Fatima seorang gadis yang sering main jailangkung. Suatu saat yang datang di permainan jailangkung nya adalah roh Dewantara mahasiswa di kampusnya yang hilang saat naik gunung, sudah hampir satu tahun lalu dan tidak ditemukan jasadnya. Ada perkiraan jasad Dewantara dimakan binatang buas, namun juga ada yang mengira Dewantara tersesat di kerajaan jin.
Roh Dewantara terus meneror Fatima namun perjalanan waktu dua makluk beda alam itu justru saling menaruh rasa kasih dan lama kelamaan rasa cinta.
Berkat rasa cintanya pula Fatima pergi ke gunung yang berada di luar jawa itu untuk memenuhi permintaan roh Dewantara . Di sebersit hati Fatima ada harapan jasad Dewantara ditemukan bahkan ada harapan lebih dari pada itu.
Fatima :
“Hmmm ada yang bilang jika tersesat di kerajaan jin bisa kembali pulang roh dan raganya...”
Benarkah yang masuk di jailangkung roh Dewantara? Dan apa yang sebenarnya telah terjadi pada Dewantara, satu tahun lalu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 34.
“Maaf Kak, tujuan kami ke sini memang akan menuju ke kerajaan jin.” Ucap Pak Hasto dengan nada dan ekspresi wajah serius menatap wajah Kak Sopir.
“Hah?” ucap Kak sopir sambil melotot matanya dan mulut menganga karena benar benar kaget.
“Itu sangat bahaya Pak.” Ucap Kak Sopir selanjutnya
“Kami sudah menyiapkan semuanya. Saya akan menjemput anak saya yang sudah hampir satu tahun hilang.” Ucap Pak Hasto dengan mantap.
“Kenapa tidak bilang dari tadi, saya punya kenalan orang pintar di sini.” Ucap Kak Sopir tampak sedikit kecewa.
“Maaf ini Syahrul juga bisa keluar masuk kerajaan jin. Saya juga tidak tahu , kurang informasi tentang orang pintar yang ada di sini.” Ucap Pak Hasto sambil memegang pundak Kak Sopir.
“Kak Sopir tunggu saja di sini, kalau kami tidak muncul muncul lagi, adakan saja doa buat kami...” ucap Syahrul sambil menatap Kak Sopir.
“Mari Pak, kita tidak punya banyak waktu...” ucap Syahrul sambil menoleh ke arah Pak Hasto. Pak Hasto pun menganggukkan kepalanya. Keempat orang itu lalu kembali melangkah menuju ke tepi danau tempat terlarang di mana Syahrul tadi sudah melihat portal kerajaan berupa jembatan emas yang sangat indah.
Waktu pun terus berlalu langit di atas danau warna jingga semakin banyak warna biru pun kian memudar pertanda senja hari telah tiba. Keempat orang itu duduk bersila di tepi danau. Mereka berdoa untuk memohon keselamatan dan perlindungan dari Allah. Sesaat kemudian Syahrul yang duduk di antara mereka, tangan Syahrul memegang keris kecilnya, lalu terulur dan menempelkan keris itu pada dahi Fatima.
“Lihat ke depan jika kamu sudah melihat jembatan emas itu. Pergilah ke sana.” Ucap Syahrul lirih..
Fatima pun melihat ke depan ke danau itu seperti apa yang diperintahkan oleh Syahrul. Dan benar Fatima melihat jembatan emas yang sangat bagus, pemandangan juga sangat indah, ada pohon pohon yang sedang berbunga indah.
“Aku sudah melihat Mas, kalau aku pergi ke sana apa tubuh ku tidak masuk ke dalam danau itu?” tanya Fatima yang pikiran logisnya masih bekerja.
“Apa kamu pernah mencari aku waktu di mushola Pak Hasto?” tanya Syahrul dan Fatima mengangguk kan kepalanya.
“Tubuh fisikku menghilangkan? Dan tahu tahu kamu melihat aku lagi di mushola kan?” tanya Syahrul lagi, dan Fatima pun menganggukkan kepalanya.
“Percayalah tubuh kamu tidak akan tercebur ke danau.” Ucap Syahrul, dan suara Syahrul pun di dengar oleh Pungki dan Pak Hasto.
“Mas aku belum melihat jembatan emas itu.” Saut Pungki.
“Aku juga belum.” Saut Pak Hasto.
Syahrul pun lalu menempelkan keris kecilnya pada dahi Pak Hasto dan Pungki. Kedua orang itu pun sama seperti Fatima, kini sudah bisa melihat jembatan emas yang indah...
