NovelToon NovelToon
AIRLANGGA 2 Dewaraja Ring Medang

AIRLANGGA 2 Dewaraja Ring Medang

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Fantasi Timur / Raja Tentara/Dewa Perang / Ilmu Kanuragan
Popularitas:71.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ebez

Hancurnya Istana dan Kotaraja Wuwatan Mas oleh serangan Ratu Lodaya membuat Prabu Airlangga harus mengumpulkan kembali keluarga dan para pengikutnya yang tercerai-berai. Satu tekad nya untuk mengembalikan kejayaan Kerajaan Medang, membuatnya harus membuat perjanjian dengan Dewa-dewa dari Kahyangan Suralaya tentang nasib anak keturunannya kelak.



Dukungan dari seluruh rakyat Medang juga keluarga besar nya membuat semangat Prabu Airlangga kembali membara untuk mengembalikan kejayaan Kerajaan Medang seperti para leluhur nya.



Berhasilkah Prabu Airlangga mengembalikan Kerajaan Medang seperti dahulu? Simak selengkapnya dalam kisah AIRLANGGA 2 Dewaraja ring Medang. Di jamin seru dan mendebarkan. Selamat membaca...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ebez, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tantangan dari Prabu Panuda

"Jangan biarkan Prabu Panuda lolos begitu saja..

Senopati Mapanji Tumanggala dan Parahita, kalian berdua ikut aku. Kakang Tumenggung Renggos dan lainnya, selesaikan masalah disini secepat mungkin. Jika rampung, segera susul kami di Kotaraja Lewa", titah Prabu Airlangga segera.

"Sendiko dawuh Gusti Prabu.. ", jawab semua orang yang ditunjuk seraya menghormat pada sang raja.

Maka pasukan Medang pun langsung terbagi menjadi dua bagian sama besar. Sebagian menyelesaikan pertempuran di barat Kota Wuwatan, sedangkan yang sebagian lainnya mengikuti Prabu Airlangga mengejar Prabu Panuda yang mundur ke arah Kotaraja Lewa.

Mundurnya Prabu Panuda langsung membuat tata pertahanan pasukan Lewa kacau balau. Mereka yang sudah berada di bawah angin, semakin ciut nyali karena kehilangan sosok pimpinan. Kematian Patih Mpu Lodra disusul dengan Tumenggung Jaludara yang harus menjadi mayat setelah terkena Ajian Tapak Dewa Api dari Tumenggung Wanabhaya, membuat mental tempur pasukan Lewa semakin merosot.

Sementara di sisi lain mengalami tekanan yang berat, para pasukan bantuan dari Alas Larangan yang digadang-gadang sebagai kunci kemenangan dalam pertempuran ini justru kocar-kacir oleh amukan Tumenggung Sakri. Apalagi pimpinan mereka yang dianggap sebagai manusia setengah dewa oleh para pengikutnya ini sudah luka dalam cukup parah. Ini juga memberikan dampak yang sangat buruk bagi mental tempur mereka.

Melihat situasi yang semakin memburuk, Pangeran Alas Larangan segera bertindak.

"Wong Alas Larangan, mundurrrr!!!! ...."

Teriakan keras ini langsung membuat para pendekar yang berada dalam panji-panji Alas Larangan bergegas meninggalkan tanah lapang di barat bekas Kotaraja Wuwatan.

"Mau kabur kalian?? Tidak semudah itu.. ", ucap Tumenggung Renggopati sembari bersiap untuk menerjang ke arah musuh yang mulai menyelamatkan diri.

Namun belum sempat itu terjadi, Tumenggung Sakri langsung menghadangnya sembari menggelengkan kepalanya cepat.

" Sudah cukup, Kakang Tumenggung Renggopati..

Orang-orang Alas Larangan bukan ancaman lagi sekarang. Yang terpenting sekarang adalah kita mesti secepatnya menyusul Dhimas Prabu Airlangga ke Kota Lewa. Perang ini harus selesai hari ini juga ", tegas Tumenggung Sakri segera.

" Haaaeeeeessssshhh!!

