Kekasih Ku, Suami Adikku

Suara tepuk tangan para tamu undangan kembali terdengar, saat janji suci selesai di ucapkan oleh keduanya. Kali ini, saatnya berciuman, seperti layaknya pasangan pengantin pada umumnya.

Hanya saja, Raffa tidak akan pernah mungkin melakukan hal itu. Karena Liana bukanlah gadis yang di inginkan oleh Raffa. Ingatlah, jika Raffa hanya menyetujui keinginan Alena.

Raffa membuka kain Tile yang menutupi wajah Liana, dan seketika kedua orang tua Raffa terkejut saat melihat siapa gadis yang berdiri di hadapan putranya saat ini.

Anne menoleh ke arah suaminya, dia menatap suaminya penuh tanya dan berharap jika suaminya bisa menjelaskan apa yang ada di hadapannya saat ini. Tapi sepertinya, Bram pun tidak tahu apapun mengenai hal ini.

"pa, apa-apaan ini? Kenapa gadis itu bukan Alena? Bukankah ini rumah Alena? Kemana dia?" bisik Anne.

"papa tidak tahu apapun ma. Mungkin, ini yang membuat Raffa terlihat sedih di hari pernikahannya."

"papa benar. Bagaimana pun juga, mama harus menuntut penjelasan pada keluarga Alena. Mama tidak terima kita di bohongi seperti ini pa."

Bram hanya mengangguk, bukan hanya istrinya yang kecewa disini. Tapi, dirinya pun kecewa.

Raffa hanya mengecup dahi Liana, dan kembali membuang pandangannya. Dia benar-benar terpaksa melakukan ini. sedangkan Liana? Gadis itu hanya bisa diam tanpa mengeluarkan suaranya.

Raffa kembali membawa Liana ke arah dimana pelaminannya berada. Dan mendudukkan gadis itu di kursi tersebut.

Raffa menatap ke arah kedua orang tuanya. Dia bisa melihat tatapan kecewa dari ibu dan ayahnya.

"maafkan Raffa ma, pa ... Raffa terpaksa berbohong. Karena Raffa tahu, jika mama dan papa mengetahui hal ini, kalian tidak akan pernah menyetujuinya." batin Raffa.

Anne melihat sekeliling, dia tidak bisa menahan emosinya yang sebentar lagi akan meledak. Dia mencari Dewi juga Ditto, dan mungkin Anne akan mengajak mereka berbicara.

Dan saat Anne menemukan mereka, dia bergegas menyeret tangan suaminya dan segera menghampiri kedua pasangan tersebut.

"ma, tahan emosi mu. Jangan sampai kau menghancurkan acara ini."

"pa, mama hanya ingin menuntut penjelasan dari mereka. Apa yang mereka lakukan hingga bukan Alena yang di nikahi Raffa."

"tentu, papa tahu hal itu. Hanya saja, tolong jangan sampai emosi mu meledak."

Anne hanya mengangguk, hingga kemudian keduanya berdiri di hadapan Dewi dan juga Ditto.

"bisakah kalian menjelaskan padaku apa yang terjadi?" tanya Anne.

Kalimat yang Anne lontarkan benar-benar penuh penekanan, hingga membuat kedua orang yang ada di hadapannya saat ini sedikit ketakutan.

"t-tentu .. Mari ikut kami ke atas. Tidak mungkin jika kami mengatakan hal ini disini."

Anne dan juga Bram mengangguk, mereka berjalan menaiki tangga, dan meninggalkan area pernikahan sebentar.

Raffa tentu melihat kedua orang tuanya yang berlalu bersama orang tua Alena. Dan dia pun turut beranjak mengikuti langkah ke empat orang tersebut meninggalkan Liana sendiri di pelaminan.

sedangkan Liana, gadis itu hanya mampu menatap pria yang saat ini berstatus sebagai suaminya berlalu dari hadapan dirinya.

"ya Tuhan, aku berharap waktu cepat berlalu. Aku ingin segera melahirkan dan bercerai dengan kak Raffa. Aku tahu, kak Raffa begitu membenciku." batin Liana.

"kalian!! Apa yang kalian lakukan hah?!! kenapa bukan Alena yang menjadi menantuku? kenapa malah gadis lain?" teriak Anne.

sungguh, kali ini, Anne sudah tidak bisa lagi menekan emosinya. Dia tidak terima dirinya di permainkan oleh keluarga Alena.