Sementara itu, Kak Sopir yang melihat mereka berempat dari kejauhan, tiba tiba kaget...
“Hah? Orang orang itu sudah hilang?” teriak Kak Sopir yang sudah tidak lagi melihat empat orang yang tadi duduk bersila di tepi danau.
Kak Sopir pun mengusap wajahnya dengan kasar. Dia sangat takut kena marah dari Bos nya...
“Tapi tidak terdengar suara benda tercebur di danau.” Ucap Kak Sopir yang telinganya tidak mendengar suara benda jatuh ke dalam danau.
“Mereka pasti sudah digendong jin penunggu danau.. hiiiiii..” ucap Kak sopir mengangkat kedua bahunya sambil geleng geleng kepala, begidik ngeri. Suhu dingin di tempat itu pun terasa lebih dingin oleh Kak Sopir yang sudah terbiasa berada di tempat itu.
Dia menarik retsleting jaket hingga ke atas, tudung penutup kepala pun dia pakai dan dia rapatkan agar membungkus kepalanya. Benar benar hanya sedikit wajahnya yang terlihat. Kak Sopir itu lalu melangkah menuju ke mobilnya dan masuk ke dalam mobil meringkuk di sana. Dia takut jika dirinya juga ikut digendong oleh jin penunggu danau, di tempat terlarang itu.
Sedangkan keempat orang tamu yang dibawanya, kini sudah berada di alam lain, di alam gaib yang tidak kasat mata...
Fatima sudah berhasil melintasi jembatan emas, dia adalah orang yang pertama dari empat orang tadi...
“Hmmm benar benar seperti di negeri dongeng. Benar seperti Mas Syahrul bilang di sini masih siang, terang benderang..” gumam Fatima di dalam hati sebab dia melihat suatu taman yang sangat indah.. kupu kupu tampak beterbangan di antara bunga bunga indah yang sedang bermekaran.
Akan tetapi Fatima tiba tiba dikagetkan karena ada benda dingin menempel di pundaknya...
Fatima menoleh dan ...
“Aaaawwwww....!” Fatima menjerit dengan keras karena melihat sosok yang ada di sampingnya..
Fatima melihat satu sosok kera putih yang besar tubuhnya, selayaknya tubuh laki laki dewasa yang tinggi gagah. Kera putih itu berdiri tegak... mirip mirip jenis pithecanthropus erectus namun bulu bulu di tubuhnya semua berwarna putih.
DUG
DUG
DUG
Jantung Fatima berdetak sangat keras, keringat dingin mengucur di seluruh tubuhnya..
“Mau apa kamu ke sini?” tanya kera putih berbadan tegak itu.
“Ehhhmm maa.. maaau mencari Mas Dewa...” jawab Fatima dengan jujur..
“Sana masuk..” ucap kera putih itu. Fatima pun lalu melanjutkan langkahnya di antara taman bunga itu..
“Aku terus masuk apa menunggu yang lain nya ya.. kalau menunggu aku sangat takut dengan kera putih penjaga itu.” Gumam Fatima di dalam hati sambil terus melangkah..
“Kenapa penjaga nya tidak seperti yang Mas Syahrul temui seorang Kakek yang baik hati...” gumam Fatima masih terus melangkah pelan pelan dengan maksud menunggu tiga temannya. Namun hingga beberapa saat Fatima tidak juga melihat kedatangan tiga temannya.
“Apa mereka tidak jadi ke sini ya.. Kok tidak datang datang..” ucap Fatima sambil menoleh noleh ke belakang..
“Kenapa tadi aku yang pertama masuk sih..” gumam Fatima di dalam hati menyesali apa yang sudah dia lakukan. Kini dia benar benar merasa bagai orang hilang dan tersesat di tempat asing.
“Mas Dewa kamu di mana?” tanya Fatima di dalam hati, kedua mata Fatima pun mulai berkaca kaca...
Sesaat mata Fatima membulat saat di depan matanya berjarak kira kira dua puluh meter dia melihat sosok yang begitu dia rindu... sosok pemuda gagah dan tampan memakai kemeja flanel motif kotak kotak dengan warna dominan biru dongker... bibir Fatima pun tersenyum.. bola mata Fatima berbinar binar...
"Mas Dewaaa...." teriak Fatima namun sosok itu hanya diam saja...
kring..kring :
😎 : halooo selamat siang..
bisa bicara dgn Mae Moon Ahh
👩🏻 : iya sy sendiri
😎 : haaa ,sendirian ,jomblo donk 🤣😂😂 kasian deh looee
👩🏻 : 😤😤😤😤😤😤😤
bukan Anoman obong ya Fat 🤗