Padahal aku pengen sekali menghajar orang-orang itu. Mereka benar-benar menyebalkan. Tapi kau juga tidak salah. Mereka tidak sepenting menghajar si Panuda sialan itu. Ayo, kita jangan buang-buang waktu lagi.. ", Tumenggung Renggos memilih untuk mengalah. Dia tahu bahwa Tumenggung Sakri memang lebih pintar dan bijak daripada dia.

Sisa pasukan Medang di bawah pimpinan Tumenggung Sakri, Tumenggung Wanabhaya dan Tumenggung Renggopati pun segera bergerak menyusul pergerakan Prabu Airlangga dan pasukannya mengejar pelarian Prabu Panuda.

Di dalam istana Kotaraja Lewa...

Prabu Panuda terlihat panik karena anggota keluarga nya belum berkumpul di Balairung Istana Kotaraja Lewa. Dia terus berteriak keras meminta mereka untuk berkumpul secepatnya.

"Kenapa lama sekali kalian berkumpul? Cepatlah, waktu kita tidak banyak!!! "

Salah seorang anak Prabu Panuda, Pangeran Wangsajaya, yang merupakan putra tertua sekaligus calon penerus tahta kerajaan Lewa dengan terburu-buru mendekati sang ayah yang terlihat panik. Pangeran muda yang baru berusia 2 dasawarsa, bertubuh kekar dan berkumis tipis ini segera angkat bicara.

"Ada apa Kanjeng Romo Prabu? Kenapa Kanjeng Romo Prabu seperti sedang ketakutan begitu? ", tanya Pangeran Wangsajaya segera.

" Pasukan Medang sudah mengalahkan pasukan kita, Wangsajaya. Kita harus secepatnya mengungsi ke Wengker, ke tempat kakek mu. Cepatlah sebelum semuanya terlambat.. ", jawab Prabu Panuda segera.

Jawaban sang raja Lewa ini tentu saja membuat kaget seluruh putra dan putri juga para kerabat dekat istana yang telah berkumpul disitu. Kesemuanya langsung terlihat cemas memikirkan nasib mereka kedepannya.

Tanpa menunggu di perintah lagi, mereka langsung bergerak meninggalkan istana Kotaraja Lewa. Tentu saja dengan membawa beberapa benda berharga seperti panji kerajaan Lewa dan beberapa harta benda yang berharga. Dengan terburu-buru mereka menuju pintu samping sebelah selatan.

Belum sempat mereka keluar, seorang pimpinan prajurit Lewa berlari cepat mendekati rombongan tersebut.

"Mohon ampun Gusti Prabu.. Prajurit Medang sudah memasuki Kotaraja Lewa. Jika Gusti Prabu Panuda dan keluarga lewat selatan, pasti akan berhadapan langsung dengan mereka", lapor sang prajurit dengan nafas terengah-engah.

" Bangsat kau Airlangga.... !!

Semuanya, ikuti aku ke jalan barat. Ayo jangan sampai ada yang ketinggalan ", perintah Prabu Panuda sembari berlari bersama-sama dengan para prajurit pengawal pribadi nya. Seluruh anggota keluarga nya pun berusaha untuk mengikuti.

Begitu pintu barat istana Kotaraja Lewa terbuka, para prajurit di bawah pimpinan Tumenggung Renggos baru saja sampai. Salah seorang diantaranya melihat rombongan Prabu Panuda. Ia langsung berteriak lantang.

"Mereka ada di sana! Cepat kejar...!!! "

Para prajurit Lewa yang melihat para prajurit Medang berupaya untuk menangkap Prabu Panuda, dengan cepat membuat pagar betis agar keluarga kerajaan Lewa ini bisa lolos dari sergapan. Pertarungan sengit pun langsung terjadi antara mereka.

Sementara para prajurit Medang pimpinan Tumenggung Renggos disibukkan dengan para prajurit Lewa yang berusaha keras untuk melindungi raja mereka, rombongan penguasa kerajaan Lewa tersebut terus bergerak menuju ke arah barat.

