

Walaupun Puspa lebih tua dari Saphira, Puspa lebih nyaman memanggil Saphira dengan panggilan Mbak karena ia sadar Saphira adalah menantu pemilik panti asuhan.

Mereka pun sampai di kantor Kaivan. Saphira langsung naik ke lantai tempat ruang kerja suaminya berada setelah menyapa teman-temannya.

Saphira mengerutkan keningnya saat melihat meja Sintya kosong.

" Apa mungkin dia ada di dalam?," tebak Saphira

Namun, ruang kerja suaminya tertutup rapat. Padahal, biasanya terbuka jika ada Sintya di dalamnya kecuali ada Desta juga.

" Tapi, tadi aku lihat Kak Desta ada di ruangannya?,"

Saphira yang penasaran langsung menuju pintu.

Ceklek

Belum sempat Saphira membuka pintu, pintu sudah terbuka lebih dulu.

Sintya tampak terkejut.

" Oh, Bu Phira. Silahkan masuk, Bu. Pak Kaivan ada di ruangan pribadinya. Barusan minta saya mengabarkan makanan dan obat. Katanya mau istirahat," jelas Sintya panjang lebar tanpa ditanya.

" Oh," jawab Saphira hanya ber oh ria

Sintya segera berlalu sambil merapikan pakaiannya dan rambutnya yang sedikit berantakan.

Saphira masih memandangi Sintya yang ternyata bukan kembali ke mejanya melainkan berjalan ke arah toilet.

Jantungnya tiba-tiba berdegup kencang saat melihat penampilan Sintya yang tak biasa. Ia juga melihat jas Kaivan tergeletak sembarangan di atas sofa.

Perlahan Saphira masuk ke dalam kamar. Ia melihat suaminya tertidur di atas ranjang dengan bertelanjang dada. Hingga sebuah tanda di leher sang suami membuatnya tertegun.

" Tidak mungkin Mas Ivan melakukan itu dengan sekretarisnya kan?,"

TBC

1
Aisyah farhana
nyesalnya telat bapak Hadi
Aisyah farhana
selalu hadir kak
Aisyah farhana
ini buru buru yahh kak banyak typonya mohon koreksi bacanya sedikit aneh jadinya tetep semangat ok
Aisyah farhana
harusnya logika dipakai ya para orang pintar tapi tidak cerdas obsesi itu hanya menjerumuskan Laura ayooo bisa lahhh
Aisyah farhana
apapun semoga yang terbaik buat kalian sekeluarga yahh
Angga Anggi
giman ceritanya ini, blom ktauan apa yg terjadi dgn Sintia ekh mlh kecrta lain
Aisyah farhana
ingatannya mundur yahh kak g apa apa lahhh
yulithong
hmmm mulai.dh penyakit yg paling.ku benci....
Aisyah farhana
aga ga nyambung nihhh belum kelar yg satunya looh ulah siapa lagi ini
Aisyah farhana
sudah d bilangin Saphira ini banyak ulet keket sama uler berbisanya kudu jadi wonder women ini mahhh ga boleh baperan yg dikit dikit salah faham hadeuhhh
Aisyah farhana
kirain kenapa kak
Fatimah Imha
baik
Aisyah farhana
semoga Laura segera kena batunya seperti s Jeni itu g rela Saphira kena mental terus kasian
Bintang Juing
Luar biasa
Aisyah farhana
seperti le mineralll kaya ada manis manisnya hehehehehe
Aisyah farhana
nahhh ini kerjaan s para pelakor hadeuhhh semoga sudah kebal atuh Saphira jangan terlalu yahahh
Aisyah farhana
ada ulet keket ada ulet bulu ada uler juga komplit amat kak
Aisyah farhana
sakit hati bertahun-tahun mungkin butuh waktu lama juga untuk melepaskan rasa itu, yg g ngalami mah ngomong gampang nahh Saphira gimana tuhh
yulithong
ayolag phira....bukalah hatimu....
Yayaya
Aku suka nih! Mari kita buat cerita bahwa masih ada laki2 yg teguh pendiriannya dan gak gampang dibegoin🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!