NovelToon NovelToon
The Promise

The Promise

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:50.2k
Nilai: 5
Nama Author: NonAden119

Demi memenuhi janjinya pada sahabatnya, King Cayden Haqqi, seorang mantan anggota marinir yang selamat dari ledakan bom di tempatnya bertugas, pergi mencari keberadaan seseorang yang sangat berarti dalam hidup sahabatnya itu. Berbekal sebuah foto usang di tangan, ia harus segera menemukan wanita dalam foto itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NonAden119, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23. Sesal

Mika tak bisa menolak lagi ketika King tiba-tiba sudah mengangkat tubuhnya dan membawanya melangkah menuruni anak tangga klinik dokter James, hendak pergi menyeberang jalan menuju mobilnya. Hari ini sudah lebih dari tiga kali lelaki itu menggendongnya dan Mika hanya bisa pasrah, tak lagi berontak. Ia sudah mencoba berjalan sendiri tadi. Tapi semakin dipaksa melangkah, kakinya semakin terasa sakit.

King melangkah cepat, mengetatkan pelukannya di tubuh Mika. Membuat wanita itu mengerutkan bahunya dan menekan lengan di dada. King tahu Mika kesulitan bergerak. Tapi menurutnya itu lebih baik. Sungguh kali ini, ia tak akan membiarkan lagi wanita itu berjalan sendiri tanpa dirinya.

“Ehk!” Mika coba menggerakkan tubuhnya, tapi King justru semakin merapatkan tubuhnya ke dada lelaki itu. Hawa panas menjalar ke seluruh tubuhnya merasakan bagaimana tubuh mereka begitu dekat dan tak berjarak. Bahkan embusan hangat napas King menyentuh keningnya, membuat Mika harus menahan napas dengan jantung berdebar kencang.

Lewat ekor matanya, King melirik wanita yang berada dalam dekapannya itu. Ia mengembuskan napas lega melihat Mika diam saja dan sudah lebih tenang. Bibirnya mengulas senyum tipis, saat ia mengayun tubuh Mika untuk membenarkan posisinya dan tangan wanita itu langsung terulur dan melingkar di lehernya.

Mika melihat jalanan di depannya dan menyadari banyak pasang mata yang kembali menatap ke arah mereka sambil tersenyum, membuat Mika kembali berontak dan berusaha melepaskan diri dari pelukan King.

“Tuan, biarkan saja Saya berjalan sendiri tanpa harus digendong lagi seperti ini.” Kata Mika sambil menyembunyikan wajah saat seseorang yang berdiri di tepi jalan berhasil mengambil foto dirinya dan King.

King menggeram kesal, gerakan Mika membuat lengannya ngilu. Ia melotot pada lelaki yang memfoto dirinya, namun lelaki itu hanya tertawa sambil mengacungkan ponselnya dan berteriak. “Good luck, mas bro!“

King membuang napas kasar, ia menatap mata Mika yang balas menatapnya namun kemudian dengan cepat menundukkan wajahnya. “Kenapa Kau terus saja menolak bantuan yang kutawarkan padamu. Apa Kau mengira Aku akan meminta imbalan darimu? Jangan takut, Mika. Aku bukan orang yang seperti itu.” Ucap King penuh penekanan.

Bibir Mika mengatup rapat, ia mengesah pelan. Bukan seperti itu, ia punya alasan sendiri dan tak mungkin mengutarakannya pada King. Ia memalingkan wajah dan tatapannya membentur dada King yang liat. Seketika wajahnya memanas, ia menarik tangannya dari leher King dan menekannya di pipi. Setelah beberapa saat ia memberanikan diri mendongak untuk menatap wajah King.

Mika melihat ekspresi wajah King yang tampak tegang. Rahangnya mengeras dan sorot matanya yang tajam menatap lurus ke depan. Menyadari hal itu membuat perasaan Mika semakin tak nyaman.

“Ak-ehm ... Saya hanya tidak ingin terus-terusan merepotkan Tuan. Tuan sudah banyak membantuku. Tuan juga sudah membawaku ke klinik dan membayar semua biaya pengobatanku.”