Karena terus dikejar oleh para prajurit Medang yang ada di bawah pimpinan Senopati Mapanji Tumanggala, mereka berhamburan dengan panik. Akibat nya, mereka terpisah dengan kelompok Prabu Panuda dan para putranya. Dalam rombongan para putri dan permaisuri Lewa ini, salah seorang putri Prabu Panuda yang bernama Dewi Rini tersandung dan jatuh. Belum sempat ia bangkit, pasukan Medang telah mengepung mereka dengan senjata terhunus.

Melihat itu, Prabu Panuda yang hendak menyelamatkan mereka, langsung di tahan oleh Demung Karsanala yang merupakan pimpinan dari prajurit pengawal raja. Dia menggelengkan kepalanya cepat.

"Keselamatan Gusti Prabu Panuda lebih utama sekarang. Kita harus secepatnya pergi dari sini", ucap Demung Karsanala tegas. Prabu Panuda hanya bisa mengepalkan tangannya erat-erat sebelum bergegas meninggalkan tempat itu.

Prabu Airlangga yang datang dengan mengendarai kuda hitam tunggangan nya. Bersama dengan Parahita, dia menatap ke arah rombongan putri dari Keputren Istana Kotaraja Lewa ini. Senopati Mapanji Tumanggala segera mendekati sang raja Medang.

"Urus mereka, Senopati Mapanji Tumanggala...

Prabu Panuda lari ke arah mana? ", tanya Prabu Airlangga segera.

" Dia lari ke arah barat, Gusti Prabu. Para pangeran dan pengawal berilmu tinggi juga mengawal nya", lapor Senopati Mapanji Tumanggala sembari menghormat.

Tanpa harus berpikir lagi, Prabu Airlangga segera memacu kuda tunggangan nya ke arah barat diikuti oleh Parahita. Beberapa orang prajurit Medang pun segera diutus oleh Senopati Mapanji Tumanggala untuk mengikuti nya.

Rombongan Prabu Panuda berhasil kabur dari sergapan prajurit Medang yang mencoba untuk menangkap nya. Kini mereka hampir mencapai tapal batas wilayah Kotaraja Lewa saat sesosok bayangan berkelebat cepat menghadangnya.

"Berhenti kalian...!!! "

Kemunculan sosok ini tentu saja membuat Prabu Panuda dan rombongan nya kaget bukan main. Seorang laki-laki muda tampan dengan pakaian perwira prajurit Medang berdiri gagah di tengah jalan sambil menenteng sebuah pedang berpamor merah.

Semua orang langsung tahu bahwa pedang di tangan orang itu adalah pedang pusaka. Mereka segera berbalik arah mencoba kabur ke arah lain. Tapi saat mereka berbalik, dari arah timur dua orang berkuda mendekat. Mereka adalah Prabu Airlangga dan Parahita.

"Sudah tidak ada lagi tempat untuk mu lari, Panuda..

Menyerahlah, tunduk pada kekuasaan ku dan aku bisa mengampuni mu", ujar Prabu Airlangga dari atas kuda tunggangan nya. Prabu Panuda terdiam sejenak, seolah-olah sedang berpikir keras. Pangeran Wangsajaya yang biasanya sombong dan congkak, langsung memegang lengan sang ayah.

"Romo Prabu, k-kita sebaiknya menyerah saja. Prabu Airlangga sudah bersedia mengampuni nyawa kita. Tidak perlu ada darah lagi yang tertumpah.. ", pinta Pangeran Wangsajaya sembari menatap wajah ayahnya penuh harap.

Kesal dengan sikap anaknya yang selalu dia banggakan, Prabu Panuda langsung melayangkan tamparan keras ke pipi kanan sang pangeran.

Plllllaaaaaaaaaakkkkk!!!!

" Bocah kurang ajar!! Kau berani bicara soal menyerah pada orang itu hah??!! Dasar anak durhaka, aku menyesal telah membesarkan mu.. ", Prabu Panuda kembali melayangkan tamparan keras nya ke wajah Pangeran Wangsajaya yang langsung membuat wajah sang pangeran ini bengkak.

Usai puas memukuli wajah anaknya, Prabu Panuda segera menoleh ke arah Prabu Airlangga.

