Ini adalah kisah Nathan dan Jihan.
Kisah mereka berawal dari, Nathan yang tidak sengaja melihat Jihan berkeliaran di tepi jalan di malam hari sendirian, yang bertepatan dengan Nathan, dipaksa oleh orangtuanya untuk menikah. Tanpa berfikir panjang, Nathan langsung menculik Jihan dan memaksa gadis itu menikah dengan nya.
Hal yang paling gila yang pernah Jihan alami adalah, dimana Nathan berkata "setelah ini buatlah cucu yang banyak, untuk papa gue" shit...emang dunia selalu mempermainkan nya!!!
Akan kah pernikahan mereka berjalan dengan lancar?
Bagaimana kisah mereka selanjutnya?
Semua ketiba-tibaan akan kalian, temukan di novel ini🫣🫣
Kepo ngak? cuss kepoin:)
Btw cerita ini, konflik nya ngak terlalu berat ya...
Jadi kalian bacanya juga bisa santai.
Sambil membaca kisah mereka, bolehlah dukung author juga....iya ngak?
Aku yakin kalian bacanya nanti sambil ngik-ngik hahahah
ngak guys...karena humor setiap orang berbeda kan?
Oke buat yang baca...i love you sekebon 😙🫶🫶🫶
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Pasaribu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berubah?
Safira uring-uringan sepanjang malam. Ia tidak bisa jika harus berdiam di rumah dan tidak melihat pujaan hatinya?
"berhasil ngak ya" ucap Safira sambil mengigit jarinya.
Nita sahabat Safira, menyusulkan pada gadis itu, agar tidak masuk kerja dan meminta pada Natha , agar Safira mengantarkan berkas untuk besok pada Nathan. Safira menghela nafasnya, ia sangat tidak yakin jika rencana Nita akan berhasil kali ini.
Safira mengambil ponselnya
Ia berkali-kali ingin minta ijin pada bos nya, namun hatinya selalu berkata tidak. Padahal Nita sudah bilang padanya, supaya kerumah Nathan dan sedikit mencari tau Nathan sudah menikah atau tidak. Namun usulan Nita sangat membuat Safira tidak tenang. Ia takut minta ijin pada Nathan, padahal ia baru bekerja hampir seminggu.
"argh..... persetan!!! gue cari jalan lain, gue ngak mau cara ini" ucap Safira sangat frustasi. Ia berbaring ke kasurnya, dan memaksa matanya untuk tidur dengan segera.
Safira memeluk bantal guling nya, ia sedikit memikirkan cara agar Nathan mau welcome padanya.
Safira hanya tau jika Nathan anak pak Geri, selebihnya ia tidak tau lagi. Bahkan profil Nathan tidak terlalu diketahui nya, ia hanya tau jika Nathan seumuran nya. Kalau soal status ia sangat tidak tau, karena Nathan sangat private orang nya.
"gue jebak aja ngak ya?" ucap Safira
Safira langsung menggeleng
"nggak-nggak, apaan sih pikiran gue jadi sejahat ini, nanti gue hamil dan dia tidak tanggung jawab giman?" tanya nya sendiri saat pikiran nya berubah jadi jahat.
"ah...besok gue pikirin lagi deh, gue jadi ngawur kalau gini" monolog nya dan memperbaiki posisi tidur nya, agar segera memasuki dunia mimpi.
****
Bintik yang ada pada wajah Jihan sudah tidak kelihatan, tinggal yang di lehernya juga mulai pudar. Jihan menutupi bekasnya, dengan sedikit bedak.
"papa makan yang banyak dong, nanti sakit gimana?" tanya Jihan
"iya Jihan, papa dari tadi udah nambah lo" jelas Geri saat menantu nya itu terlalu mengkhawatirkan nya.
"papa juga ngak boleh pulang larut malam ya" ucap Jihan lagi
"iya sayang papa" ucap Geri.
Sifat Jihan benar-benar mirip dengan Tina. Ah...Jihan membuat Geri gagal move on saja!!!
"nanti Jihan bikinin bekal ya, papa harus bawa" ucap Jihan lagi
"makasih ya nak, nanti papa makan deh bekal nya" jelas Geri dengan senyum hangat nya.
Nathan bahagia Jihan berlaku baik pada ayahnya, tapi yang menjadi masalah nya Nathan cemburu!!!
"kok aku ngak..."
"iya-iya aku bikinin kamu juga, masa suami aku sendiri ngak aku buatin" potong Jihan yang tau jika Nathan akan cemburu. Biarlah....Jihan sudah tau jika Nathan harus di utamakan dulu, baru yang lain. Ia tidak bisa membayangkan jika mereka sudah punya anak nanti, pasti Nathan aka merengek setiap saat jika Jihan lebih perhatian pada anak mereka.
"makasih sayang" ucap Nathan dengan senyuman nya. Ia bangga punya istri yang baik hati seperti Jihan, didepan papa nya itu.