“Tuan lagi!” King kesal mendengar Mika memanggilnya lagi dengan sebutan Tuan, tapi hanya menyimpannya dalam hati. Ia menghentikan langkahnya, menghela napas sebelum kembali bicara lalu menunduk menatap Mika. Hanya sesaat sebelum matanya kembali mengarah ke jalanan di depannya. Ia harus memusatkan pandangan karena lalu-lalang kendaraan sore itu mulai terlihat ramai di jam pulang kantor.

“King, Kau juga harus memastikan Mika meminum obatnya sampai habis!”

Seruan dokter James terdengar jelas di telinga King saat kakinya melangkah cepat hingga tiba di seberang jalan. Ia memutar badan dan tersenyum pada dokter James sebagai jawaban.

Sambil menahan tubuh Mika dengan satu lututnya ia memutar kunci dan membuka pintu mobil. Lalu dengan perlahan dan sangat hati-hati King membantu mendudukkan Mika di kursinya kemudian memasangkan sabuk pengaman dan setelahnya menutup pintu mobil kembali. King melambaikan tangan pada dokter James sebelum masuk ke dalam mobilnya.

“Kalau Saya tidak mendengar sendiri percakapan antara Dokter dengan tuan King tadi, Saya pasti mengira nona Mika adalah kekasihnya.” Kata perawat yang masih berdiri di samping dokter James, turut menyaksikan bagaimana King dengan sigap membantu Mika masuk ke dalam mobil.

Dokter James menolehkan wajah sambil menghela napas. “Baru kali ini Aku melihat King bersikap tidak sabaran seperti itu pada seorang wanita seperti Mika. Entah apa yang sudah dilakukan wanita itu padanya, hingga ia tampak tak bisa menahan dirinya. Tak seperti biasanya, King selalu bersikap lembut dan penuh perhatian terhadap lawan jenisnya.”

“Bukan hanya tidak sabaran, Dokter. Tuan King juga terlihat begitu khawatir dan terus menggendong nona Mika saat masuk tadi, sampai Saya menegurnya untuk mengisi data terlebih dulu.” Ungkap perawat itu yang membuat dokter James tersenyum sambil menaikkan satu alisnya.

“Oh, ya? Sepertinya King sudah banyak berubah,” gumamnya pelan, menatap ke seberang jalan di mana mobil King bergerak maju menuju jalan raya. “Oh, ya. Kalau sudah tidak ada pasien lagi, Kau boleh pulang sekarang. Biar Aku sendiri yang akan menutup klinik nanti.”

“Siap, Dokter.”

Dokter James membiarkan perawat itu masuk terlebih dahulu dan membenahi meja kerjanya sebelum berpamitan pulang. Ia kemudian mengunci pintu lalu berjalan masuk ke dalam ruang kerjanya dan duduk di kursinya, berdiam diri beberapa saat sebelum tangannya bergerak membuka laci di bagian paling bawah dan mengeluarkan berkas tebal dari dalam sana.

Sementara itu, di dalam mobil saat dalam perjalanan pulang. King melihat Mika bergerak gelisah di kursinya dan sesekali wajahnya tampak mengernyit seperti sedang menahan sakit. Tanpa banyak bertanya King segera menepikan mobilnya ke pinggir jalan yang aman.

“Kenapa berhenti?” tanya Mika menatap bingung pada King yang melepas sabuk pengamannya dan keluar dari mobil. “Tuan?”

King berjalan memutar, membuka pintu mobil di bagian kiri. Mika sontak menggeser tubuhnya dan menyilangkan kedua tangan di depan dada melihat King membungkukkan badan ke arahnya hingga mengikis jarak di antara mereka. “A-pa yang mau Tuan lakukan?”

Wajah di depannya itu tampak menakutkan dan tatap mata King terasa aneh. Mika mencengkeram kuat lengan bajunya dan berusaha menjauh dari King. Ia menggigit bibir tanpa mengaduh, menahan nyeri di bagian kakinya yang bengkak saat tanpa sengaja ia menggeser pinggul dan merapatkan kaki tapi lututnya terantuk tuas rem cukup keras.

King mengerutkan dahi. Mengabaikan pertanyaan Mika barusan, lalu mengulurkan tangan menekan sis tersembunyii bagian kiri kursi yang diduduki Mika dan setelahnya menyuruh wanita itu menyandarkan tubuhnya.

“Kau pikir Aku akan melakukan hal buruk padamu?” King menegakkan tubuhnya. Kedua alisnya menukik tajam, tatapannya menghunjam tepat di manik mata Mika dan tak berkedip sedikit pun.

