Lala, Si OB Lugu

Karena tidak mungkin ribut di rumah Rizal, malam itu juga Ethan memaksa membawa Lala pulang ke apartemen. Terlebih supaya Ethan bebas melakukan apapun terhadap gadisnya.

"Lepas Tuan Ethan!" sekuat tenaga Lala berontak dari kungkungan pria yang sedang diselimuti api amarah. Bukan tanpa sebab, dikarena sejak tadi Lala meminta putus darinya.

"Lala bukan Luara yang bisa ditiduri dengan mudah." Ucapnya lagi tepat saat wajah mereka saling berhadapan dengan jarak yang sangat dekat.

Ethan bisa melihat sorot mata Lala terluka dengan masa lalunya yang pernah sampai melampaui batas saat bersama Laura.

Lala segera bangkit saat tubuh Tuan nya tidak lagi menghimpit tubuhnya. Lala merapikan pakaian dan rambutnya yang berantakan karena ulah Tuan nya.

Ethan duduk di tepi tempat tidur, berulang kali mengusap wajahnya kasar lalu menatap Lala dengan sangat intens. Sungguh dia tidak ingin berpisah dari gadis lugunya.

"Apa Laura yang memintamu putus dariku?." Tanya Ethan dengan suara rendah.

Lala terdiam, memang tidak diragukan lagi kalau Tuan nya sangat lah pintar dalam perkara tebak menebak. Padahal tidak ada sedikitpun klu yang diberikan oleh Lala

"Atau masih ada orang lain lagi yang menginginkan kita putus?."

Lagi-lagi Lala hanya diam.

Ethan bangkit berdiri kemudian berjalan mendekati Lala yang berdiri di dekat pintu. Dia pun ikut berdiri di depan Lala. Menceritakan masa lalunya bersama Laura tanpa ada yang ditutupinya lagi. Biar lah Lala tahu semuanya dan Ethan berjanji tidak akan melakukan itu pada Lala sampai mereka terikat tali pernikahan nantinya.

"Hubungan aku dan Luara sudah benar-benar berakhir. Laura meninggalkan aku begitu saja tanpa penjelasan apapun. Aku sangat patah hati karena aku sangat mencintai Laura, pada saat itu. Aku bersumpah, kalau sekarang aku hanya mencintaimu dan sangat menginginkanmu."

"Laura sudah kembali dan berharap akan bisa bahagia bersama Tuan. Kondisi Luara juga sangat memprihatinkan, apa Tuan tidak kasihan padanya?."

"Laura tidak butuh dikasihi oleh aku atau pun kamu. Yang Laura butuhkan adalah seorang dokter yang bisa menyembuhkan luka-lukanya. Bagus-bagus bisa membuat Laura berjalan lagi."

Lala menggeleng lemah, berusaha menyingkirkan keinginannya untuk tetap bersama Tuan nya. Walau ada banyak perbedaan antara mereka berdua.

"Pokoknya Lala mau kita putus!." Ucap Lala setelah tidak tahu harus mengatakan apa lagi pada Tuan nya.

Ethan menggeleng tanda tidak setuju dan tidak akan pernah setuju.

"Kalau sekali lagi kamu masih minta putus dariku, jangan salahkan aku kalau melakukan itu padamu. Hanya karena dengan cara itu aku bisa memilikimu sepenuhnya."

"Lala akan sangat membenci Tuan kalau itu sampai terjadi."

"Aku tidak peduli, Lala. Yang terpenting kamu selalu terlihat oleh kedua mata ku. Dan paling sebentar dong kamu benci sama aku nya. Karena aku sangat tahu, Lala. Kamu sangat mencintai aku juga."

"Enggak." Elak Lala sambil menggeleng.

"Ha...ha...ha..." Ethan tertawa terbahak dengan begitu nyaring. Lala nya tidak pandai berbohong untuk hal apapun. Sehingga dengan mudah Ethan bisa segera menyelesaikan masalahnya bersama Lala.

Setelah puas tertawa Ethan pun terdiam sejenak sambil menatap Lala yang mengambil sikap siaga terhadapnya. Gadis itu cukup waspada memperhatikan setiap gerakannya. Bersamaan dengan itu terdengar suara bel.

Ethan segara menghampiri dan membuka pintunya setelah tahu Sebastian yang datang membawakan pakaian untuk mereka gunakan dalam memperingati hari jadi perusahan.