"maafkan kami Bu Anne, kami tahu kami bersalah. Kami mengkambing hitamkan Raffa atas kejadian yang menimpa putri bungsu kami. Hanya saja, kami benar-benar tidak bisa lagi mencari jalan keluar untuk masalah ini selain menikahkan Liana dengan Raffa." ucap Ditto.

"kenapa harus Raffa? Kenapa tidak pria bajingan itu yang menikahi putri bungsu kalian? Apa kalian tidak tahu, aku begitu menyayangi Alena, dan berharap jika dia akan menjadi menantuku suatu saat nanti. tapi, apa ini? Harapan ku sia-sia."

Ditto dan dewi hanya bisa menunduk, Mereka tahu kekecewaan keluarga Raffa atas apa yang di lakukan keluarganya saat ini.

Raffa yang baru saja sampai di atas pun mendengar ucapan yang terlontar dari mulut ibunya, juga dari Ditto yang mencoba menjelaskan apa yang terjadi pada kedua orang tuanya.

Ditto dan juga Dewi menceritakan apa yang terjadi pada Liana, tanpa melewatkan apapun. Mereka tidak ingin jika Anne dan Bram membenci mereka karena hal ini.

Ceklek ..

Semua orang yang ada di sana menoleh ke arah pintu kamar yang baru saja terbuka. Dan itu adalah Alena. Gadis itu terlihat begitu sedih dengan mata yang membengkak. Semuanya sudah bisa menebak jika Alena baru saja selesai menangis.

"ma, pa ... Jangan salahkan kedua orang tua ku. Aku yang bersalah disini, aku memaksa Raffa untuk menikahi Liana untuk menutupi aib keluargaku. Jika mama ingin marah, marah pada Lena ma, bukan pada ibu dan ayah. Lena yang memaksa Raffa ma ..."

Anne menggeleng, dia benar-benar sangat menyayangi gadis ini. tidak mungkin jika Anne memarahi Alena.

Anne berjalan terburu ke arah Alena. Dia tahu jika Alena terpaksa melakukan hal ini. Karena Alena sudah tidak menemukan jalan lagi untuk menyelematkan keluarganya dari aib yang di ciptakan oleh adik bungsunya.

Dan Anne segera membawa tubuh Alena kedalam dekapannya. Dia tahu jika Alena sakit, Alena lebih hancur dari dirinya. Sungguh, Anne benar-benar kagum pada Alena karena dia mau mengorbankan hubungannya untuk menyelamatkan nama baik keluarganya.

"jangan berkata seperti itu. Mama menyayangi mu sayang, dan sampai kapanpun perasaan mama tidak akan pernah berubah."

Alena menangis di dalam pelukan Anne. Sungguh, dia bersyukur bisa menemukan wanita sebaik Anne.

"tapi Alena membuat mama kecewa ma. Mama tidak pantas menyayangi Alena lagi."

"ssttt .. Tidak boleh berkata seperti itu. Sampai kapan pun, kau yang akan menjadi menantu mama. Kau putri mama, sayang."

Alena memeluk erat tubuh Anne. Perkataan Anne membuat Alena sedikit lega. sedangkan Raffa, pria itu hanya tersenyum melihat pemandangan Manis yang ada di hadapannya.

Anne mengurai pelukannya, dia mengusap lembut pipi Alena dan mengecup dahinya sayang. sebelum kemudian, dia menoleh ke arah Raffa yang saat ini tengah berjalan ke arah mereka.

"katakan ... Kau akan bercerai jika bayi yang Liana kandung sudah lahir kan? Bagaimana pun juga, mama ingin Alena yang menjadi menantu mama. Bukan Liana."

"tentu ma, aku sudah membuat perjanjian dengan keluarga Alena jika aku hanya menikahi Liana untuk status gadis itu. Dan aku akan segera menceraikannya setelah bayi itu lahir."

"baiklah, mama menantikan hari itu tiba, dan setelah itu kalian segera menikahlah."

Raffa mengangguk, dia segera memeluk Alena dan mengecup dahi gadis kesayangannya.

"aku mencintaimu, dan selamanya akan tetap seperti itu." bisik Raffa ..

Alena tersenyum sebelum kemudian mengangguk, Alena bahkan semakin mengeratkan pelukannya pada Raffa dan berharap jika Raffa tidak akan meninggalkannya untuk saat ini.