" Airlangga.. Airlangga.. Aku akui aku telah salah karena meremehkan mu.

Kalau kau memang ksatria yang menjunjung tinggi dharma dan norma, aku Prabu Panuda menantang mu untuk bertarung satu lawan satu dengan mu. Siapapun yang membantu, akan dianggap kalah. Bagaimana? Kau berani? ", tantang Prabu Panuda sembari tersenyum mengejek. Parahita yang berkuda di samping Prabu Airlangga, segera berbicara.

" Jangan mau, Gusti Prabu. Panuda merupakan bekas senopati di masa mendiang Prabu Dharmawangsa dan terkenal memiliki kemampuan beladiri yang tinggi. Sulit untuk mencari lawan yang seimbang dengan nya.

Dia tahu tak mungkin bisa menang jika menghadapi Gusti Prabu dan seluruh prajurit Medang yang mengawal. Makanya dia sengaja memancing Gusti Prabu untuk bertarung satu lawan satu. Hamba mohon jangan terjebak dengan akal-akalan nya", ucap Parahita dengan penuh kekhawatiran.

Prabu Airlangga tersenyum mendengar ucapan Parahita itu. Dengan santainya ia berkata,

"Kau tak perlu khawatir pada ku, Hita..

Aku akan mengalahkannya.. "

1
Asep Dki
bakalan tambag lgi selir nih airlangga..😆😆😆👍👍👍
andymartyn
gak terbayang bagaimana renggos, doyok ama Bancak kalau ngobrol pasti seru
Esther M
nambah bojo maning kang Ebez....sang Prabu mantabbb...
Idrus Salam
ternyata atas izin Prabu Airlangga, Tumenggung Sakri dapat menggunakan Pedang Naga Api yang menjadikan Mpu Sakri dikemudian hari adalah orang yang menyimpan Pedang Naga Api hingga ke tangan pemegang selanjutnya.
🐼𝒫𝒶𝓃𝒹𝒶𝓃𝒲𝒶𝓃𝑔𝒾
lo baca itu gak bangg @🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅 Dyah KencanaWangi.. KencanaWangi.. ini kembaran gw bangg satu biyung tapi beda bopo 🤣 Pendekar berilmu tinggi pulaa.. bukan main dah aah 😊🤭😎
🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅: Ouw... lain biyung lain bopo, bilang dong 😅
🐼𝒫𝒶𝓃𝒹𝒶𝓃𝒲𝒶𝓃𝑔𝒾: weh.. adek kembar gw tu... satu biyung lain bopo 😂😂
total 3 replies
🐼𝒫𝒶𝓃𝒹𝒶𝓃𝒲𝒶𝓃𝑔𝒾
ha ha ha.. /Facepalm/ /Facepalm/ /Facepalm/

Tumenggung mah bebaass kalo lagi marah, siapa coba yang berani bantah, apalagi ini Tumenggung Renggos, kumis nya aja serem gitu 🤣🤣
arumazam
seraanghhhh
saniscara patriawuha.
calon bojone sopo iku.... mang eBeezzzz
Eddy Airborne
mantap
Andbie
sip lanjut
Heryala Hery
Heaamm,nnt kamu Dyah kencanawangi jatuh cinta pulak sma Prabu Airlangga,mana mo nantang berkelahi pulak lagi.. 🤔🤔🤔👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾
🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅
Tuh kan kayu gak salah ditendang sama Tumenggung Renggos 😅
🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅
Tumenggung Renggos jangan disuruh berpikir nanti timbulnya emosi, mending disuruh kerja aja pasti rampung 😁
Muchtar Albantani
nambah selir
AbhiAgam Al Kautsar
siagakan barisan
Windy Veriyanti
mung sak nyuk'an...wis entek...😁
to be continued
Nuno Devilito
tambah seru thor...trm ksh updetny
Eddy Airborne
lanjutkan
Windy Veriyanti
Salah satu ajian favoritku...Ajian Waringin Sungsang 👍👏
ajian yang nantinya dipakai oleh Panji Watugunung dan keturunannya
Windy Veriyanti
pilihan yang bijak, Warok Siman 👏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!