“Aku ..” Mika kehabisan kata-kata, lidahnya mendadak kelu. Ia merasa bersalah. King hanya ingin menolongnya, tak berniat buruk seperti yang sempat terlintas dalam benaknya tadi.

“Dengarkan Aku, Mika. Kau suka atau tidak padaku, Aku akan tetap melakukannya untukmu. Kau bagian dari tanggung jawabku, dan Aku sudah berjanji pada Joe untuk menjagamu. Jadi berhenti menolakku dan biarkan Aku memenuhi janjiku padanya.” Tegas King tak ingin dibantah lagi.

Ucapan King barusan telah menyadarkan Mika kalau semua yang dilakukan lelaki itu padanya adalah sebagai bentuk tanggung jawab dalam memenuhi janjinya pada Joe. Jadi jangan pernah berharap lebih tentang apa yang terjadi pada kencan mereka semalam, dalam hati Mika mengingatkan dirinya. Semua yang terjadi semalam tak ada artinya bagi King. Mika menahan rasa sakit yang membuat dadanya tiba-tiba sesak.

“Baiklah, Aku sangat paham. Maafkan atas sikapku yang kekanak-kanakan ini.” Sahutnya dengan kepala tertunduk, sudut matanya mengembun air mata. Mika memalingkan wajahnya, berharap King tak melihatnya.

King mengembuskan napas, perlahan ketegangan di wajahnya mengendur. Ia tahu Mika sedang menahan tangis, ia pun tersenyum dan bicara dengan nada yang lebih lembut.

“Sekarang sandarkan tubuhmu, dan posisikan kakimu agar dapat duduk dengan nyaman.” King memberi perintah, mengulang ucapannya tadi.

Mika mengangguk mengerti meski ia kesulitan melakukannya sebab tumitnya kembali berdenyut nyeri saat ia mengangkat kaki dan menggeser tubuhnya lagi.

“Pelan-pelan,” kata King berdiri mengawasi.

Mika meringis, menggigit bibir dan tangannya refleks menekan betisnya untuk mengurangi sakit yang ia rasakan. Tanpa dapat dicegah, air mata yang sedari tadi ditahannya mengalir turun. Dan Mika membenci dirinya saat itu karena terlihat begitu lemah dan cengeng di hadapan King, begitu mudahnya ia meneteskan air mata.

Saat Mika sibuk menghapus air matanya, King tertegun menatapnya. Suatu rasa yang sulit dijabarkan melihat wanita itu menangis di depannya. Entah mengapa ia merasa bersalah, mungkin ucapannya tadi terlalu keras dan menyinggung hati Mika hingga membuat wanita itu tak lagi mampu menahan air matanya.

Tiba-tiba saja benak King dipenuhi dengan bayangan Joe, juga pada janjinya untuk menjaga dan melindungi adik sahabatnya itu dengan sepenuh hati. Rasa sesal memenuhi dadanya, hari ini ia kembali membuat Mika menangis lagi.

☆☆☆

1
Dany atmdja
👍👍👍
Adi Nugroho
😁😁😁
Deni Rustam
lanjut thor
Anggi
lanjut kak
Yeni Nuril
🤗🤗🤗🤗
Dewi tanjung
😅😅😅
💕 yang yang 💝
😮😮😮
chaira rara
🤭🤭🤭
Hiro
👍👍👍
Brav Movie
next up
🎆 Mr.Goblin ✨
semangat
Allent
👍👍👍
Evans
😆😆😆😆
Moba Analog
lanjut up
Seo Ye Ji
sebut saja nama joe, seketika beres urusan dengan mika 🤣🤣🤣🤣🤣
Seo Ye Ji
akting maksimal king meyakinkan mika biar percaya tak ada komplain dari kekasihnya soal barang pilihannya, salut 👍
Kim Ye Jin
semangat say 😙
Kim Ye Jin
otw kerja and nginap di rumah baru, semangat 💪
❤ Kinan 💙
Hari pertama kerja di rumah king banyak perubahan terjadi di depan mata, semua perubahan merujuk pada selera dan kesukaan mika, pertanda apa ini? kebetulan atau memang direncanakan jauh jauh hari?
Rizky Ramadhan
👍👍👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!