Geri tersenyum melihat Nathan sangat mencintai Jihan, ia jadi membayangkan andaikan Tina juga ikut menyaksikan kebahagiaan anak mereka.
Geri sudah berangkat dulu, yang jelas sudah membawa bekal buatan menantu nya itu.
"oke udah, ini tas kamu juga" ucap Jihan sambil merapikan semua pakaian dan perlengkapan Nathan.
Cup
Jihan berjinjit saat Nathan sudah menyiapkan, bentuk bibirnya ke depan.
Setelah beberapa menit mereka melakukan ritual paginya, Jihan beralih mencium pipi Nathan sedikit lama.
"udah, semangat ya cari duit nya" ucap Jihan
"iya sayang ku" ucap Nathan penuh senang.
Ah...pagi ini adalah momen yang paling jarang Nathan dapatkan. Dulu semasa sekolah, Tina lah yang mencium pipinya. Tapi sekarang...? Jihan hadir sangat tepat waktu menurut nya. Ia bersyukur papanya memaksa dia menikah kemarin-kemarin. Ia sangat bersyukur....sangat.
Sepanjang perjalanan Nathan tidak bisa menahan hatinya untuk tidak bahagia. Walau tatapan dan ekspresi tetap datar, namun hatinya tida datar sama sekali.
Nathan sangat semangat, melakukan aktivitas nya hari ini berkat istri nya itu. Kadang ia bingung, kenapa bisa ia jatuh cinta secepat ini?
"kita sudah sampai pak" ucap supir yang sudah membukakan pintu mobil, untuk Nathan.
Saking sibuknya dengan pikiran nya, Nathan bahkan tidak tau jika mereka sudah sampai di kantor nya.
Sang supir menggeleng bingung setelah Nathan berlalu. Sekretaris andalan Nathan juga langsung berjalan di samping Nathan, bak seorang pengawal.
Nathan memperbaiki letak kerah bajunya, dengan sedikit berdehem.
Ia belum sampai di ruangan nya, begitu juga dengan Safira.
"SEMUANYA.... WEEKEND INI KITA MAKAN BERSAMA, YANG JELAS SAYA YANG MEMBAYARI NYA. SEMUANYA DATANG OKE???" Teriak Nathan dengan ekspresi senangnya.
"BAIK BOSS" Ucap mereka semua dengan perasaan senang mereka. Jarang-jarang bukan, dapet traktiran dari CEO yang terkenal dingin itu?
"SATU LAGI!!! KITA PULANG CEPAT HARI INI" Tambah Nathan sambil berlalu ke ruangan nya.
"HOREEEEE" Teriak beberapa karyawan disana.
Safira sangat bingung, kenapa Nathan tiba-tiba seperti ini? Ah...Nathan sangat membingungkan perasaan nya.
Semua karyawan bersorak senang, dengan semua yang Nathan ucapkan. Mereka menyadari jika Nathan sedang bahagia sekarang, melihat ekspresi Nathan sedari tadi sangat cerah. Membuat mereka semakin semangat saja, mengingat wajah tampan bos-nya itu. Tak terkecuali kaum Adam, mereka menyukai sifat Nathan kali ini. Walau mereka tau, itu tidak akan bertahan lama!!!!
"bapak yakin, traktir orang sebanyak ini?" tanya Safira saat berada di lift bersama Nathan.
"kenapa?....lo ngak yakin?" tanya Nathan
Melihat Nathan menatap Safira sedikit lebih dekat, membuat Safira hampir gelagapan dan gugup.
"eh...ngak pak, cuman nanya doang" sahut Safira membuat Nathan mengangguk.
Disisi lain:
"lo kemarin dari mana?" tanya Kiel pada Jihan
"em ..ngak dari mana, cuman ngak enak badan doang" jelas Jihan mulai melakukan pekerjaan nya. Jihan memilih untuk bekerja kembali, setelah mengabari bos mereka dan Jihan diijinkan kembali bekerja.
"sekarang?" tanya Kiel
"udah sehat" ucap Jihan singkat.
Kiel mengangguk paham, ia diam beberapa saat karena kehilangan topik dengan Jihan.
"padahal dulu lo gencor dan rewel banget, kok sekarang pendiam gini?" tanya Kiel
"biasa lah, makin dewasa makin pintar ngirit suara" ucap Jihan ngawur
"ngak nyambung " ucap Kiel membuat Jihan tertawa pelan.
Kiel memperhatikan wajah Jihan, saat tertawa mata Jihan nyaris tidak kelihatan membuat wanita itu tambah cantik saja.
"sampai kapan lo mandangin gue?" tanya Jihan tanpa menghentikan kegiatan nya.
Kiel gelagapan karena kedapatan, mencuri pandang pada Jihan.
"perasaan lo" ucap Kiel menormalkan ekspresi nya.
Ia juga kembali melanjutkan kegiatan nya.
Jihan hanya mengangguk seolah tidak peduli.
Bersambung....
Tinggalin jejaknya ya say<3
...----------------...
siap-siap elang di pecat
sukses selalu 🥰