Sebastian tidak sampai masuk ke dalam apartemen, sebab Ethan sudah langsung memintanya pergi. Dikarena setelah ini dia ingin melihat Lala mencoba mengenakan pakaian yang telah dipilihnya.

"Besok hari ulang tahun kantor, kamu harus mengenakan pakaian ini." Ethan menyodorkan paper bag pada Lala.

Lala yang awalnya enggan akhirnya mengambilnya juga. Mengeluarkan pakaian tersebut lalu membawanya masuk ke kamar guna mencobanya.

Lala diam mematung di depan cermin, pakaian itu ternyata sangat pas pada tubuh mungilnya. Walau agak tertutup namun tetap bisa memperlihatkan bagian dadanya yang terlihat sedikit lebih besar.

Dari balik pintu Ethan melihat Lala yang begitu cantik dalam balutan sebuah dress yang sangat sopan namun begitu elegan dan terlihat mewah.

Lala terkesiap ketika melihat Tuan nya dari pantulan cermin sedang berjalan mendekat. Tanpa Lala sadari kedua tangan Ethan membelit pinggang Lala kemudian membisikkan kata-kata pujian.

"Kamu semakin tambah cantik dengan pakaian ini."

Lala tersipu malu hingga menundukkan sedikit kepalanya. Bibir Ethan pun tidak tinggal diam, dia mendarat dengan sempurna pada leher Lala yang terekspos.

Lala memejamkan matanya, menikmati setiap gelenyar aneh yang ditimbulkan perbuatan Tuan nya.

"Jangan pernah tinggalkan aku, ingat itu baik-baik. Kamu harus percaya pada cinta dan kesetiaanku." Bisik Ethan masih dengan bibir masih menempel pada leher Lala. Gadis polos itu mengangguk mengiyakan permintaan Tuan nya. Untuk tetap berada di dekat Tuan nya apapun yang terjadi.

Malam pun telah berganti pagi...

Kantor Ethan sudah dihias cukup mewah namun kantor tetap beraktivitas seperti biasanya. Hanya saja semua pegawai tertentu yang mengenakan seragam diminta mengenakan pakaian bebas yang tetap sopan. Pada saat jam istirahat mereka akan makan dan berdoa bersama.

Tidak ingin melewatkan momen emas ini, Nadia dan Laura sudah berdandan sangat cantik dan sudah ada di lobby kantor. Laura ingin memberikan sambutan pertama pada Ethan dengan sebuket bunga cantik di tangannya. Laura sangat berharap hubungannya bersama Ethan bisa membaik dan bisa melanjutkan rencana pernikahan mereka dulu.

Senyum Laura mengembang ketika mobil Ethan sudah berhenti di depan kantor. Laura meminta Nadia untuk mendorong kursi rodanya lebih dekat lagi dengan kedatangan Ethan.

"Penampilan aku sudah cantik, Ma?." Laura merasa gugup dan rasa percaya dirinya menurun ketika melihat Elena yang berdandan sangat cantik pula dengan bunga ditanganya juga.

"Cantik sayang, Mama yakin Ethan akan terpesona dan segera kembali padamu." Nadia selalu menyemangati sang anak semata wayang.

"Iya, Ma."

Senyum Laura segera menghilang disaat melihat Ethan keluar dari mobil bersama Lala yang terlihat sangat cantik dari biasanya. Nadia mengepalkan tangannya kala tahu sudah ada wanita lain yang digandeng oleh Ethan. Nadia memperhatikan Laura yang menyeka sudut matanya. Pasti putrinya itu sangat terluka dan bersedih.

Pun dengan Elena yang meradang, Si OB Lugu itu justru yang menjadi pemenangnya diacara ulang tahun kantor. Ethan sudah benar-benar ingin memperkenalkan Lala sebagai kekasihnya.

Dengan bangganya Ethan menggandeng tangan Lala yang tampak malu-malu. Sebab ada banyak pasang mata yang menatapnya sambil tersenyum. Ethan juga menggunakan momen bagus ini untuk memberikan posisi istimewa terhadap Lala.

"Ma, kita pulang saja" Luara memeluk erat sang Mama yang berdiri disampingnya.

"Tidak Luara, wanita itu harus pergi dan kamu yang layak berada di samping Ethan."

Bersambung

Terima kasih untuk dukungannya 🙏🙏😘😘